Ikhtisar
Balagah mengkaji bagaimana menggunakan bahasa secara efektif, sehingga pembicaraan mutakallim (pihak pertama) mudah dipahami oleh mukhātab (pihak kedua), tidak menimbulkan salah paham, tidak menyinggung perasaan, melainkan terasa santun, menarik, bahkan dapat menimbulkan rasa keindahan, sehingga kalam (ujaran atau pembicaraan) tersebut memperoleh respon positif berupa perkataan atau perbuatan dari pihak mukhātab, sesuai dengan yang dikehendaki oleh mutakallim.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Balagah mengkaji bagaimana menggunakan bahasa secara efektif, sehingga pembicaraan mutakallim (pihak pertama) mudah dipahami oleh mukhātab (pihak kedua), tidak menimbulkan salah paham, tidak menyinggung perasaan, melainkan terasa santun, menarik, bahkan dapat menimbulkan rasa keindahan, sehingga kalam (ujaran atau pembicaraan) tersebut memperoleh respon positif berupa perkataan atau perbuatan dari pihak mukhātab, sesuai dengan yang dikehendaki oleh mutakallim1.
Selama ini sering dipahami bahwa kajian balagah dengan pengertian tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu, atau bahwa kajian teks untuk tujuan at-tażawwuq al-balāgi (penghayatan teks yang bernilai balagah), termasuk ayat-ayat AlQur’an, hanya dapat dilakukan peserta didik yang telah memiliki perbendaharaan bahasa Arab yang banyak dan menguasai qawā’id Nahu Saraf yang mendalam.
Secara garis besar, objek kajian bahasa (linguistik) meliputi: Pertama, kajian tentang struktur internal bahasa, yang mencakup: al-aṣwāt (tata bunyi bahasa), saraf (tata bentuk kata), nahu (tata kalimat), al-kalām, annaṣṣ (tata bentuk wacana). Termasuk dalam kajian internal bahasa adalah kajian mufradāt (kosakata) dan kajian ad-dalālah (makna, semantik).
Kedua, kajian tentang penggunaan bahasa yang mencakup kajian sosiolinguistik (yaitu kajian bahasa sebagai alat interaksi/komunikasi sosial), psikolinguistik (yaitu kajian bahasa sebagai gejala jiwa), dan antropolinguistik (yaitu kajian bahasa sebagai wadah dan produk budaya).
Ketiga, kajian tentang pengajaran bahasa, dengan tujuan inti adalah untuk meningkatkan hasil pengajaran bahasa, termasuk di dalamnya kajian tentang metodologi pengajaran bahasa.
Posisi Balagah, dalam hubungan ini, dapat dikatagorikan ke dalam kajian ‘penggunaan bahasa’. Jadi balāgah Al-Qur’an mengkaji bagaimana Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi mutakallim (yaitu Tuhan) dengan mukhātab, yaitu makhluk-Nya, khususnya manusia. Untuk itu, balāgah Al-Qur’an memanfaatkan hasil kajian pertama tentang struktur internal bahasa.
Penulis
Zainal Muttaqin - Dr. Zainal Muttaqin, MA. lahir di Jakarta 21 Oktober 1972. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di MI Pembangunan IAIN Jakarta, kemudian melanjutkan ke MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta. Pada tahun 1988 melanjutkan pendidikan di MAPK sekaligus menjadi santri di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis Jawa Barat. Pada tahun 1996 menyelesaikan S1 Jurusan Bahasa Arab IAIN Jakarta dan S2 tahun 2002 di UIN Jakarta Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab. Adapun program doktornya diselesaikan tahun 2018 di Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab UIN Bandung.
Daftar Isi
Sampul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Balagah dari Masa Ke Masa
Bab I. Balagah
A. Pengertian Balagah
B. Faṣāḥah
C. As-Siyāq
Bab II. Balagah dan Uslūb
A. Pengertian Uslūb (Gaya Bahasa)
B. Kriteria Uslūb yang Baik
C. ‘Udūl dan Uslūb
D. Balagah dan Kaj
E. Uslūb Al-Qur’an
Bab III. Asālīb Al Ma’āni
A. Khabar dan Insyā
B. Ta’kīd Al-Khabar
C. At-Taqdīm dan at-Ta’khīr
D. Al-Qaṣr
E. Al-Faṣl bain al-Jumlatain
F. Iltifāt
G. Al-Ījāz dan al-Iṭnāb
H. Al-Ījāz dan Al-Ḥażf
I. Ḥażf al-Maf’ūl bih li Qaṣd al-‘Umūm
J. Ḥażf al-Maf’ūl bih li Murā’at al-Fāṣilah
K. Ḥażf al-Ma’ṭūf ‘alaih
L. Ḥażf Jawāb asy-Syarṭ
M. Iṭnāb
Bab IV. Asālīb Al-Bayān
A. Tasybīh
B. Al-Majāz al-Lugawi
C. Majāz Mursal
D. Al-Majāz al-‘Aqli
E. Kināyah
Bab V. Asālīb Al-Bayān’
A. Muḥassināt Lafẓiyyah
B. Muḥassināt Ma’nawiyyah
Bab VI. Penutup
Daftar Pustaka
Tentang Penulis