Tampilkan di aplikasi

Kilamba, kota 'hantu' di Angola

Majalah Peluang - Edisi 93
27 Maret 2018

Majalah Peluang - Edisi 93

Kota ‘hantu’

Peluang
Fenomena kota ‘hantu’ yang banyak tersebar di Cina, Irlandia dan Spanyol kini mulai merambah ke Angola. Hanya dihuni segelintir manusia, meski tersedia fasilitas perkotaan yang lengkap. SEPERTI Emaar di Arab Saudi, Kota Kilamba di Angola pun dibagun dari nol. Nama lengkapnya Nova Cidade de Kilamba. Berdiri di atas area seluas 5.000 hektare. Dirancang untuk menampung 500.000 orang.

Kota yang terletak 30 km dari ibukota Luanda ini dibangun dan dibiayai full oleh korporasi Cina, China International Trust and Investment Corporation (CITIC). Dewasa ini, di Kilamba sudah berdiri 750 unit apartemen berlantai delapan, puluhan sekolah, 100 unit toko, stadion dan infrastruktur standar perkotaan lainnya. Selama tiga tahun CITIC berkutat di sana, mereka menghabiskan biaya US$3,5 miliar atau setara Rp45 triliun.

Denga cara bagaimana Angola membayarnya? Bukan pakai dana cash, melainkan barter dengan minyak mentah kepada Beijing. Tak syak lagi, Kilamba merupakan megaproyek terbesar Cina di Afrika. Semacam primadona dari sejumlah proyek yang pembangunannya dimonopoli korporasi Cina berupa kota- kota satelit di sekitar Luanda.

Hanya saja, tak terlalu jelas bagaimana feasibility kota itu dirumuskan. Lebih tak jelas lagi jika dikonfirmasikan dengan daya beli masyarakat ibukota Angola yang populasinya 5,2 juta jiwa.

Apa pun realitasnya, tayangan pencitraan disuguhkan sedemikian elok. Dalam iklan dipertontonkan keluarga-keluarga Angola yang berbahagia. Mereka menikmati gaya hidup baru yang jauh dari debu dan hiruk pikuk Luanda yang dijejali jutaan orang dan menghuni sejumlah permukiman kumuh.

Persis iklan (rencana) Kota Meikarta di Jawa Barat/lingkar luar selatan Jakarta, atau pulau-pulau reklamasi di Teluk Jakarta yang mereka jajakan di Hong Kong dan kota-kota besar Cina.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI