Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

S.K. Trimurti

Perempuan Di Masa Revolusi

1 Pembaca
Rp 27.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 81.000 13%
Rp 23.400 /orang
Rp 70.200

5 Pembaca
Rp 135.000 20%
Rp 21.600 /orang
Rp 108.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"Dibesarkan dalam keluarga yang menghendakinya untuk mempertahankan kedudukannya sebagai keluarga priyayi Jawa, Trimurti menjelma menjadi salah satu sosok pejuang perempuan yang sebenarnya. Mengawali karir sebagai guru Sekolah Rakyat (Volkschool), Trimurti kemudian masuk ke Partindo. Di Partindo ini, ia merintis jalan perjuangan politik dan kewartawanan.

Banyak pengorbanan dijalani demi pilihan hidup dan idealisme yang diusungnya itu. Karena aktivitas politik serta tulisannya yang tajam, Pemerintah Hindia Belanda memasukkan Trimurti di Penjara Bulu, Semarang. Ia menjalani kehidupan di penjara bersama bayinya yang baru lahir. Suaminya, Sayuti Melik, mengalami perlakukan yang sama, setelah dibuang di Digul, Irian, juga harus masuk penjara karena tuduhan yang sama.

Saat di Partindo, Trimurti menjadi kader kepercayaan Bung Karno. Ketika Indonesia Merdeka, Trimurti turut andil dalam mempertahankan kemerdekaan. Trimurti tercatat dua kali mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai menteri pada kabinet pertama yang didirikan. Ia adalah menteri pertama perempuan di Republik Indonesia."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Agus Salim
Editor: Sugimin

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503452
Terbit: Februari 2016 , 82 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

"Dibesarkan dalam keluarga yang menghendakinya untuk mempertahankan kedudukannya sebagai keluarga priyayi Jawa, Trimurti menjelma menjadi salah satu sosok pejuang perempuan yang sebenarnya. Mengawali karir sebagai guru Sekolah Rakyat (Volkschool), Trimurti kemudian masuk ke Partindo. Di Partindo ini, ia merintis jalan perjuangan politik dan kewartawanan.

Banyak pengorbanan dijalani demi pilihan hidup dan idealisme yang diusungnya itu. Karena aktivitas politik serta tulisannya yang tajam, Pemerintah Hindia Belanda memasukkan Trimurti di Penjara Bulu, Semarang. Ia menjalani kehidupan di penjara bersama bayinya yang baru lahir. Suaminya, Sayuti Melik, mengalami perlakukan yang sama, setelah dibuang di Digul, Irian, juga harus masuk penjara karena tuduhan yang sama.

Saat di Partindo, Trimurti menjadi kader kepercayaan Bung Karno. Ketika Indonesia Merdeka, Trimurti turut andil dalam mempertahankan kemerdekaan. Trimurti tercatat dua kali mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai menteri pada kabinet pertama yang didirikan. Ia adalah menteri pertama perempuan di Republik Indonesia."

Pendahuluan / Prolog

Keluarga Dan Masa Kecil
Boyolali, Sabtu Kliwon tanggal 11 Mei 1912, sebuah keluarga bersahaja yang dikenal sebagai keluarga Mangunsuromo, pada hari itu mendapatkan anugerah dengan lahirnya seorang jabang bayi berjenis kelamin perempuan. Setelah menjalani berbagai ritual pengurusan bayi menurut adat Jawa, oleh orang tuanya bayi perempuan itu kemudian diberi nama: Surastri Karma Trimurti.

Ketika bayi perempuan tersebut baru lahir, ayahnya, Mangunsuromo, masih menjabat pekerjaan sebagai Carik atau juru tulis. Ternya kelahiran bayi perempuan itu kemudian membawa berkah bagi keluarga Mangusuromo. Seiring dengan perjalanan waktu, karir Mangunsuromo pun perlahan namun pasti meningkat. Setelah melalui beberapa proses dan jenjang, beberapa tahun kemudian Mangusaromo berhasil mencapai jabatan sebagai Camat. Keberhasilan ini dirasakan semakin lengkap ketika salah seorang anak laki-laki Mangusuromo (kakak Surastri Karma Trimurti) juga berhasil menduduki jabatan sebagai wedana tidak lama kemudian.

Pencapaian kedudukan seperti ini jelas dipandang sebagai sebuah keberhasilan yang besar. Selain mendapatkan jaminan kesejahteraan hidup, keluarga ini juga berhasil mengangkat derajad mereka dalam sistem sosial masyarakat Jawa yang berlaku pada saat itu. Kini keluarga Mangunsaromo adalah masuk dalam kelompok keluarga bangsawan atau priyayi.

Daftar Isi

Sampul
Seri biografi tokoh
Tentang penulis
Daftar isi
Keluarga dan masa kecil
Masa Pendidikan
     Masa sekolah guru putri
     Menjadi Guru
Memasuki dunia politik dan jurnalistik
     Masuk Partindo
     Nama Trimurti dan dipenjara
     Melanjutkan perjuangan
Masa penduduk Jepang
     Menjalani penyiksaan dan penahanan
     Bekerja di putera dan Jawa Hookokai
Pergolakan dan perpecahan
     Pergolakan di Jawa Tengah
     Menjadi Mentri
     Terimbas "peristiwa Madiun"
     Turut bergerilya
Masa demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin
     Menolak jabatan Menteri
     Mengabdi di luar kekuasaan