Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Keutamaan dan Rahasia Tawakkal

1 Pembaca
Rp 25.800 17%
Rp 21.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 64.500 13%
Rp 18.633 /orang
Rp 55.900

5 Pembaca
Rp 107.500 20%
Rp 17.200 /orang
Rp 86.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Allah memerintahkan agar manusia berikhtiar, dan pada sisi yang lain Allah juga memerintahkan agar manusia bertawakkal. Perintah pertama mengharuskan manusia berusaha, kerja keras, dan berupaya semaksimal mungkin sementara perintah kedua mengharuskan manusia pasrah dan menyerahkan segala usahanya kepada Allah. Adanya dua perintah ini mengandung pengertian bahwa setelah berusaha, bekerja dan berupaya secara dzahir hendaknya manusia menyerahkan hasil akhir dari usahanya tersebut kepada Allah. Terserah apa nanti yang akan ditetapkan Allah atas usahanya.

Ada ungkapan “Manusia yang berusaha Tuhan yang menentukan” adalah sebuah ungkapan dari perwujudan antara ikhtiar dengan tawakkal. Dalam tawakkal, manusia percaya sepenuhnya bahwa apa nanti yang akan diputuskan Allah adalah sebuah jalan yang terbaik bagi dirinya.

Yang pasti, Allah berjanji bahwa barangsiapa yang mau bertawakkal kepada-Nya maka Allah akan memberikan kecukupan. Allah pun berjanji akan menghadiahi surga bagi mereka. Dan sesungguhnya tak hanya itu yang akan diperoleh orang-orang yang bertawakkal. Buku ini akan mengungkapkan keagungan apa saja yang akan didapat manusia jika mereka mau memasrahkan segala urusannya kepada Allah Dzat Yang Mengatur kehidupan ini.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Nakhrawie, AS

Penerbit: Pustaka Media
ISBN: 9786028214520
Terbit: Maret 2013 , 226 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Allah memerintahkan agar manusia berikhtiar, dan pada sisi yang lain Allah juga memerintahkan agar manusia bertawakkal. Perintah pertama mengharuskan manusia berusaha, kerja keras, dan berupaya semaksimal mungkin sementara perintah kedua mengharuskan manusia pasrah dan menyerahkan segala usahanya kepada Allah. Adanya dua perintah ini mengandung pengertian bahwa setelah berusaha, bekerja dan berupaya secara dzahir hendaknya manusia menyerahkan hasil akhir dari usahanya tersebut kepada Allah. Terserah apa nanti yang akan ditetapkan Allah atas usahanya.

Ada ungkapan “Manusia yang berusaha Tuhan yang menentukan” adalah sebuah ungkapan dari perwujudan antara ikhtiar dengan tawakkal. Dalam tawakkal, manusia percaya sepenuhnya bahwa apa nanti yang akan diputuskan Allah adalah sebuah jalan yang terbaik bagi dirinya.

Yang pasti, Allah berjanji bahwa barangsiapa yang mau bertawakkal kepada-Nya maka Allah akan memberikan kecukupan. Allah pun berjanji akan menghadiahi surga bagi mereka. Dan sesungguhnya tak hanya itu yang akan diperoleh orang-orang yang bertawakkal. Buku ini akan mengungkapkan keagungan apa saja yang akan didapat manusia jika mereka mau memasrahkan segala urusannya kepada Allah Dzat Yang Mengatur kehidupan ini.

Pendahuluan / Prolog

Kata pengantar
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan umat; Nabi Muhammad SAW. Di antara tanda-tanda orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah mereka yang bertawakkal kepada-Nya.

Tawakkal adalah sebuah mentalitas dimana seseorang yakin sepenuhnya bahwa Allah akan memberikan keputusan terbaik untuk dirinya. Mentalitas inilah yang nanti akan melahirkan sikap pasrah, yakni menyerahkan sepenuhnya urusan yang selama ini digeluti kepada Tuhan. Inilah yang disebut sikap tawakkal.

Allah memerintahkan agar manusia bertawakkal kepada-Nya. Itu artinya Allah memerintahkan agar manusia menyerahkan segala urusannya kepada Dzat yang mengatur Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim 6 kehidupan ini. Dan manusia pun tetap diperintahkan berikhtiar; namun sisi lain mereka disuruh untuk bertawakkal. Dua perintah ini mengandung satu pengertian bahwa setelah berusaha hendaknya manusia menyerahkan hasil akhir dari usahanya itu kepada Allah.

Ada satu contoh menarik dalam hal ini: Dalam sebuah hadits dikisahkan, “Seseorang bertanya kepada nabi SAW, “Aku lepaskan untaku, (lalu) aku bertawakkal?” Nabi bersabda, “Ikatlah dulu untamu, kemudian bertawakkallah.” (HR. Ibnu Hibban dan Al Hakim) Dalam riwayat lain disebutkan, “Amr bin Umayyah berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah aku ikat dahulu unta (tunggangan)ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal?” Rasul menjawab, “Ikatlah kendaraan (unta)mu lalu bertawakkallah.” Tawakkal dengan demikian harus tetap disertai dengan ikhtiar. Seseorang harus berusaha dulu, harus bekerja keras terlebih dahulu baru kemudian ia berpasrah diri kepada Allah. Bertawakkal setelah berikhtiar berarti menyerahkan hasil akhir dari usaha kepada Allah; terserah apa keputusan Allah nanti.

Sesungguhnya ada banyak hal yang perlu kita ketahui tentang tawakkal. Dan buku yang ada di tangan pembaca ini akan menuntun para pembaca untuk mengetahui lebih jauh tentang makna tawakkal. Dengan tetap mengharap ridha Allah, semoga buku ini bermanfaat bagi siapa saja, 7 terutama bagi mereka yang ingin belajar agar bisa berserah diri kepada Allah secara benar. Akhirnya, penulis berharap semoga Allah menerima karya ini sebagai sebentuk amal ibadah. Amin ya rabbal ‘alamin.

Nakhrawie, AS

Daftar Isi

Keutamaan dan Rahasia Tawakkal
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Lebih jauh lagi tentang tawakkal
     A. Apakah yang Disebut Tawakkal Itu?
     B. Mengapa Allah Menyerukan Agar Manusia Tawakkal?
     C. Antara Ikhtiar Dan Tawakkal
Bab 2 Membangun tawakkal dengan meluruskan persepsi tentang iman
     A. Iman; Pondasi Awal Untuk Bisa Bertawakkal
     B. Memahami Arti Iman Kepada Taqdir
     C. Kafir Versus Tawakkal
Bab 3 Antara tawakkal, syukur, sabar, qona'ah dan ikhlas
     A. Syukur; Manifestasi Tawakkal
     B. Sabar; Kekuatan Dari Adanya Tawakkal
     C. Qana’ah; Buah Dari Tawakkal
     D. Tawakkal Berbuah Keikhlasan
Bab 4 Kakarakter manusia dalam menyikapi perintah tawakkal
     A. Manusia yang Suka Berkeluh Kesah
     B. Manusia yang Tak Sabaran
     C. Manusia yang Kurang Bisa Bersyukur
     D. Manusia yang Sering Diperbudak Nafsu
     E. Manusia yang Terlalu Cinta Kepada Dunia
Bab 5 Tawakkal, solusi dalam menyikapi hidup
     A. Hidup Dengan Berbagai Problematikanya
     B. Dijalani Saja Hidup Ini Sesuai Dengan Rencana Tuhan
     C. Kuncinya Adalah Sabar, Syukur dan Tawakkal
Bab 6 Membeli surga dengan tawakkal
     A. Balasan Hidup Bagi Manusia
     B. Ada Banyak Cara Untuk Bisa Masuk Surga
     C. Jaminan Surga Bagi Orang-Orang yang Tawakkal
Bab 7 Tawakkal, solusi masalah rizki
Bab 8 Berkaca pada kisah tawakkal para nabi
Daftar Pustaka

Kutipan

Bab 2 Membangun Tawakkal Dengan Meluruskan Persepsi Tentang Iman
A. Iman; Pondasi Awal Untuk Bisa Bertawakkal

Secara bahasa iman berarti percaya. Percaya yang dimaksud dalam masalah ini adalah kepercayaan yang dibangun atas dasar keyakinan penuh. Jadi, iman bukan hanya sekedar percaya, namun lebih dari itu iman adalah percaya yang disertai dengan keyakinan yang mendalam. Orang yang beriman disebut mukmin.

Al Qur’an menggunakan kata iman dalam berbagai bentuk kata jadiannya. Tidak kurang dari 550 kali, seperti kata yu’minu, yu’minun, amanu, mu’min, dan mu’minun.

Banyaknya kata-kata iman yang disebut Al Qur’an menunjukkan bahwa iman merupakan pokok dalam bangunan akidah Islam. Terutusnya nabi Muhammad untuk menata tatanan kehidupan masyarakat Jahiliyah bangsa Arab pada waktu itu pun sesungguhnya dalam rangka meluruskan keyakinan yang menyimpang hingga menjadi keimanan yang haq ini. Karena alasan ini pula banyak ayatayat tentang keimanan diturunkan di Makkah, sebelum nabi hijrah.

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa suatu saat nabi pernah ditanya tentang arti iman. Nabi menjawab bahwa; “Iman adalah engkau percaya kepada Allah, percaya kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada adanya hari Kiamat, dan percaya terhadap qadha’dan qadar Allah”.