Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

NU, Perempuan, Indonesia

Sudut Pandang Islam Tradisional

1 Pembaca
Rp 49.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 147.000 13%
Rp 42.467 /orang
Rp 127.400

5 Pembaca
Rp 245.000 20%
Rp 39.200 /orang
Rp 196.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Melalui buku ini, Khofifah menjelaskan tentang pentingnya sebuah kepedulian terhadap masalah kebangsaan. Spirit Islam yang mengusung nilai-nilai luhur kemanusiaan oleh Khofifah ditarik sebagai ide pergerakan di setiap aktivitas baik aktivitas sosial maupun politik. Adapun Nahdlatul Ulama sebagai organisasi tempatnya bernaung, merasa penting dijadikan sarana untuk perwujudlan nilai-nilai Islam. Semua arah tuju dan kepentingan itu oleh Khofifah ditarik untuk maslahat umat, atau kepentingan bersama warga bangsa Indonesia.

Dengan mengangkat persoalan-persoalan berdasarkan data dan fakta, buku ini setidaknya sangat baik sebagai salah satu cara menghadapi masalah politik. Khofifah senang bicara fakta dan senang memberikan jalan penyelesaian dengan caranya yang cerdas. Dengan terlibat intim membaca buku ini, kita akan memperoleh beberapa kekayaan intelektual sebagai cara mengatasi persoalan kebangsaan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Khofifah Indar Parawansa
Editor: Riadi Ngasiran / Endang Wahyuni

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023502448
Terbit: Juni 2015 , 260 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Melalui buku ini, Khofifah menjelaskan tentang pentingnya sebuah kepedulian terhadap masalah kebangsaan. Spirit Islam yang mengusung nilai-nilai luhur kemanusiaan oleh Khofifah ditarik sebagai ide pergerakan di setiap aktivitas baik aktivitas sosial maupun politik. Adapun Nahdlatul Ulama sebagai organisasi tempatnya bernaung, merasa penting dijadikan sarana untuk perwujudlan nilai-nilai Islam. Semua arah tuju dan kepentingan itu oleh Khofifah ditarik untuk maslahat umat, atau kepentingan bersama warga bangsa Indonesia.

Dengan mengangkat persoalan-persoalan berdasarkan data dan fakta, buku ini setidaknya sangat baik sebagai salah satu cara menghadapi masalah politik. Khofifah senang bicara fakta dan senang memberikan jalan penyelesaian dengan caranya yang cerdas. Dengan terlibat intim membaca buku ini, kita akan memperoleh beberapa kekayaan intelektual sebagai cara mengatasi persoalan kebangsaan.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penerbit
Salah satu kelemahan bangsa ini ialah karena banyak pemimpin yang tidak memiliki gairah untuk menuangkan pemikiran. Padahal masyarakat kita sejatinya membutuhkan banyak pemikiran yang lahir dari para pemimpin; tentu dengan ide-ide cermerlang dan benar-benar memberikan solusi.

Kemampuan berpikir pemimpin tidak saja membuat dirinya mendapatkan kepercayaan di masyarakat, melainkan juga sebagai cara berbagi pengetahuan sekaligus sebagai pertanggungjawaban intelektual.

Hadirnya ide-ide Khofifah Indar Parawansa melalui buku ini, terang perlu disimak. Tiga tema besar, yaitu “Islam, NU (Nahdlatul Ulama), dan Keindonesiaan”, merupakan tiga rangkaian persoalan yang amat penting ditelaah saat ini. Sebab kita tahu, dalam ruang publik politik, antara Islam, NU dan negara Indonesia merupakan senyawa yang telah menyatu dan senantiasa bergerak dinamis dalam situasi apa pun. Ketiganya menjadi persoalan yang selalu menarik dikaji. Dan melalui buku ini, seorang tokoh perempuan terkemuka di negeri ini mampu menghadirkan karya yang baik sebagai sumber pencerahan dalam urusan politik.

Khofifah merupakan salah satu tokoh perempuan yang langka di negeri ini. Ia tampil ke depan sebagai tokoh publik bukan karena karena diuntungkan oleh momentum politik lantas melejit. Ia bukan pula sosok narsistis yang demam panggung karena kebetulan mendapat ruang karena kosongnya kepemimpinan perempuan.

Khofifah Indar Parawansa adalah sosok pemimpin yang lahir dari proses, dan matang oleh pengalaman. Dari aktivitis organisasi sosial sampai akhirnya pernah menjabat Menteri Pemberdayaan Perempuan di era pemerintahan K.H. Abudurahman Wahid, Anggota DPR, dan sekian banyak profesi yang dilakoninya telah menjadikan dirinya memiliki karakter yang khas.

Salah satu karakter yang khas adalah tentang minat dan kepeduliannya terhadap ilmu pengetahuan sebagaimana yang akan kita temukan dalam buku ini. Salah satu karakter Khofifah ialah rajin menggali ilmu. Selain rajin menyerap bacaan, ia pun menyempatkan diri memproduksi bacaan. Ia merasa perlu berbagi. Ia merasa perlu menegaskan bahwa prinsip politiknya harus diketahui oleh publik.

Melalui buku ini, Khofifah menjelaskan tentang pentingnya sebuah kepedulian terhadap masalah kebangsaan. Spirit Islam yang mengusung nilai-nilai luhur kemanusiaan oleh Khofifah ditarik sebagai ide pergerakan di setiap aktivitas baik aktivitas sosial maupun politik. Adapun Nahdlatul Ulama sebagai organisasi tempatnya bernaung, merasa penting dijadikan sarana untuk perwujudlan nilai-nilai Islam. Semua arah tuju dan kepentingan itu oleh Khofifah ditarik untuk maslahat umat, atau kepentingan bersama warga bangsa Indonesia.

Dengan mengangkat persoalan-persoalan berdasarkan data dan fakta, buku ini setidaknya sangat baik sebagai salah satu cara menghadapi masalah politik. Khofifah senang bicara fakta dan senang memberikan jalan penyelesaian dengan caranya yang cerdas.

Dengan terlibat intim membaca buku ini, kita akan memperoleh beberapa kekayaan intelektual sebagai cara mengatasi persoalan kebangsaan. Moga-moga setelah membaca buku ini, kita semua tercerahkan.

Faiz Manshur

Daftar Isi

Sampul
Kata mereka
Terobosan Khofifah: Pengantar Penerbit
Daftar Isi
Bagian I: Islam NU Keindonesiaan
     1. Agama, Toleransi, dan Komunikasi
     2. NU, Peran dan Eksistensi
     3. Erosi Nasionalisme
     4. Memaknai Ruang Dinamis NU
     5. Kualitas Kader, Menyemai Harapan
     6. Solusi Ruhaniah
     7. Pesan Damai Keindahan Islam
     8. Mendaratkan Pemikiran Gus Dur
     9. Mengendarai Demokrasi dan HAM
     10. Islam Bukan Agama Teror
     11. Master Plan NU
     12. Kesenjangan NU
     13. K.H. Hasyim Muzadi dan Nilai Pendidikan Global
     14. Restorasi Kebangsaan
     15. Gus Dur, Sebuah Kenangan
     16. NU, Pantulan Historis yang Terabaikan
     17. Spirit Komite Hijaz
     18. Membaca Kembali Qanun Asasi NU
     19. Hak-Hak Kerahmatan MuslimNonmuslim
     20. Peran Civil Society dan Intensitas Dialog
     21. Resolusi Jihad dalam Konteks Kekinian
     22. Heroisme dan Keikhlasan
     23. Keharmonisan Beragama
     24. Varian Dakwah
     25. Mempersiapkan Perubahan
     26. Sederhana Cinta Indonesia
     27. NU: Miniatur Indonesia
Bagian II: Muslimat NU, & problem keumatan
     1. Cerita Palestina
     2. Optimalisasi Potensi Muslimat
     3. Dari Bordir Tasik Ke Perdamaian Dunia
     4. Membangun kepercayaan diri
     5. Memahami Perubahan
     6. Perempuan dan Life Skill
     7. Muslimat dan Solusi Kebangsaan
     8. Iqra’,Keberaksaraan Muslimat
     9. Pesantren, Perempuan,Tantang
     10. Muslimat dan Pembelajaran Demokrasi
     11. Sedekah Senyum
     12. Mendorong ke Arah Perubahan
     13. Pemilih yang Bertanggungjawab
     14. Soliditas Menuju Pengabdian
     15. Berjuang dengan Memberi
     16. Tawakal, Mewujudkan Pribadi Visioner
     17. Realita Perjuangan
     18. Revisi,Hindari Konflik
     19. Kualitas SDM
     20. Replikasi Keberhasilan
     21. Lily Zakiyah Munir,Bu Nyai Internasional
     22. Pancasila dan Rasa Keadilan
     23. Potensi Zakat dan Penganekaragaman Profesi
     24. Gerak Moderat Perempuan
     25. Menjaga Karakter Bangsa
     26. Langkah Perjuangan
     27. Menjaga Nilai Budaya
     28. Berperan atau Menjadi Penggembira?
     29. Kondisi Perempuan yang Memprihatinkan
     30. Cinta dan Kepercayaan Keluarga
Tentang Penulis & Penyunting