Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Saat Kekayaan Serupa Bintang

(Studi Etnografis pada Istana Dalam Loka)

1 Pembaca
Rp 72.500 15%
Rp 61.625

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 184.875 13%
Rp 53.408 /orang
Rp 160.225

5 Pembaca
Rp 308.125 20%
Rp 49.300 /orang
Rp 246.500

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Berbicara tentang kekayaan merupakan hal yang sangat menarik karena sebagaimana yang dijabarkan di awal bab buku ini, berkaitan dengan kemakmuran dan kesejahteraan. Dengan berbagai fenomena yang muncul memberikan pandangan beragam dalam memaknai kekayaan, bahwa kekayaan tidak sekedar kepemilikan harta, tetapi juga kebermanfaatan dan pertanggungjawaban terhadap kekayaan tersebut. Nilai kearifan lokal yang berasal dari budaya tidak dapat ditinggalkan begitu saja untuk melengkapi pemaknaan realitas yang Bernama kekayaan.

Bangsa Indonesia terdri atas berbagai macam suku bangsa, dimana setiap suku bangsa tersebut memiliki kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyrakat pendukungnya. Kearifan lokal selalu bersinggungan dengan budaya tertentu dalam masyrakat tertentu. Keberadaan kearifan lokal ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan religi masyarakat. Nilai kearifan lokal dijalankan untuk menjaga keharmonisan manusia dalam hubungannya dengan alam, dengan sesama dan dengan sang pencipta. Pada konteks ini, kekayaan akan dimaknai menggunakan nilai kearifan lokal budaya Sumbawa. Dipilihnya budaya Sumbawa yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai bahan kajian, dikarenakan masih minimnya riset budaya Sumbawa digali oleh peneliti sebelumnya.

Di tengah langkanya kajian tentang budaya, buku ini mampu memberikan pencerahan tentang betapa pentingnya nilai kearifan lokal yang mentradisi dan melekat pada kehidupan masyarakat. Kearifan lokal memiliki sejumlah niali yang berakar kuat dalam setiap aspek lokalitas, termasuk Ketika memaknai kekayaan. Kemajuan zaman membawa pengaruh besar terhadap pergeseran budaya yang berdampak semakin termarjinalkannya kearifan-kearifan lokal yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Jika dibiarkan berkepanjangan akan terjadi lunturnya spiritual heritage yang telah diwariskan oleh para leluhur. Buku ini sejalan dengan visi dan misi Penerbit Peneleh dalam mengusung tema budaya sebagai identitas bangsa menuju peradaban nusantara yang berkeTuhanan, adil, Makmur dan sejahtera.

Buku ini merupakan salah satu buku dari sekian buku yang diterbitkan oleh Penerbit Peneleh. Sejak tahun 2016, Penerbit Peneleh menjadi penerbit resmi buku kebangsaan dan religiositas. Kami sajikan buku ini ke tangan para pembaca. Dengan kerendahan hati dan segala harapan, semoga buku ini dapat memberikan nuansa baru dalam menumbuhkan kecintaan menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat untuk bangsa. Kami ucapkan selamat membaca dan selamat berjuang.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Sudrajat Martadinata
Editor: Novrida Qudsi Lutfillah

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786236366035
Terbit: Juli 2021 , 140 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Berbicara tentang kekayaan merupakan hal yang sangat menarik karena sebagaimana yang dijabarkan di awal bab buku ini, berkaitan dengan kemakmuran dan kesejahteraan. Dengan berbagai fenomena yang muncul memberikan pandangan beragam dalam memaknai kekayaan, bahwa kekayaan tidak sekedar kepemilikan harta, tetapi juga kebermanfaatan dan pertanggungjawaban terhadap kekayaan tersebut. Nilai kearifan lokal yang berasal dari budaya tidak dapat ditinggalkan begitu saja untuk melengkapi pemaknaan realitas yang Bernama kekayaan.

Bangsa Indonesia terdri atas berbagai macam suku bangsa, dimana setiap suku bangsa tersebut memiliki kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyrakat pendukungnya. Kearifan lokal selalu bersinggungan dengan budaya tertentu dalam masyrakat tertentu. Keberadaan kearifan lokal ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan religi masyarakat. Nilai kearifan lokal dijalankan untuk menjaga keharmonisan manusia dalam hubungannya dengan alam, dengan sesama dan dengan sang pencipta. Pada konteks ini, kekayaan akan dimaknai menggunakan nilai kearifan lokal budaya Sumbawa. Dipilihnya budaya Sumbawa yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai bahan kajian, dikarenakan masih minimnya riset budaya Sumbawa digali oleh peneliti sebelumnya.

Di tengah langkanya kajian tentang budaya, buku ini mampu memberikan pencerahan tentang betapa pentingnya nilai kearifan lokal yang mentradisi dan melekat pada kehidupan masyarakat. Kearifan lokal memiliki sejumlah niali yang berakar kuat dalam setiap aspek lokalitas, termasuk Ketika memaknai kekayaan. Kemajuan zaman membawa pengaruh besar terhadap pergeseran budaya yang berdampak semakin termarjinalkannya kearifan-kearifan lokal yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Jika dibiarkan berkepanjangan akan terjadi lunturnya spiritual heritage yang telah diwariskan oleh para leluhur. Buku ini sejalan dengan visi dan misi Penerbit Peneleh dalam mengusung tema budaya sebagai identitas bangsa menuju peradaban nusantara yang berkeTuhanan, adil, Makmur dan sejahtera.

