Ikhtisar
Generasi terbaik umat ini adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah sebaik-baik manusia. Lantas disusul generasi berikutnya, lalu generasi berikutnya. Tiga kurun ini merupakan kurun terbaik dari umat ini. Mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling mengetahui dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan yang tertinggi (as-salafu ash-shalih). Karenanya, sudah merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan pengamalan Islam yang benar merujuk kepada mereka (as-salafu ashshalih). Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pendahuluan / Prolog
Pengantar
Generasi terbaik umat ini adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah sebaik-baik manusia. Lantas disusul generasi berikutnya, lalu generasi berikutnya. Tiga kurun ini merupakan kurun terbaik dari umat ini.
Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: .
مرم َنَ لوم َي ِذ َيْ َّل ا م َّ َخ ر َيْ ُأ َّم ِتـي َق رر ِنِ مثَُّ الَّ ِذ ر َيْ َيلمو َنَم رم ثُ “Sebaikbaik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.” (Shahih al-Bukhari no.
3650) Mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling mengetahui dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan yang tertinggi (as-salafu ash-shalih).
Karenanya, sudah merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan pengamalan Islam yang benar merujuk kepada mereka (as-salafu ashshalih). Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: ِذ َيْ َّل َوال َّســــ اِ مأو ََّ ا رن َّولمو ََّ ِ َُ الر مِ ََ َِ ِر َيْ َوا رنور َاــــ ِ َوا ا َّت َب معو م ره ِبِ ِ رح َســــ َّ َ ِ َضِ مالله َع ر منْ رم َو َ مضــــوا َع رَـ مَّ َوأ َعـ َّن لَ مَ رم ََ ََّـ ه َ ر ِرنْ ََر ََُـ ا رن رنََـ م َخـ لـِـ ِن َيْ يم ِظ لعَر فِ َيه أاَ ًنا َذلِ َك الر َف رو مز ا .
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orangorang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka Jannah-Jannah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Q.s. at-Taubah: 100) Dengan demikian Tabi’in adalah generasi kedua terbaik setelah para shahabat. Tabi’in sendiri artinya adalah pengikut (bahasa Arab: ,). Mereka tidak mengalami hidup bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam atau dengan kata lain tidak sempat bertemu dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Usianya tentu saja lebih muda dari Shahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Shahabat masih hidup. Tabi'in merupakan murid dari para shahabat Nabi.
Rentang masa Tabi'in dimulai sejak wafatnya shahabat terakhir, yaitu Abu Thufail al-Laitsi, pada tahun 100 H (735 M) di kota Makkah; dan berakhir dengan wafatnya Tabi'in terakhir, yaitu Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H (812 M).
Setelah masa Tabi'in berakhir, maka diteruskan dengan masa tabi'ut tabi'in atau generasi ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat.
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam karyanya Taqrib at-Tahdzib membagi para tabi'in menjadi empat tingkatan berdasarkan usia dan sumber periwayatannya, yaitu:
• Para Tabi'in tertua (kibar at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 95 H/713 M. Mereka seangkatan dengan Said bin al-Musayyab (lahir 13 Hwafat 94 H).
• Para Tabi'in kelompok pertengahan (al-wustha min at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 110 H/728 M. Mereka seangkatan dengan al-Hasan alBashri (lahir 21 H - wafat 110 H) dan Muhammad bin Sirin (lahir 33 Hwafat 110 H).
• Para Tabi'in kelompok muda (shighar at-tabi'in) yang kebanyakan meriwayatkan hadits dari para Tabi'in tertua, yang telah wafat sekitar tahun 125 H/742 M. Mereka seangkatan dengan Qatadah bin Da'amah (lahir 61 H – wafat 118 H) dan Ibnu Syihab az-Zuhri (lahir 58 H-wafat 124 H).
• Para Tabi'in kelompok termuda yang kemungkinan masih berjumpa dengan para Sahabat Nabi dan para Tabi'in tertua walau tidak meriwayatkan hadits dari Sahabat Nabi, yang telah wafat sekitar tahun 150 H/767 M.
Mereka seangkatan dengan Sulaiman bin Mihran al-A'masy (lahir 61 H - wafat 148 H) Mayoritas ulama penulis asma al-rijal (biografi para periwayat hadits) juga membagi para Tabi'in menjadi tiga tingkatan berdasarkan Sahabat Nabi yang menjadi guru mereka, yaitu:
• Para Tabi'in yang menjadi murid para Sahabat yang masuk Islam sebelum peristiwa Fathul Makkah.
• Para Tabi'in yang menjadi murid para Sahabat yang masuk Islam setelah peristiwa Fathul Makkah.
• Para Tabi'in yang menjadi murid para Sahabat yang belum berusia dewasa ketika Nabi Muhammad wafat.
Dalam kitab ini diceritakan beberapa kisah para tabi’in yang inspiratif dan dapat dijadikan teladan bagi kehidupan keimanan kita, umat Islam.
Daftar Isi
Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Khalifah
Walid bin Abdul Malik
Umar bin Abdul Aziz
Panglima Perang
Abdurrahmanal-Ghafiqi
Ahnaf bin Qais
Al-Barra’ bin Malik
Musa bin Nushair
Thariq bin Ziyad
Qutaibah bin Muslim
Ulama Zuhud
Abu Muslim al-Khaulani
Thawus bin Kaisan
Atha bin Abi Raba
Hasan al-Bashri
Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab
Sa’id bin Zubair
Muhammad bin Waasi’
Abu Hanifah
Raja’ bin Haiwah
Said bin al-Musayyib
Syuraih al-Qadhi
Zainul Abidin Alibin Husein bin Alibin Abi Thalib
Imam az-Zuhri
Najasyi (Ashhamah bin Jabar)
Muhammad bin Sirin
Muhammad al-Hanafiyyahbin Ali bin Abi Thalib
Abdullahbin al-Mubarak
Ar-Rabi’ah ar-Rayi
Ar-Rabi bin Khutsaim
Amir bin Syurahbilasy-Sya’bi
Urwah bin az-Zubair
Salamah bin Dinar(Abu Hazim al-A’raj)
Rufai bin MihranAbu al-Aliyah
Iyas bin Mu’awiyahal-Muzanni
Uwais al Qarni
Amir bin Abdillahat-Tamimi
Perawi Hadits
Sa’id bin al-Musayyab
Urwah bin az-Zubair
Sa’id bin Jubair
Ali bin al-HuseinZainal Abidin
Muhammadbin al-Hanafiyyah
Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud
Salim bin Abdullahbin Umar
Al Qosim bin Muhammad
Al Hasan al-Bashri
Muhammad bin Sirin
Umar bin ‘Abdul Aziz
Nafi’ bin Hurmuz
Muhammad bin Syihabaz-Zuhri
Ikrimah
Asy Sya’by
Ibrahim an-Nakha’iy
Alqamah
Daftar Pustaka