Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani

Sang Perwira Di Tengah Badai Revolusi

1 Pembaca
Rp 27.000 15%
Rp 22.950

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 68.850 13%
Rp 19.890 /orang
Rp 59.670

5 Pembaca
Rp 114.750 20%
Rp 18.360 /orang
Rp 91.800

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Mengawali karir militer di Milisi Hindia Belanda guna menghadapi serbuan Jepang menjelang pecahnya Perang Asia Timur Raya. Karir militernya berlanjut pada masa pendudukan Jepang. Dengan jabatannya sebagai komandan brigade, Ahmad Yani terlibat dalam beberapa pertempuran di Magelang dan beberapa daerah lainnya di wilayah Karesidenan Kedu semasa Perang Kemerdekaan tahun 1945-1949. Karirnya terus melaju dengan keberhasil­annya menumpas gerakan separatis AUI dan DI/TII di Jawa Tengah.

Setelah selesai menjalani pendidikan militer­nya di Amerika Serikat, Ahmad Yani menorehkan tinta emas dalam keberhasilannya memimpin Operasi 17 Agustus sebagai tindakan untuk mema­damkan pemberontakan PRRI di Sumatera Barat. Puncak karir militernya adalah ketika diangkat menjadi KSAD (kemudian Men/Pangad) tahun1962. Letjen Ahmad Yani adalah pejabat KSAD kelima sepanjang sejarah Angkatan Darat Republik Indonesia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Agus Salim
Editor: Sugimin

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503391
Terbit: Februari 2016 , 76 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Mengawali karir militer di Milisi Hindia Belanda guna menghadapi serbuan Jepang menjelang pecahnya Perang Asia Timur Raya. Karir militernya berlanjut pada masa pendudukan Jepang. Dengan jabatannya sebagai komandan brigade, Ahmad Yani terlibat dalam beberapa pertempuran di Magelang dan beberapa daerah lainnya di wilayah Karesidenan Kedu semasa Perang Kemerdekaan tahun 1945-1949. Karirnya terus melaju dengan keberhasil­annya menumpas gerakan separatis AUI dan DI/TII di Jawa Tengah.

Setelah selesai menjalani pendidikan militer­nya di Amerika Serikat, Ahmad Yani menorehkan tinta emas dalam keberhasilannya memimpin Operasi 17 Agustus sebagai tindakan untuk mema­damkan pemberontakan PRRI di Sumatera Barat. Puncak karir militernya adalah ketika diangkat menjadi KSAD (kemudian Men/Pangad) tahun1962. Letjen Ahmad Yani adalah pejabat KSAD kelima sepanjang sejarah Angkatan Darat Republik Indonesia.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Desa Jenar, adalah nama salah satu desa kecil yang berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Di desa itu ada sepasang keluarga yang sederhana yakni Sardjo bin Suhardjo dan istrinya, Murtini. Setelah sekian lama berumah tangga pasangan ini melahirkan bayi laki-laki sehat pada tanggal 19 Juni 1922.

Pasangan keluarga ini tentu sangat berbahagia dan bersyukur dengan kelahiran bayi tersebut. Selain berkelamin laki-laki, bayi itu merupakan anak pertama yang hadir dalam rumah mereka. Pasangan suami istri itu kemudian memberi nama pada anak laki-laki itu: Ahmad Yani.

Setelah Ahmad Yani, pasangan Sardjo dan Murtini kemudian dikaruniai dua anak perempuan yang masing-masing diberi nama Asmi dan Asina. Dengan demikian dari ketiga anak pasangan Sardjo dan Murtini itu, Ah mad Yani merupakan anak laki-laki satu-satunya.

Ahmad Yani dan kedua adik pe rem puan nya itu kemu dian dira wat dan didik oleh kedua orang tuanya dalam suasa na kese derhanaan dan kesahajaan sebagai mana layaknya kebanya kan anak desa lainnya.

Daftar Isi

Sampul                                                    
Tentang Penulis
Daftar Isi                                                        
Masa Kecil                                  
Memasuki Jenjang Pendidikan                                        
Memasuki Dunia Militer
Bertemput untuk Kemerdekaan
Pengabdian Sebagai Perwira
Promosi Jabatan dan Pembebasan Irian Barat
Menggantikan Jenderal Nasution
Berhadapan dengan PKI dan isu dewan jenderal
Gugur sebagai kusuma bangsa