Buku ini merupakan salah satu buku dari sekian buku yang diterbitkan oleh Penerbit Peneleh. Sejak tahun 2016, Penerbit Peneleh menjadi penerbit resmi buku kebangsaan dan religiositas. Kami sajikan buku ini ke tangan para pembaca. Dengan kerendahan hati dan segala harapan, semoga buku ini dapat memberikan nuansa baru dalam menumbuhkan kecintaan menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat untuk bangsa. Kami ucapkan selamat membaca dan selamat berjuang.

Pendahuluan / Prolog

Dasar Berpijak
Dengan nama Tuhan, saya memulai mencoba menuliskan satu ragam persoalan diantara berbagai yang lainnya. Ragam persoalan ini merupakan refleksi untuk sebuah masa saat ini, dimana segalanya telah menjauh dari garis edar titah Tuhan. Ketahuilah bahwa sebagian besar dari diri kita kini, telah lupa tentang kehadiran kita di bumi ini yang tidak lain hanyalah sebagai khalifah. Sebagai pengelola alam semesta, penjaga bumi dan isinya, penjaga langit dan galaksinya serta menjadi penjaga setiap butiran-butiran zat terkecil yang ada dan telah diciptakan-Nya. Lupa menjadi penyakit manusia yang memang sesungguhnya dapat dimaafkan Tuhan. Tetapi seberapa seringkah kita akan menjadi pelupa sementara telah dibekalkan akal fikir dan hati nurani. Dengan akal kita dapat berfikir, dengan hati kita dapat meyakini adanya Tuhan. Lalu, Tuhan mana yang akan terus menerus menerima pemaafan, karena kita teramat sering menjadi pelupa?

Editor

Novrida Qudsi Lutfillah - Novrida Qudsi Lutfillah Peneliti senior di Peneleh Research Institute (PRI), Pengelola jurnal IMANENSI sebagai Chief in Editor, menjadi editor dan reviewer di beberapa jurnal bereputasi nasional dan internasional. Selain aktif mengajar di dalam bidang akuntansi di Politeknik Negeri Malang, Doktor Ilmu Akuntansi lulusan Universitas Brawijaya ini merupakan pengurus Yayasan Peneleh Jang Oetama (YPJO), Aliansi Pengelola Jurnal Berintegritas Indonesia (ALJEBI), PUSPA ALJEBI, Forum Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam (FORDEBI).

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Bab 1 Dasar Berpijak
     Yang Terlupakan
     Kekayaan dalam Ruang Pandang Ilmu
     Kekayaan dalam Ruang Pandang Agama
     Kekayaan dalam Ruang Pandang Budaya
     Sekilas tentang Sumbawa dan Budayanya
Bab 2 Memilih Etnografi Untuk Melihat Akuntansi
     Awal Penggalian Makna
     Terhenti di Simpang Jalan
     Menentukan Pilihan Etnografi
Bab 3 Kilasan Sejarah Sultan-Sultan Sumbawa
     Luapan Keingintahuan
     Kisah Para Sultan dan Istananya
     Sultan Harun Arrasyid I
     Sultan Muhammad Jalaluddin Syah I
     Datu Gunung Setia
     Sultan Muhammad Kaharuddin I
     Sultan Siti Aisyah
     Datu Ungkap Sermin
     Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
     Dewa Mepaconga Mustafa
     Sultan Harun Arrasyid II
     Sultan Shafiatuddin
     Sultan Muhammad Kaharuddin II
     Sultan Amrullah
     Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III
     Sultan Muhammad Kaharuddin III
     Sultan Muhammad Kaharuddin IV
     Hitam Putih Warna Sejarah
Bab 4 Istanaku Merindukanmu (Totangnene’)
     Bertasyahud
     Konstruksi Kandawari
     Bersitan Makna
     Muatan Akuntansi tentang Makna Kekayaan
BAB 5 Harmoni Nyanyian Alam(Sayang Kemang)
     Istana Kayu
     Ornamen Motif Lonto Engal
     Ornamen Butin-Butin
     Ornamen Bangkung Tanuk Kebo
     Sari Madu
     Muatan Akuntansi tentang Makna Kekayaan
Bab 6 Suara-Suara Manusia Dari Istana (Sanak Parana)
     Karakter Egaliter Sumbawa
     Ornamen Butin-Butin
     Ruang “Lunyuk Agung”
     Ruang “Lunyuk Emas”
     Gotong Royong
     Mutu Manikam
     Muatan Akuntansi tentang Makna Kekayaan
Bab 7 Memberikan Ilmu Penegtahuan(Sawir Ilmu Kopangeto)
     Istana Kayu Berlantai Dua
     Bangkung Utama Makhluk Heraldis
     Mutiara Hikmah
     Muatan Akuntansi tentang Makna Kekayaan
Bab 8 Kesejahteraan Hidup (Kanyamantelas)
     Arah Selatan
     Bangkung Tanuk Kebo
     Kemilau Suwarna
     Muatan Akuntansi tentang Makna Kekayaan
Bab 9 Catatan Di Ujung Perjalanan
     Menuju Satu Kata Sintesa
     Menemukan bintang
     Bintang Terbagi Tiga
Daftar Pustaka
Tentang Penulis