Tampilkan di aplikasi

Perlahan tinggalkan bahan bakar fosil

Majalah Portonews - Edisi 01/2019
21 Maret 2019

Majalah Portonews - Edisi 01/2019

Biomassa belum dimanfaatkan maksimal sebagai penghasil energi pengganti, padahal sumber dayanya melimpah.

Portonews
Sebagian besar energi yang menggerakkan perekonomian dunia masih dihasilkan dari kilang bahan bakar fosil. Sebagian barang juga dihasilkan dengan keterlibatan bahan bakar fosil. Ketergantungan yang masih tinggi ini cukup mencemaskan karena cadangan minyak bumi dan batubara semakin menipis. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan gas buang yang berdampak buruk buat lingkungan.

Oleh karena itu, solusi alternatif yang dapat memitigasi perubahan iklim dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil harus terus digaungkan. Penggantian minyak dengan biomassa sebagai bahan baku untuk bahan bakar dan produksi kimia merupakan pilihan yang menarik dan merupakan kekuatan pendorong bagi pengembangan biorefinery.

Dalam biorefinery, hampir semua jenis bahan baku biomassa dapat dikonversi ke berbagai kelas biofuel dan biokimia melalui teknologi konversi yang diterapkan bersama. Di Indonesia, biorefinery berpotensi untuk dikembangkan lebih dari sekadar bahan bakar alternatif. Alasannya, sumber daya biomassa di negeri ini amat melimpah.

Melalui integrasi kimia hijau ke dalam biorefinery, dan penggunaan teknologi dampak lingkungan yang rendah, rantai produksi biofuel yang berkelanjutan di masa depan dan bahan kimia bernilai tinggi dari biomassa dapat dijalin. Bukan hanya untuk memperkuat ketahanan energi nasional, bioteknologi ini bisa membuat Indonesia bersaing di pasar internasional.

Istilah biorefinery baru dikenal pada 1990an seiring mencuatnya empat tren dalam industri. Pertama, ada peningkatan kesadaran dalam industri tentang perlunya menggunakan sumber daya biomassa dengan cara yang lebih rasional, baik secara ekonomi dan lingkungan.
Majalah Portonews di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI