Jorjoran ekspor batubara sampai kapan? “Ingat anak cucu dan masa depan bangsa.” INDONESIA akan semakin kehilangan cadangan batubara untuk ketahanan energi masa depan bila bahan baku energi ini tidak dikendalikan produksinya. Ancaman tersebut makin mendekati kenyataan karena pada tahun 2025 dari pembangkit listrik yang sudah dibangun dan sedang dibangun serta yang akan dibangun justru membutuhkan suplai batubara pertahunnya bisa mencapai 180 juta metrik ton.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menanggapi inkonsistensi dalam pelaksanaan kebijakan pengendalian produksi dan ekspor batubara seperti diatur dalam kebijakan energi dan pembangunan nasional Diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menetapkan target produksi batubara nasional tahun 2019 sebesar 480 juta ton (CNBC, 2019).
Meski lebih rendah dibandingkan target 2018, angka ini jauh melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019) maupun Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang memasang target produksi maksimal sebesar 400 juta ton. Inilah ketidak konsistenan pemerintah dalam menerapkan regulasinya.
“Terlihat secara terang benderang sikap inkonsisten Pemerintah terhadap kebijakan ketahanan energi nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015 sampai dengan 2019 dan sudah ditetapkan di dalam RUEN,” kata Yusri pada Portonews, Senin (4/2/2019) di Jakarta. Hal ini berkaitan dengan pengendalian produksi dan volume ekspor batubara. Menurut Yusri, seharusnya produksi batubara itu dikendalikan. “Jangan jorjoran. Ingat anak cucu dan masa depan bangsa,” tegasnya.
