Ikhtisar
Dengan pendekatan dialogis dan reflektif, Nursi mampu menghadirkan pemahaman ayat-ayat al-Qur’an yang tampak sukar dicerna menjadi lebih mudah dimengerti dan diterima akal sehat. Selain itu, Nursi juga menawarkan pendekatan substantif dalam memaknai dan menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Kendatipun bergerak dari makna kebahasaan dalam memahami ayat-ayat, Nursi selalu mengarahkan pemahaman ayat itu pada fungsi utama diturunkannya al-Quran, yaitu sebagai petunjuk.
Tema bahasan yang disuguhkan dalam buku ini sangat kaya dan beragam, namun semuanya mengerucut pada pentingnya pencarian makna hidup yang hakiki. Karena itu, melalui buku ini, penulis mengajak kita mendesain ulang, melakukan reorientai kehidupan kita menuju hidup bermakna, dengan memahami tujuan hidup, melejitkan kekayaan iman, mengapresiasi segala entitas, dan menyinergikan semua dalam sebuah bingkai tauhid yang disinari Nur Ilahi.
Pendahuluan / Prolog
Al-Kalimat
Kami sangat bersyukur karena buku “al-Kalimat” ini akhirnya bisa dicetak dalam satu jilid utuh. Meski membutuhkan waktu yang relatif lama, proses penerjemahan hingga editing akhirnya bisa terselesaikan dengan lancar. Buku ini sangat spesial karena ia merupakan jilid pertama dari 12 jilid karya monumental Badiuzzaman Said Nursi.
Maka wajar jika buku ini sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya dan pecinta buku agama pada umumnya.
Pengalaman spiritual Badiuzzaman Said Nursi membuat buku ini bersifat sangat refl ektif. Dengan keilmuan yang luas dan daya tafakur yang tinggi beliau mengungkapkan banyak hal dalam setiap bab di mana pembahasannya sangat menarik, menggugah pikiran dan menyentuh perasaan sampai terbawa suasana nikmatnya tafakur.
Yang menjadi ciri khas dari buku-bukunya termasuk al-Kalimat ini adalah pembahasannya selalu diawali dengan sebuah ayat pendek lalu dideskripsikan dengan sebuah hakikat singkat dan pertanyaan retoris. Kemudian dilanjutkan dengan perumpamaan dalam rangka mendekatkan makna hakikat terdalam ke dalam pemahaman pembaca.
Secara garis besar, buku ini membahas makna dan hakikat dari ibadah, kenabian, al-Quran, tauhid, sosial dan fi lsafat.
Penulis
Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.
Editor
Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki
Daftar Isi
Cover Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kalimat Pertama: Kekuatan dan Keberkahan Bismillâh
Kalimat Kedua: Pandangan Mukmin dan Kafir terhadap Dunia
Kalimat Ketiga: Ibadah adalah Kebahagiaan, dan Kefasikan adalah Kesengsaraan
Kalimat Keempat: Salat adalah Ketenangan bagi Roh, Kalbu dan Akal
Kalimat Kelima: Tugas Hakiki Manusia adalah Menyembah Allah
Kalimat Keenam: Bisnis Ukhrawi yang Menguntungkan
Kalimat Ketujuh: Iman kepada Allah dan Hari Akhir Menjawab Teka-teki Alam
Kalimat Kedelapan: Hakikat Dunia dan Peran Manusia di Dalamnya
Kalimat Kesembilan: Makna Salat dan Hikmah Penentuan waktu Salat Fardhu
Kalimat Kesepuluh: Bukti Keberadaan Hari Kebangkitan
Lampiran I: Urgensi Iman kepada Hari Akhir bagi Kehidupan Manusia
Lampiran II: Kehidupan sebagai Bukti atas Rukun-rukun Iman
Lampiran III: Contoh Konkret tentang Hari Kebangkitan
Lampiran IV: Al-Qur’an Menyiapkan Akal untuk Mengimani Hari Akhir
Lampiran V: Kesepakatan Universal atas Realitas Akhirat
Kalimat Kesebelas: Rahasia Alam dan Misteri Penciptaan Manusia
Kalimat Kedua Belas: Komparasi antara Hikmah al-Qur’an dan Filsafat
Kalimat Ketiga Belas: Kekayaan Hikmah al-Qur’an dan Kefakiran Filsafat
Bagaimana Manusia Selamat di Akhirat?
Dialog dengan Sekelompok Pemuda
Risalah untuk para Narapidana
Persoalan Penting yang Terlintas pada Malam “Lailatul Qadar”
Perkenalkan Sang Pencipta kepada Kami
Persoalan Tauhid dalam Lafal HUA
Kalimat Keempat Belas: Padanan Hakikat al-Qur’an agar Hati Mudah Menerima
Pertama: Penciptaan Langit dan Bumi dalam 6 Masa
Kedua: Segala Sesuatu telah Ditulis sebelum Terwujud
Ketiga: Hadis-hadis tentang Keteraturan Ibadah Malaikat
Keempat: Penciptaan Sesuatu dengan Sangat Mudah dan Cepat
Kelima: Keagungan Allah Mencakup Segala Hal
Penutup: Pelajaran Penting bagi Orang-orang Lalai
Lampiran: Pertanyaan seputar Hikmah Terjadinya Gempa Bumi
Kalimat Kelima Belas: Tujuh Tingkatan untuk Mencapai Makna Ayat
Kalimat Keenam Belas: Empat Kilau Cahaya al-Qur’an yang Menerangi Kegelapan
Pertama: Keesaan Dzat Allah dan Keumuman Perbuatannya
Kedua: Penciptaan Sesuatu secara Sekaligus dan Berangsur
Ketiga: Kita Jauh dari Allah, sedang Dia Dekat dengan Kita
Keempat: Hakikat Salat sebagai Mi’raj Orang Mukmin
Lampiran: Keberaturan Sunnatullah sebagai Dalil Keesaan-Nya, dan Penyimpangan sebagian Sunnatullah sebagai Dalil bahwa Dia Maha Berkehendak
Kalimat Ketujuh Belas
Kedudukan Pertama: Keharmonisan antara Manifestasi nama Allah al-Qahhâr dan ar-Rahmân
Kedudukan Kedua: Penjelasan tentang: Mengeluh adalah Musibah, Buah dari Pohon Murbei Hitam, Munajat, Ungkapan Duka Nabi Ibrahim dan lain-lain
Kalimat Kedelapan Belas
Poin Pertama: Teguran Didikan kepada Nafsu Ammârah
Poin Kedua: Segala Sesuatu Indah; dengan Sendirinya atau Karena Selainnya
Poin Ketiga: Keindahan Kreasi adalah Bukti Kenabian Muhammad
Kalimat Kesembilan Belas: Pembuktian Risalah Nabi Muhammad
Kalimat Kedua Puluh
Kedudukan Pertama: Peristiwa Parsial demi Hukum Universal
Kedudukan Kedua: Kemukjizatana al-Qur’an dalam Mukjizat Para Nabi
Kalimat Kedua Puluh Satu
Kedudukan Pertama: Nasihat bagi Orang yang Malas Salat
Kedudukan Kedua: Penyakit Was-was dan Obatnya
Kalimat Kedua Puluh Dua
Kedudukan Pertama: Dua Belas Argumen atas Hakikat Tauhid
Kedudukan Kedua: Dua Belas Kilau seputar Tauhid Hakiki
Kalimat Kedua Puluh Tiga
Kedudukan Pertama: Nilai dan Manfaat Iman
Kedudukan Kedua: Kebahagiaan dan Kesengsaraan Manusia
Kalimat Kedua Puluh Empat
Dahan Pertama: Manifestasi Asmaul Husna di Alam Semesta
Dahan Kedua: Kunci banyak Rahasia dan Perbedaan Penyaksian Para Wali
Dahan Ketiga: Prinsip-prinsip dalam Memahami Hadis
Dahan Keempat: Keragaman Jenis Ibadah seluruh Makhluk
Dahan Kelima: (terdiri atas lima buah)
Buah Pertama: Rasa Cinta dan Takut
Buah Kedua: Tugas Ubudiyah adalah Pembayaran atas Nikmat yang telah Berlalu
Buah Ketiga: Amal yang Abadi dalam Umur yang Singkat
Buah Keempat: Menjauhi Perbuatan Taklid kepada Ahli Dunia
Buah Kelima: Ibadah Mengalihkan Manusia dari Kefanaan menuju Keabadian
Kalimat Kedua Puluh Lima (Kemukjizatan al-Qur’an): Mukadimah: Definisi al-Qur’an
Obor Pertama
Kilau Pertama: Balagah al-Qur’an adalah Mukjizat
Kilau Kedua: Universalitas al-Qur’an yang Luar Biasa
Kilau Ketiga: Informasi Gaib yang Diberitakan al-Qur’an
Obor Kedua
Cahaya Pertama: Kefasihan dan Keharmonisan Kalimat al-Qur’an
Cahaya Kedua: Aspek Balagah Asmaul Husna pada Akhir Ayat
Cahaya Ketiga: Al-Qur’an Tak Bisa Dibandingkan dengan Apapun
Obor Ketiga
Sinar Pertama: Bagaimana Mengetahui Kemukjizatan al-Qur’an
Sinar Kedua: Hikmah al-Qur’an dan Filsafat Manusia
Sinar Ketiga: Hikmah Murid al-Qur’an dan Hikmah al-Qur’an itu Sendiri
Penutup
Lampiran I: Keagungan al-Qur’an al-Karim
Lampiran II: Rahasia di Balik Pengulangan Ayat al-Qur’an
Kalimat Kedua Puluh Enam: Takdir Ilahi dan Ikhtiar Manusia
Penutup
Lampiran: Jalan Pintas Menuju Allah
Kalimat Kedua Puluh Tujuh: (Risalah Ijtihad)
Lampiran: Keutaman Para Sahabat Radhiyallâhu ‘Anhum
Kalimat Kedua Puluh Delapan: Risalah tentang Surga
Lampiran: Tentang Neraka
Kalimat Kedua Puluh Sembilan: Keabadian Ruh, Malaikat, dan Kebangkitan
Tujuan Pertama: Percaya kepada Malaikat adalah Salah Satu Rukun Iman
Tujuan Kedua: Hari Kiamat, Kehancuran Dunia dan Kehidupan Akhirat
Kalimat Ketiga Puluh
Tujuan Pertama: Substansi Ego
Tujuan Kedua: Transformasi Partikel
Kalimat Ketiga Puluh Satu: Risalah Mi’raj
Landasan Pertama: Rahasia Keharusan Mi’raj
Landasan Kedua: Hakikat Mi’raj
Landasan Ketiga: Hikmah Mi’raj
Landasan Keempat: Manfaat Mi’raj
Lampiran: Mukjizat Terbelahnya Bulan
Kalimat Ketiga Puluh Dua
Mauqif Pertama: Penjelasan tentang makna
Lampiran: Renungan tentang Permukaan Langit
Mauqif Kedua (Tiga Pertanyaan)
Pertama: Pertanyaan seputar Pembuktian Tauhid
Kedua: Bagaimana Sosok Individu dapat Melakukan Perbuatan yang Tak Terhingga
Ketiga: Pertanyaan tentang Kesempurnaan Ilahi
Mauqif Ketiga (Dua Pembahasan)
Pertama: Segala Sesuatu Bersandar pada Asmaul Husna
Kedua: Kebahagiaan Orang Mukmin dan Kemalangan Orang Sesat
Pertanyaan Penting Seputar Cinta
Munajat
Kalimat Ketiga Puluh Tiga: Tiga Puluh Tiga Jendela
AL-LAWÂMI’: Bunga yang Mekar dari Benih Hakikat
Materi Seminar
Profil Penulis
Cover Belakang
Kutipan
Kalimat Kesepuluh
Pintu Kemanusiaan sebagai Manifestasi dari Nama “al-Haq”.
Allah SWT yang merupakan Dzat yang patut disembah menciptakan manusia guna menjadi hamba yang paling mulia dan paling penting bagi rububiyah-Nya yang mencakup semesta alam, serta yang paling memahami perintah-Nya, dalam bentuk terbaik sehingga menjadi cermin komprehensif dari nama-nama-Nya sekaligus menjadi manifestasi nama-Nya yang paling agung dan manifestasi tingkatan tertinggi dari setiap Asmaul Husna. Dia menciptakan manusia guna menjadi mukjizat qudrah Ilahi yang paling indah yang memiliki perangkat dan neraca paling berharga untuk memahami dan mengapresiasi kekayaan yang terdapat dalam khazanah rahmat Ilahi serta guna menjadi makhluk yang paling membutuhkan nikmat-Nya yang tak terhingga, menjadi paling menderita dengan adanya kefanaan, paling merindukan keabadian, paling halus, paling lembut dan paling papa. Di samping bahwa dari sisi kehidupan dunia, manusia merupakan makhluk yang paling tidak bahagia dan dari sisi potensi fi trinya merupakan yang paling bagus bentuk rupanya. Nah, mungkinkah Allah menciptakan manusia dengan substansi di atas, lalu tidak membangkitkannya menuju negeri abadi yang dipersiapkan untuknya? Kemudian Dia melenyapkan hakikat kemanusiaan dan melakukan sesuatu yang sangat bertentangan dengan kebenaran-Nya? Allah sangat jauh dari semua itu.