Tampilkan di aplikasi

Melukis Ternate di selmbar batik Tubo

Majalah Peluang - Edisi 93
27 Maret 2018

Majalah Peluang - Edisi 93

Batik Tubo

Peluang
Putus kuliah, mencoba berbagai usaha mulai dari ternak kambing, ayam, jualan gordyn keliling, keramik hingga jualan sate, mengasah mental Kustalani Syakir untuk menjadi wirausaha tahan banting. Peruntungannya justru singgah di bisnis kain batik berbasis nuansa lokal, Tubo.

MINGGU, 19 Desember 2010 menjadi hari paling berkesan bagi Kustalani Syakur. Setelah tiga hari mengikuti pameran Bank Indonesia Expo yang digelar di Jatiland Mal Ternate, akhirnya ada juga pengunjung yang mau membeli barang dagangannya, Batik Tubo. Kendati hanya terjual selembar kain batik, namun bagi Kustalani peristiwa itu menadai langkah besarnya untuk siap menapak bisnis baru.

Nama Batik Tubo di Ternate, Maluku Utara kala itu masih asing ditelinga. Apalagi jika mendengar nama batik, ingatan kita lalu melayang ke wilayah Jawa. Namun sejatinya batik adalah identitas yang diwariskan oleh para leluhur negeri ini dan tersebar di berbagai kepulauan di tanah air.

Maka selain, batik Jawa yang sudah lebih dulu kondang, kita juga mengenal batik Jambi, Lampung, Banten, Cirebon, hingga batik Bali dan Kalimantan. Belajar dari warisan sejarah itulah Kustalani merasa terpanggil untuk mengenalkan Maluku Utara di atas selembar kain batik yang dia beri nama Tubo.

Pemberian nama Batik Tubo merujuk pada sejarah terbentuknya kota ternate yang dulunya disebut Pulau Gapi. Pulau yang sudah ramai sejak abad ke 13 ini dihuni oleh masyarakat yang berasal dari empat kampung, salah satunya adalah Tubo, yang mendiami kawasan puncak atau lereng sebelah utara pulau ternate.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI