Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Bayang-Bayang Kerentanan

Tantangan Penghidupan Orang Sowek di Supiori

1 Pembaca
Rp 136.000 20%
Rp 108.800
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sowek yang terletak di Kepulauan Aruri, Kabupaten Supiori, merupakan satu wilayah di utara Papua dan dikenal sebagai kampung di atas laut yang kaya ikan dan hasil alam lainnya. Perjumpaan pertama kami dengan kampung ini memberi kesan yang sama. Tak hanya itu, adat, gereja, dan kampung yang secara harmoni menjiwai kehidupan masyarakat kampung menjadi kesan lain yang kami rasakan di sini.

Riset ini sendiri secara khusus mengangkat tema sistem pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan menurut perspektif masyarakat adat, secara khusus perempuan. Berbagai pertanyaan riset memandu kami untuk bertemu dengan berbagai praktik dan pengetahuan masyarakat, khususnya perempuan– dalam mengelola laut sebagai ruang hidup utama, menghadapi tantangan-tantangan, dan menyiasati untuk tetap bertahan di dalamnya. Tinggal bersama masyarakat dan mencoba melihat kehidupan dari dekat, menggali pengetahuan dan pengalamanpengalaman masyarakat, membantu kami melihat kompleksitas lain di kampung ini dari dalam. Di balik kekuatan yang tampak, tersimpan kerentanan-kerentanan sebagaimana kami gambarkan dalam buku ini.

Waktu yang sangat singkat dan informasi yang sangat banyak menantang kami untuk mengorganisasi data, menganalisis, dan menyimpulkan temuan- temuan yang kami anggap penting. Kami sangat terbantu dengan berbagai literatur, baik buku, jurnal, artikel terkait tema, maupun wilayah penelitian ini, tapi juga secara khusus laporan dan data-data yang dikumpul berbagai organisasi masyarakat sipil yang pernah dan sedang bekerja di wilayah ini.

Untuk semua kemudahan yang kami dapat selama proses penulisan buku ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Kerja Rakyat Papua (Jerat Papua) membantu kami dengan informasi, data dan laporan-laporan tentang Kampung Sowek sejak awal riset. Septer Manufandu, pimpinan Jerat Papua yang adalah orang Sowek, banyak menyediakan dokumentasi foto dan video serta sejarah kampung untuk membantu kami memahami konteks Kampung Sowek. Yohana Baransano, yang pernah meneliti khusus tentang perempuan di Biak memberi kami informasi penting terkait kondisi perempuan Sowek.

Albert Rumbekwan yang memberikan banyak input terkait sejarah dan budaya orang Sowek. Cliff Marlessy yang berbagi tentang upaya advokasi hak masyarakat adat dan perlindungan wilayah pesisir. Terima kasih juga kepada Muhammad Azka Fahriza yang membantu untuk menyediakan berbagai literatur terkait topik. Veronika Kusumaryati yang sejak awal memfasilitasi kami dalam proses workshop metodologi maupun memberikan input bagi draf buku kami. Juga untuk Selvi Tebai, pakar kelautan dari Universitas Papua di Manokwari yang memberikan banyak masukan selama dan setelah proses pengumpulan data.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Elvira Rumkabu / Apriani Anastasia Amenes / Asrida Elisabeth / I Ngurah Suryawan

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233211840
Terbit: Oktober 2023 , 242 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Sowek yang terletak di Kepulauan Aruri, Kabupaten Supiori, merupakan satu wilayah di utara Papua dan dikenal sebagai kampung di atas laut yang kaya ikan dan hasil alam lainnya. Perjumpaan pertama kami dengan kampung ini memberi kesan yang sama. Tak hanya itu, adat, gereja, dan kampung yang secara harmoni menjiwai kehidupan masyarakat kampung menjadi kesan lain yang kami rasakan di sini.

Riset ini sendiri secara khusus mengangkat tema sistem pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan menurut perspektif masyarakat adat, secara khusus perempuan. Berbagai pertanyaan riset memandu kami untuk bertemu dengan berbagai praktik dan pengetahuan masyarakat, khususnya perempuan– dalam mengelola laut sebagai ruang hidup utama, menghadapi tantangan-tantangan, dan menyiasati untuk tetap bertahan di dalamnya. Tinggal bersama masyarakat dan mencoba melihat kehidupan dari dekat, menggali pengetahuan dan pengalamanpengalaman masyarakat, membantu kami melihat kompleksitas lain di kampung ini dari dalam. Di balik kekuatan yang tampak, tersimpan kerentanan-kerentanan sebagaimana kami gambarkan dalam buku ini.

Waktu yang sangat singkat dan informasi yang sangat banyak menantang kami untuk mengorganisasi data, menganalisis, dan menyimpulkan temuan- temuan yang kami anggap penting. Kami sangat terbantu dengan berbagai literatur, baik buku, jurnal, artikel terkait tema, maupun wilayah penelitian ini, tapi juga secara khusus laporan dan data-data yang dikumpul berbagai organisasi masyarakat sipil yang pernah dan sedang bekerja di wilayah ini.

Untuk semua kemudahan yang kami dapat selama proses penulisan buku ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Kerja Rakyat Papua (Jerat Papua) membantu kami dengan informasi, data dan laporan-laporan tentang Kampung Sowek sejak awal riset. Septer Manufandu, pimpinan Jerat Papua yang adalah orang Sowek, banyak menyediakan dokumentasi foto dan video serta sejarah kampung untuk membantu kami memahami konteks Kampung Sowek. Yohana Baransano, yang pernah meneliti khusus tentang perempuan di Biak memberi kami informasi penting terkait kondisi perempuan Sowek.

Albert Rumbekwan yang memberikan banyak input terkait sejarah dan budaya orang Sowek. Cliff Marlessy yang berbagi tentang upaya advokasi hak masyarakat adat dan perlindungan wilayah pesisir. Terima kasih juga kepada Muhammad Azka Fahriza yang membantu untuk menyediakan berbagai literatur terkait topik. Veronika Kusumaryati yang sejak awal memfasilitasi kami dalam proses workshop metodologi maupun memberikan input bagi draf buku kami. Juga untuk Selvi Tebai, pakar kelautan dari Universitas Papua di Manokwari yang memberikan banyak masukan selama dan setelah proses pengumpulan data.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Puji Tuhan akhirnya buku Bayang-Bayang Kerentanan: Tantangan Penghidupan Orang Sowek di Supiori ini berada di tangan Anda. Buku ini telah melewati proses yang panjang, mulai dari workshop metodologi, studi literatur, preliminary visit, dan scooping, pengumpulan data di lapangan, analisis, penulisan draf buku, konsultasi publik, revisi penulisan, editing, hingga akhirnya terbit. Kami membutuhkan waktu sekitar setahun untuk menyelesaikan buku ini.

Sowek yang terletak di Kepulauan Aruri, Kabupaten Supiori, merupakan satu wilayah di utara Papua dan dikenal sebagai kampung di atas laut yang kaya ikan dan hasil alam lainnya. Perjumpaan pertama kami dengan kampung ini memberi kesan yang sama. Tak hanya itu, adat, gereja, dan kampung yang secara harmoni menjiwai kehidupan masyarakat kampung menjadi kesan lain yang kami rasakan di sini.

Riset ini sendiri secara khusus mengangkat tema sistem pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan menurut perspektif masyarakat adat, secara khusus perempuan. Berbagai pertanyaan riset memandu kami untuk bertemu dengan berbagai praktik dan pengetahuan masyarakat, khususnya perempuan– dalam mengelola laut sebagai ruang hidup utama, menghadapi tantangan-tantangan, dan menyiasati untuk tetap bertahan di dalamnya. Tinggal bersama masyarakat dan mencoba melihat kehidupan dari dekat, menggali pengetahuan dan pengalamanpengalaman masyarakat, membantu kami melihat kompleksitas lain di kampung ini dari dalam. Di balik kekuatan yang tampak, tersimpan kerentanan-kerentanan sebagaimana kami gambarkan dalam buku ini.

Waktu yang sangat singkat dan informasi yang sangat banyak menantang kami untuk mengorganisasi data, menganalisis, dan menyimpulkan temuan- temuan yang kami anggap penting. Kami sangat terbantu dengan berbagai literatur, baik buku, jurnal, artikel terkait tema, maupun wilayah penelitian ini, tapi juga secara khusus laporan dan data-data yang dikumpul berbagai organisasi masyarakat sipil yang pernah dan sedang bekerja di wilayah ini.

Untuk semua kemudahan yang kami dapat selama proses penulisan buku ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Kerja Rakyat Papua (Jerat Papua) membantu kami dengan informasi, data dan laporan-laporan tentang Kampung Sowek sejak awal riset. Septer Manufandu, pimpinan Jerat Papua yang adalah orang Sowek, banyak menyediakan dokumentasi foto dan video serta sejarah kampung untuk membantu kami memahami konteks Kampung Sowek. Yohana Baransano, yang pernah meneliti khusus tentang perempuan di Biak memberi kami informasi penting terkait kondisi perempuan Sowek.

