Semua proses cetak konvensioanal selalu akan dimulai dari persiapan pembuatan plate atau acuan cetak (plat) yang dikerjakan pada bagian pra-cetak (pre-press), begitu juga pada proses cetak Flexography (Flexografi). Plat cetak flexografi pada umumnya terbuat dari bahan yang elastis, polymer (polimer) atau karet. Yang berfungsi mentransfer tinta dari bak tinta ke bahan yang dicetak melalui roll anilox.
Plat yang terbuat dari bahan karet biasanya hanya digunakan untuk membuat plat yang berisi teks atau huruf dengan ukuran fontnya cukup besar karena cara pengerjaannya atau pembuatannya secara manual dengan cara diukir dan/atau dicungkil. Bahan dan cara ini biasanya digunakan untuk mencetak material (karton) corrugated. Sedangkan bahan yang terbuat dari polimer digunakan untuk mencetak gambar dan teks yang fontnya sangat kecil, oleh sebab itu proses pembuatan platnya melalui proses transfer gambar dengan menggunakan film sebagai medianya atau pun proses CtP (Computer to Plate).
Pada umumnya bahan dasar plat polimer ada yang berupa lembaran, cair dan silinder (kelongsong), baik itu platnya itu sendiri ataupun proses cara pembuatannya, hingga kelebihan dan kekurangannya tiap proses. Plat polimer ini mempunyai kekerasan atau kekenyalan yang biasa dinyatakan dalam derajat Shore (antara 60 – 800 Shore). Ada 4 teknik proses pembuatan plat flexo.
Sedangkan bentuk bahan sebelum diproses pada bagian pra-cetak ada yang berupa atau berbentuk lembaran, cair (curah) dan berupa kelongsong (silinder). Untuk yang lembaran, ketebalannya bervariasi menurut kebutuhan sesuai mesin cetaknya.
Plat adalah elemen terpenting pada proses cetak flexo selain elemen lainnya untuk menghasilkan kualitas cetakan yang baik. Bahkan dalam kurun waktu dua dasa warsa belakangan ini telah terjadi perkembangan teknik, teknologi maupun bahan dasar plat flexo ini, sehingga turut mendukung dalam menghasilkan kualitas cetaknya.
