Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Beternak Ayam Petelur

1 Pembaca
Rp 44.000 15%
Rp 37.400

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 112.200 13%
Rp 32.413 /orang
Rp 97.240

5 Pembaca
Rp 187.000 20%
Rp 29.920 /orang
Rp 149.600

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"Telur ayam kini sudah menjadi kebutuhan utama bagi sebagian besar keluarga di Indonesia. Dalam banyak menu masakan, dan terutama penganan, telur ayam seringkali menjadi bahan utama. Telur ayam dihasilkan oleh ayam ras khusus petelur. Tidak seperti ayam kampung, pemeliharaan ayam jenis ini ternyata tidaklah gampang. Untuk menghasilkan produksi telur yang maksimal, diperlukan pemeliharaan yang telaten. Bukan hanya soal pemberian pakan yang baik, tapi ketelatenan diperlukan sejak penyiapan kandang hingga penanganan pascapanen."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Drh.Yonathan Rahardjo
Editor: Ika Fibrianti

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023502288
Terbit: Mei 2016 , 136 Halaman










Ikhtisar

"Telur ayam kini sudah menjadi kebutuhan utama bagi sebagian besar keluarga di Indonesia. Dalam banyak menu masakan, dan terutama penganan, telur ayam seringkali menjadi bahan utama. Telur ayam dihasilkan oleh ayam ras khusus petelur. Tidak seperti ayam kampung, pemeliharaan ayam jenis ini ternyata tidaklah gampang. Untuk menghasilkan produksi telur yang maksimal, diperlukan pemeliharaan yang telaten. Bukan hanya soal pemberian pakan yang baik, tapi ketelatenan diperlukan sejak penyiapan kandang hingga penanganan pascapanen."

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Saat ini, telur ayam sudah menjadi kebutuhan pokok. Telur ayam dibutuhkan oleh keluarga-keluarga di Indonesia, baik sebagai lauk dalam menu makan maupun untuk pembuatan kue. Bahkan ada sebagian keluarga yang selalu menyimpan persediaan telur di dapur, karena bisa dijadikan lauk yang praktis dan mudah dibuat, seperti digoreng mata sapi, digoreng dadar, atau direbus. Karena itu, kebutuhan masyarakat terhadap telur ayam terus meningkat.

Telur yang banyak terdapat di pasar dan biasa dikonsumsi masyarakat adalah yang berasal dari peternakan ayam petelur. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam jenis ini berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak.

Memasuki awal tahun 1900-an, ayam liar akrab dengan pola kehidupan masyarakat di pedesaan. Kemudian pada periode 1940-an, mulai dikenal ayam lain selain ayam liar itu, yang kala itu dikenal dengan sebutan ayam Belanda. Selanjutnya, ayam liar yang dipelihara oleh masyarakat di pedesaan disebut ayam kampung, yang kemudian disebut ayam lokal, sementara ayam Belanda disebut dengan ayam luar negeri, yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri atas ayam ras.

Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Ayam petelur yang pertama kali masuk ke Indonesia dan mulai diternakan adalah ayam ras petelur jenis white leghorn yang kurus dan umumnya dijual ke pasar setelah habis masa produksinya.

Awalnya orang bersikap antipati terhadap daging ayam ras petelur hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang khusus pedaging, sementara ayam petelur atau dwiguna mulai menjamur pula. Dari sinilah orang mulai sadar bahwa ayam ras adalah petelur handal dan pedaging yang enak. Maka kemudian terjadi persaingan yang sengit antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung.

Dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat, maka kebutuhan akan telur ayam khususnya telur ayam ras atau ayam negeri semakin meningkat. Tentu ini merupakan peluang yang besar dan tantangan yang prospektif bagi petani peternak di Indonesia.

Untuk membantu masyarakat dalam menerapkan teknik peternakan ayam petelur—terutama petani peternak, baik yang akan memulai maupun yang sedang menjalankan maka buku ini membahas seluk-beluk peternakan ayam petelur. Pembahasannya dimulai dari persiapan kandang, pemberian pakan, penanggulangan penyakit, hingga pemanenan dan penanganan pascapanen. Dengan demikian, petani peternak ayam petelur dapat mempraktikkan pemeliharaan yang efisien dan mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Buku ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat, khususnya petani peternak, siswa sekolah kejuruan jurusan peternakan, mahasiswa fakultas pertanian, dan pemerhati peternakan. Semoga bermanfaat.

Daftar Isi

Sampul
Kata pengantar
Daftar isi
Bagian 1: Ayam dan telur
     Sejarah si gallus, ayam petelur
     Mengamati telur ayam
     Penetasan telur ayam
     Struktur tubuh ayam
Bagian 2: Tips memelihara ayam petelur
     Memilih ras ayam petelur
     Kandang dan fase pemeliharaan
     Mempersiapkan kandang
     Pemberian antistres dan antioksidan masa pengindukan
     Perlunya keseragaman  pertumbuhan ayam
     Aktivitas rutin dalam pemeliharaan ayam
     Penyusunan ransum pakan ayam petelur
     Vaksinasi dan biosecurity dalam program menyeluruh
     Siklus produksi dan permasalahannya
     Waspadai kondisi apa pun
     Bisnis perunggasan di sentra peternakan ayam petelur
     Produksi telur ayam kampung di sisi ayam ras
Bagian 3: Titik kritis pemeliharaan ayam petelur
     Perlunya disiplin program pemeliharaan
     Manajemen komprehensif
     Masuknya telur cacing di awal pemeliharaan
Bagian 4: Penurunan produksi telur
     Bentuk-bentuk gangguan produksi telur
     Kenali penyebab turunnya produksi telur
     Penyebab utama turunnya produksi telur
     Pernapasan, oviduk dan atau ovarium?
     Faktor pendukung turunnya produksi telur
     Empat kasus nyata penurunan produksi telur
Bagian 5: Ubah penurunan menjadi peningkatan produksi telur
     Mengatasi faktor langsung dan tidak langsung
     Cara menanggulangi turunnya produksi ayam
     Mengatasi faktor infeksius
     Mengatasi agen imunosupresi pengganggu produksi
     Mengatasi mikotoksikosis
     Mengatasi cacingan
     Mengatasi faktor non infeksius
     Vaksin dan revaksinasi
     Kasus nyata: Mencegah dan mengobati
Daftar pustaka
Indeks
Glosarium
Tentang penulis