Albert Rumbekwan yang memberikan banyak input terkait sejarah dan budaya orang Sowek. Cliff Marlessy yang berbagi tentang upaya advokasi hak masyarakat adat dan perlindungan wilayah pesisir. Terima kasih juga kepada Muhammad Azka Fahriza yang membantu untuk menyediakan berbagai literatur terkait topik. Veronika Kusumaryati yang sejak awal memfasilitasi kami dalam proses workshop metodologi maupun memberikan input bagi draf buku kami. Juga untuk Selvi Tebai, pakar kelautan dari Universitas Papua di Manokwari yang memberikan banyak masukan selama dan setelah proses pengumpulan data.

Selain itu, rasa terima kasih juga ingin kami sampaikan kepada Selvi Tebay, Deni Mampioper, Philipus Musyeri, dan Dodi Sawaki dari Universitas Papua yang telah membantu melakukan survei Rumah Tangga Perikanan (RTP) sekaligus memberikan input penting untuk memperkuat aspek kelautan dan perikanan dalam analisis penelitian ini.

Kami bersyukur karena selama pengumpulan data di kampung, kami tidak mendapat kesulitan yang berarti untuk menggali informasi dari semua warga Aiwat yang kami temui. Bantuan Kepala Kampung Sowek, Filep Manufandu, dan Bapa Eskor Sarawan, Wakil Ketua Majelis GKI Elim Sowek, yang mengumpulkan masyarakat dan menjelaskan tujuan kehadiran kami sedari awal kami berada di kampung, sangat membantu proses kami, baik saat melakukan observasi, life stories, FGD, maupun wawancara mendalam. Mama-mama dan saudari perempuan di Kampung Sowek yang selalu bersedia membagi informasi saat kami temui: Opice Wambrauw, Agusta Sawor, Mia Wambrauw, Aneta Rumbekwan, Yulce Sarawan, Nella Manggaprouw, Selfiana Sawen, Martha Wambrauw, Susana Radongkir, Maryana Wambrauw dan Efmida Sarawan.

Selain itu, ada juga bapa-bapa dan saudara-saudara: Zadrak Wambrauw, Wempi Wambrauw, Eneas Sawor, Wilson Rumbekwan, Septinus Kurni, Markus Wambrauw, Derek Rumbekwan, Betuel Menufandu, Fictor Menufandu, Anius Wambrauw, Wilson Kawer, Septinus Wambrauw, Derek Wambrauw, dan Marthen Sarawan.

Kami ingin menyebut juga beberapa anak anak di Sowek yang selalu menemani kami selama proses penelitian dan membantu kami mengenal Sowek lebih dekat melalui cerita dan kepolosan mereka.

Ada Pinehas Arwakon, Samuel Menufandu, Yustus Menufandu, Ana Menufandu, Otis Kawer, Yuslin Wambrauw, Mambo Wambrauw, Eva Wambrauw, Apo Kawer, Dewi Kawer, dan Rido Menufandu. Tentu masih banyak warga Sowek lain yang tidak kami sebut satu per satu namanya di sini. Untuk mereka semua, kami mengucapkan banyak terima kasih atas keramahan dan kesediaannya menerima kami.

Pasca pengumpulan data dan penulisan draf laporan, tulisan kami pun diperkaya lewat konsultasi publik. Untuk konsultasi publik di Jayapura, kami berterima kasih kepada Abner Mansai, Albert Rumbekwan, Yohana Baransano, Moh. Pieter Alhamid, Pdt. Dora Balubun, Leo Imbiri, Siti Akmianti, Ade Yamin, Ester Haluk, Yuliana Langowuyo, Yayak Masfiah, Karolina Onim, dan Naomi Marasian.

Untuk konsultasi publik di Supiori dan Kampung Sowek, kami berterima kasih kepada Bupati Supiori, para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Supiori, dan Kepala Distrik Kepulauan Aruri. Kritik dan saran mereka melengkapi informasi dalam buku ini.

Proses penulisan buku ini juga tidak akan lancar tanpa kepercayaan dari pimpinan Koalisi Kampus Untuk Demokrasi Papua, Bapa Marudut Hasugian. Dukungan teknis tim manajemen Koalisi Kampus yang menyediakan seluruh kebutuhan kami, baik selama berada di Jayapura maupun di Boven Digoel, menjadi sangat penting dalam proses penulisan buku ini. Untuk itu, kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada Natalia Waroy, Ira Mampioper, Evi Karubun, Asmirah, Deni Bano, Elias Yawan, Andi Nussy, Eras Edowai, dan Yohan Wangkana.

Kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga, baik orang tua, suami, istri, serta anak-anak, adik-kakak atas segala dukungan morilnya selama kami melaksanakan riset ini. Banyak kerja domestik yang kami tinggalkan demi menyelesaikan tanggung jawab menyelesaikan buku ini.

Secara khusus, Elvira Rumkabu menyampaikan terima kasih kepada John Dimara, Abigail, Eli dan Robin, atas kasih, kesabaran, dan dukungannya selama proses penulisan, dan untuk Mama Fince Fonataba dan Adik Jois Rumkabu untuk nasihat, kritik konstruktif, dan tentunya doa yang selalu dinaikkan.

Apriani Anastasia mengucapkan terima kasih kepada Thomas Imbiri, Mama Mina Rumere, Bapak Hyansintus Kleor (Alm), adik-adik, juga kedua keponakan tersayang Brillie dan Glory atas doa dan dukungannya. Terima kasih untuk cinta, kekuatan, dan semangat selama proses penelitian ini.

Asrida Elisabeth mengucapkan terima kasih untuk keluarga dan teman-teman tercinta atas semua bentuk dukungannya. Terima kasih secara khusus untuk Mongabay Indonesia yang telah memberi ruang untuk terus menulis isu lingkungan hidup dan masyarakat adat.

I Ngurah Suryawan mengucapkan terima kasih kepada seluruh leluhur orang Papua yang mengizinkannya untuk berjalan dari satu kampung ke kampung yang lain untuk mendengar dan belajar tentang apa yang menjadi pergumulan orang Papua. Last but not least, terima kasih atas pengorbanan dari Ni Luh Wayan Sayang Telagawathi, Gemilang, dan Senandung. Mereka memiliki cara sendiri untuk selalu menjadi penyemangat dan pemberi inspirasi.

Meski telah melewati proses yang panjang, bisa jadi masih ada kekurangan yang luput dari perhatian kami sebagai penulis. Karena itu, kami terbuka pada berbagai kritik para pembaca atas buku ini.

Akhirnya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para leluhur orang Biak di Kampung Sowek, secara khusus yang memiliki tanah, hutan, rep, mangrove, lamun, karang dan dusun-dusun, yang telah memberikan kami izin untuk melihat, mendengar, dan belajar tentang tanah, pesisir dan laut tempat kami berpijak. Kami sadari bahwa kehadiran buku ini tidak akan langsung membawa perubahan radikal dalam situasi orang Sowek. Tapi, kami berharap buku ini dapat mengeksplisitkan kerentanan yang sudah dan sedang terjadi sehingga lebih banyak pihak yang bisa dibangkitkan kesadaran kritisnya dan mengambil jalan-jalan keberpihakan bersama Orang Sowek.



Sowek Yaswar Au Kaku Dam
Jayapura, Januari 2023

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Daftar Isi
Kata Sambutan - Koalisi Kampus untuk Demokrasi Papua
Pengantar Penulis
Daftar Singkatan
Daftar Istilah
Pengantar: Menarasikan Tantangan Penghidupan di Pesisir Papua
Prolog: Cerita dari Para-Para di
Bab 1 - Orang Sowek, Identitas
     1. Pengantar
     2. Kontestasi Kuasa Pengaturan
     3. Adat Sebagai Basis Pengaturan Sosial
Bab 2 - Dunia Laut Orang Sowek
     1. Laut Sebagai Sumber Penghidupan Utama
     2. Wilayah Pemanfaatan dan Hasil Alam Masyarakat Kampung Sowek
     3. Mengenal Sistem Pengelolaan Laut Orang Sowek
     4. Rantai Pasar yang Panjang
     5. Simpulan
Bab 3 - Kompleksitas Situasi dan
     1. Pendahuluan
     2. Strategi Penghidupan Perempuan Sowek
     3. Situasi Kerentanan Perempuan
     4. Simpulan
Bab 4 - Bersandar pada
     1. Pendahuluan
     2. Regenerasi Pengetahuan yang Tidak Putus
     3. Tingginya Intensitas Pemanfaatan
     4. Terjadinya Konflik Pemanfaatan
     5. Kedaulatan, Keberlanjutan, dan Kesejahteraan sebagai Agenda Pengelolaan
     6. Simpulan
Bab 5 - Bayang-bayang
     Apa yang Harus Dilakukan?
     Pemerintah Kampung
     Pemerintah Daerah Kabupaten Supiori
     Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Pusat
     Dewan Adat/Kainkarkara Sup Mnuk Emunda dan Gereja
     Akademisi/Perguruan Tinggi dan CSO
Daftar Pustaka
Profil Penulis
Sampul Belakang