Tampilkan di aplikasi

Defisit perdagangan Indonesia-Cina mencemaskan

Majalah Portonews - Edisi 03/2019
20 Maret 2019

Majalah Portonews - Edisi 03/2019

Dalam lima tahun terakhir, defisit terus membesar dan belum ada tanda-tanda upaya untuk mengatasinya.

Portonews
Dalam lima tahun terakhir, defisit terus membesar dan belum ada tanda-tanda upaya untuk mengatasinya. Cina berkembang menjadi raksasa ekonomi dunia. Dengan kekuatan finansial yang perkasa, ditopang industrialisasi yang masif, negara berideologi komunis itu mampu melakukan ekspansi besar-besaran. Negara kapitalis sebesar Amerika Serikat tidak lagi mencemaskan pengaruh komunisme Cina. Yang dicemaskan oleh Gedung Putih adalah kekuatan ekonomi Cina.

Presiden Donald Trump pun menabuh genderang perang terhadap Cina dengan memberlakukan tarif impor terhadap puluhan ribu jenis produk. Jika “Paman Sam” saja khawatir, Indonesia juga seharusnya tidak berdiam diri menghadapi serbuan produk Cina. Namun pemerintah dinilai belum melakukan sesuatu yang berarti. Dalam lima tahun terakhir, defisit perdagangan Indonesia-Cina terus membesar dan belum ada tanda-tanda upaya untuk mengatasinya.

Ekonom senior Prof Dr Didik J Rachbini menyoroti kaitan Cina dengan Indonesia, mulai dari masalah ekonomi yang dihadapi di dalam negeri. Isu ini terkait dengan dinamika dan peran Cina di tingkat global. “Kita baru mendengar dari lembaga pemerintah sendiri, yaitu BPS, bahwa defisit neraca berjalan merupakan yang terbesar sepanjang sejarah 20 tahun terakhir ini. Ini apa artinya? Sektor luar negeri kita lemah, kedodoran, serta kehilangan strategi ekonomi dan dagang,” kata Didik dalam diskusi daring Februari 2019 lalu.

“Salah satu yang paling utama adalah defisit perdagangan dengan Cina tekor besar. Defisit ini melemahkan perekonomian kita. Ini adalah faktor penting di mana dalam satu aspek perdagangan Indonesia berada pada pihak yang kalah, dirugikan, terdesak. Tetapi pemerintah tidak terlihat mempunyai strategi diplomasi dagang setidaknya untuk menguranginya,” ujar alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Majalah Portonews di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI