Hari Raya Natal adalah salah satu perayaan besar bagi kaum Nasrani di dunia maupun di Indonesia. Seperti di negara-negara lainnya, Natal dirayakan bersama keluarga dan kerabat serta sahabat. Tradisi saling mengunjungi juga dilakukan untuk saling menjaga tali silaturahmi antar kerabat maupun tetangga. Begitu pula dengan kebiasaan saling mengirimkan makanan atau kuekue untuk orang-orang tercinta.
Lewat makanan, tegur sapa antar tetangga akan terjalin dengan manis. Mencerminkan rasa berbagi kasih dengan lingkungan sekitar dengan cara yang sederhana. Tak hanya dilakukan di Indonesia, kebiasaan saling bertukar makanan dilakukan oleh banyak penganut agama Kristiani di berbagai negara. Biasanya yang dijadikan hantaran adalah kreasi sendiri berupa aneka cookies, ginger bread, atau fruit cake.
Dikemas dengan sederhana namun memberikan sentuhan kehangatan. Tradisi bertukaran atau mengirimkan makanan sebagian masih dijalankan. Kebanggaan memberikan hasil karya buatan homemade akan lebih menyentuh kepada penerimanya maupun dari yang memberikan.
Lewat hasil karya tangan sendiri akan lebih memperoleh perhatian dan tentu saja (biasanya) produk yang dibuat lebih enak karena dari pemilihan resep, bahan-bahan, hingga membuatnya dikerjakan dengan sepenuh hati. Sayangnya dengan meningkatnya kesibukan membuat tradisi saling bertukar hantaran menjadi bergeser.
Saat ini bukan lagi memamerkan kemampuan menciptakan hidangan atau sekadar membuat cookies, tapi dapat digantikan dengan membeli berbagai kudapan atau hidangan khas Natal untuk diberikan kepada kerabat atau tetangga dekat.
Bagi pelaku bisnis makanan maupun bakery, ini merupakan peluang besar untuk memperoleh keuntungan menjelang masa Natal hingga Tahun baru. Kejelian sebagai pengusaha diuji dalam masa tersebut. Saat ini pembeli sudah semakin cerdas, berusaha memilih produk-produk menarik untuk dijadikan bingkisan natal.
