Tampilkan di aplikasi

Buku Peneleh hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Corporate Social Responsibility Berbasis Kearifan Lokal

Perspektif Kedatuan Luwu

1 Pembaca
Rp 106.500 15%
Rp 90.525

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 271.575 13%
Rp 78.455 /orang
Rp 235.365

5 Pembaca
Rp 452.625 20%
Rp 72.420 /orang
Rp 362.100

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sejarah tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) muncul sejak jaman kerajaan/pemerintahan mulai mengalami kemajuan dan member rentang kendali dalam pelayanan kepada masyarakatnya dengan mendirikan perusahaan, sehingga tujuan hakiki didirikan perusahaanadalah untuk melayani keperluan masyarakat. Perusahaan pun telah berkembang pesat dan banyak yang menyimpang dari niat awal dan mereka mengutamakan mencari keuntungan (Profit) bahwa tujuan utamanya adalah untuk melayani masyarakat. Perusahaan dengan paradigma kapitalis menggunakan tanggung jawab sosialnya sebagai alat untuk mencapai tujuan profit yang maksimal yang seharusnya tanggung jawab sosial untuk melakukan atau mengurangi resiko yang timbul akibat operasi perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan sebagian telah berjalan lancer dan beberapa perusahaan masih juga mengalami konflik berkepanjangan dengan masyarakat adat sekitar perusahaanya. Hal tersebut dikarenakan segala dampak akibat operasi perusahaan akan diderita lebih besar oleh masyarakat yang adat berada disekitar perusahaan. Anggaran CSR juga sangat besar untuk berbagai program sosial didaerah tambang tetapi tidak berarti menjamin konflik berakhir sehingga dalam buku ini diurai tuntang tentang hal-hal yang sebenarnya menimbulkan konflik antara pihak manajemen perusahaan dengan masyarakat adat yang ada disekitar tambang.

Masyarakat adat mengalami penderitaan dengan kehilangan tanah adatnya sepanjang hidup mereka sekaligus kehilangan pekerjaan yang secara turun temurun menjadi kebiasaan mereka, bahkan sebagian dari mereka menganggap telah kehilangan identitas keturunan karena tanah adatnya telah dirampas dan beberapa identitas yang tersisa hanyalah kuburan tua pertanda mereka pernah hidup disitu. Hal-hal kecil dan perbedaan paradigm antara manajemen perusahaan dengan paradigm masyarakat adat yang tidak materialistis menjadi penyebab terjadinya gesekan.

Kedatuan Luwu sebagai kerjaan tertua di Sulawesi Selatan menjadi menyimpan sebuah nilai-nilai adat dari leluhur yang dapat menjaga keseimbangan hidup, bisnis dan bermasyarakat. Falsafah “Pattuppu Ri Ade’E Pasanre Ri Sara’E menjadi dasar pengambilan keputusan dalam implementasi setiap hal yang akan dilakukan oleh siapa saja yang berusaha dan hidup di Tana Luwu. Pajung Ri Luwu menjadi simbol bagi masyarakat adat yang ada di wilayah Kedatuan Luwu, hal ini yang menjadi dasar falsafah yang harus menyaring paradigm kapitalis dalam implementasi corporate social responsibility.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Rahmawati
Editor: Ahmad Fauzi

Penerbit: Peneleh
ISBN: 9786239270841
Terbit: Maret 2020 , 238 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Sejarah tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) muncul sejak jaman kerajaan/pemerintahan mulai mengalami kemajuan dan member rentang kendali dalam pelayanan kepada masyarakatnya dengan mendirikan perusahaan, sehingga tujuan hakiki didirikan perusahaanadalah untuk melayani keperluan masyarakat. Perusahaan pun telah berkembang pesat dan banyak yang menyimpang dari niat awal dan mereka mengutamakan mencari keuntungan (Profit) bahwa tujuan utamanya adalah untuk melayani masyarakat. Perusahaan dengan paradigma kapitalis menggunakan tanggung jawab sosialnya sebagai alat untuk mencapai tujuan profit yang maksimal yang seharusnya tanggung jawab sosial untuk melakukan atau mengurangi resiko yang timbul akibat operasi perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan sebagian telah berjalan lancer dan beberapa perusahaan masih juga mengalami konflik berkepanjangan dengan masyarakat adat sekitar perusahaanya. Hal tersebut dikarenakan segala dampak akibat operasi perusahaan akan diderita lebih besar oleh masyarakat yang adat berada disekitar perusahaan. Anggaran CSR juga sangat besar untuk berbagai program sosial didaerah tambang tetapi tidak berarti menjamin konflik berakhir sehingga dalam buku ini diurai tuntang tentang hal-hal yang sebenarnya menimbulkan konflik antara pihak manajemen perusahaan dengan masyarakat adat yang ada disekitar tambang.

Masyarakat adat mengalami penderitaan dengan kehilangan tanah adatnya sepanjang hidup mereka sekaligus kehilangan pekerjaan yang secara turun temurun menjadi kebiasaan mereka, bahkan sebagian dari mereka menganggap telah kehilangan identitas keturunan karena tanah adatnya telah dirampas dan beberapa identitas yang tersisa hanyalah kuburan tua pertanda mereka pernah hidup disitu. Hal-hal kecil dan perbedaan paradigm antara manajemen perusahaan dengan paradigm masyarakat adat yang tidak materialistis menjadi penyebab terjadinya gesekan.

Kedatuan Luwu sebagai kerjaan tertua di Sulawesi Selatan menjadi menyimpan sebuah nilai-nilai adat dari leluhur yang dapat menjaga keseimbangan hidup, bisnis dan bermasyarakat. Falsafah “Pattuppu Ri Ade’E Pasanre Ri Sara’E menjadi dasar pengambilan keputusan dalam implementasi setiap hal yang akan dilakukan oleh siapa saja yang berusaha dan hidup di Tana Luwu. Pajung Ri Luwu menjadi simbol bagi masyarakat adat yang ada di wilayah Kedatuan Luwu, hal ini yang menjadi dasar falsafah yang harus menyaring paradigm kapitalis dalam implementasi corporate social responsibility.

Pendahuluan / Prolog

Kapitalisme Dalam Corporate Social Responbility: Sebuah Gula Pahit Bagi Masyarakat Adat
Bahaya sistem kapitalisme dalam mencapai tujuannya menjadi topik yang menarik dalam berbagai tulisan. Sistem ekonomi kapitalis menjadi sebuah sistem yang membuat tatanan hidup bermasyarakat dan bernegara menjadi rusak.

Kapitalisme atau kapital adalah sistem ekonomi dalam dunia perdagangan, industri dan alat-alat produksi yang dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar bagi kaum borjouis (Kartini, 2017).

Pasar mengakui pemilik modal sebagai hal penting dalam pengerak perekonomian meskipun usaha yang dilakukannya bertujuan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingankepentingan pribadi. Sebagai akibatnya hak masyarakat terabaikan demi kepentingan kapitalis. Perusahaan yang dijalankan kaum kapitalis untuk mencapai keuntungan sebesarbesarnya memperhalus kegiatannya dengan menggunakan alat kendali CSR (Corporate Social Responsibility) menjadi pendekatan yang digunakan sebagai topeng bagi kaum kapitalis.

Sistem kapitalisme yang memberikan hak sebesar-besarnya kepada individu sebagai pemilik modal demi mencapai tujuan yaitu memaksimalkan profit menjadi sebuah bumerang dalam mengeksploitasi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Sumber daya alam dengan alasan industri yang tidak dapat dikelola sendiri oleh masyarakat menjadi celah masuknya kaum kapitalis dalam penguasaan sumber daya alam, bahkan miris melihat realitas yang ada bahwa masyarakat adat yang menjadi pemilik lahan pertanian tradisional sebagai warisan leluhurnya terbalik justru dipekerjakan oleh kaum kapitalis dengan alasan sebagai pemilik modal industri.

Editor

Ahmad Fauzi - Ahmad Fauzi adalah Aktivis Peneleh Nasional Angkatan 1. Selepas lulus dari Universitas Brawijaya sebagai Sarjana Sosial, Fauzi melibatkan diri untuk menggerakkan pemuda di Yayasan Peneleh Jang Oetama.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Bab I Kapitalisme Dalam Corporate Social Responsibility: Sebuah Gula Pahit Bagi Masyarakat Adat
     Pendahuluan
Bab II Corporate Social Responsibility Perusahaan Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Versus Tanggung Gugat
     2.1 Pendahuluan
     2.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sebagai Tanggung Gugat
     2.3 Motif Perusahaan Melakukan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosialnya
     2.4 Motif Laba sebagai Tujuan Pengungkapan
     2.5 Visibility dan Citra Perusahaan sebagai Motif Pengungkapan
     2.6 Pertimbangan Keterbatasan Modal
     2.7 Teori Yang Mendasari Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
     Ringkasan
Bab III Pembangunan Keberlanjutan Masyarakat Adat Versus Penindasan
     3.1 Pendahuluan
     3.2 Sorowako Pabbasenggenna Luwu
     3.3 Hilangnya nama Anak suku To Weula di Kedatuan Luwu
     3.4 Bumi, Budaya dan Kehidupan Masyarakat Adat
     3.5 Bumiku Kehilangan Makna
     3.6 Kritik Terhadap Model Pengelolaan (Mis Management)
     3.7. Ringkasan
Bab IV Kemuliaan Tana Luwu Sebagai Dasar Implementasi Corporate Social Responsibility
     4.1. Pendahuluan
     4.2. Simbol-Simbol Ke-Luwuan sebagai Falsafah Tanggung Jawab Sosial
     4.3. Kondisi Sosial Ekonomi dan Geografi Masyarakat Adat Luwu
     4.4. Tatanan Masyarakat Adat Luwu
     4.5. Ringkasan
Bab V Konsep Pajung RI Luwu Sebagai Konsep Corporate Social Responsibility Yang Manusiawi
     5.1. Pendahuluan
     5.2. Tanggung Jawab Sosial dalam Melindungi Hak-Hak Masyarakat Adat: Konsep Payung Ri Luwu
     5.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Keadilan: Konsep PakkaE di Kedatuan Luwu
     5.4. Keadilan Sebagai Pilar Corporate Social Responsibility Payung Ri Luwu
     5.5. Ringkasan
Bab VI Dimensi Dan Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
     6.1. Pendahuluan
     6.2. Kebaikan Dekonstruksi Konsep
     6.3. Dimensi Budaya Ke-Luwuan Sebagai model CSR Yang Menghadirkan Kemandirian Lokal
     6.4. Rekonsiliasi Masyarakat, Pemerintah dan Perusahaan
     6.5. Pendekatan Baru Oleh Manajemen
     6.6. Ringkasan
Bab VII Payung RI Luwu Konsep Tanggung Jawab Sosial Kedatuan Terhadap Masyarakat Adat Luwu
     7.1 Perlindungan Masyarakat Adat
     7.2 Risiko Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Konflik Masyarakat Adat
     7.3 Implikasi Perubahan
Daftar Pustaka
Tentang Penulis