Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Telaga Makrifat

Mempertajam Mata Hati Dan Indra Keenam

1 Pembaca
Rp 30.000 17%
Rp 25.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 75.000 13%
Rp 21.667 /orang
Rp 65.000

5 Pembaca
Rp 125.000 20%
Rp 20.000 /orang
Rp 100.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buta hati lebih berbahaya daripada buta mata. Jika mata yang buta, seseorang bisa melihat dengan mata harinya. Ia melatih daya batin dan indra keenam menjadi lebih peka. Ia mampu menyelami hal-hal yang ghaib. Sedangkan jika buta hati, maka seseorang menjadi kehilangan pedoman dan tujuan hidupnya.

Buku ini membimbing pembaca untuk isa menjadi orang makrifat (arif dan bijaksana). Orang makrifat itu mempunyai keistimewaan (karomah) berupa kepekaan indra keenam dan ketajaman mata batin.

Menyelamlah ke dasar Telaga Makrifat dan teguklah semua ilmu yang ada di dalamnya. Insya Allah engkau menjadi mulia di sisi Allah dan di hadapan manusia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Syekh Ibnu Atho

Penerbit: Pustaka Media
ISBN: 9786026761569
Terbit: Juni 2021 , 258 Halaman










Ikhtisar

Buta hati lebih berbahaya daripada buta mata. Jika mata yang buta, seseorang bisa melihat dengan mata harinya. Ia melatih daya batin dan indra keenam menjadi lebih peka. Ia mampu menyelami hal-hal yang ghaib. Sedangkan jika buta hati, maka seseorang menjadi kehilangan pedoman dan tujuan hidupnya.

Buku ini membimbing pembaca untuk isa menjadi orang makrifat (arif dan bijaksana). Orang makrifat itu mempunyai keistimewaan (karomah) berupa kepekaan indra keenam dan ketajaman mata batin.

Menyelamlah ke dasar Telaga Makrifat dan teguklah semua ilmu yang ada di dalamnya. Insya Allah engkau menjadi mulia di sisi Allah dan di hadapan manusia.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Makrifat adalah tingkat penyerahan diri kepada Allah secara berjenjang, secara setingkat demi setingkat sehingga sampai kepada tingkat keyakinan yang kuat. Orang yang memiliki ilmu makrifat dianggap sebagai orang ‘arif’, karena ia bisa memikirkan dalamdalam tentang segala macam liku-liku kehidupan di dunia ini.

Oleh karena itu jika kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu makrifat, maka akan meraih suatu karomah, Karomah adalah keistimewaan yang tidak dimiliki orang awam.

Bentuk karomah tersebut adalah mata hati kita menjadi awas dan indra keenam kita menjadi tajam. Jika indra keenam menjadi tajam, kita akan dapat mengetahui sesuatu yang tersembunyi di balik peristiwa.

Orang yang mata hatinya dan indra keenamnya tajam, maka ia dapat masuk ke dalam hal-hal yang dianggap gaib (tersembunyi).

Orang arif (memiliki ilmu makrifat), suka memperhatikan tandatanda kebesaran Allah dengan mata kepalanya. Kemudian ia merenungkan dengan mata hatinya.

Daftar Isi

Daftar Isi
Pengantar: Ilmu Makrifat, Mempertajam Mata Hati Dan Indera
1. Jangan Membanggakan Jerih Payah dan Amal Perbuatan
2. Urusan Dunia dan Akhirat Harus Seimbang
3. Tirai Takdir Tidak Dapat Ditembus Dengan Kehendak Manusia
4. Jiwa Yang Tenang
5. Kebutaan Mata Hati Disebabkan Tipuan Pemandangan Duniawi
6. Allah Memberi Bukan Karena Doamu
7. Keragu-raguan Hanya Mengotori Mata Hati Dan Menggelapkan Indra Keenam
8. Mengasingkan Hati Dari Kesibukan Tak Berarti
9. Keinginan Berlebih-lebihan Dapat Membutakan Mata Hati
10. Yang Maujud, Mengokohkan Wujud Maha Pencipta
11. Allah Tidak Dapat Dipandang Dengan Mata Kepala
12. Allah Tidak Bisa Dipaksa Menuruti Fantasi Manusia
13. Jangan Menunda Beramal Shalih
14. Jangan Terkecoh Pandangan Matamu Terhadap Duniawi
15. Merasa Butuh, Tetapi Jangan Meminta
16. Jika Awalnya Baik, Berakhirnya Juga Baik
17. Bercahaya Pada Permulaan, Bercahaya Pada Kesudahannya
18. Keajaiban Hati Bisa Menjadi Aura
19. Dua Cara Allah Memberi Petunjuk Hambanya
20. Hamba Yang Bebas dan Yang Terikat
21. Orang Yang Salik dan Yang Wasil
22. Mengoreksi Diri Sendiri
23. Tiada Penghalang (hijab) Yang Mampu Menutupi Allah
24. Bebaskan Hati Dari Sifat Manusiawi
25. Dua Perkara Yang Bertolak Belakang
26. Keberadaan Manusia Akan Lenyap Karena Keberadaan Allah
27. Allah Ada Sejak Awal Hingga Akhir
28. Hanya Allah Yang Memenuhi Kebutuhan Kita
29. Berbaik Sangka Kepada Allah Swt
30. Yang Buta Bukan Mata Kepala, Tetapi MataHati
31. Riya’ Dapat Merusak Pahala
32. Jangan Berkawan Dengan Orang‘Lemah’
33. Amal Sedikit Dinilai Banyak
34. Bila Hati Baik, Perilaku Ikut Baik
35. Penyebab Kematian Hati
36. Dosa Bukan Penghalang Rahmat Allah
37. Keajaiban Karunia Dan Keadilan Allah Swt
38. Nilai Amal Yang Tersembunyi
39. Keajaiban Cahaya Terhadap Hati Manusia
40. Tujuan Allah Memberikan Cahaya Ilahi Kepada Manusia
41. Antara Tentara Kalbu dan Tentara Nafsu
42. Jangan Mudah Puas Setelah Melakukan Amal Baik
43. Rakus Hanya Menjadi Kehinaan
44. Bahaya Panjang Angan-angan
45. Jangan Mau Diperbudak Keinginan
46. Keajaiban Rantai Cobaan
47. Tidak Mensyukuri Nikmat, Berarti Mengharap Lenyapnya Nikmat
48. Nikmat Allah Bisa Jadi Merupakan Cobaan
49. Diantara Kebodohan Adalah Tidak Menyadari Kesalahan
50. Istiqomah Itu Karena KaruniaNya
51. Karomah Penempuh Jalan Makrifat
52. Waridat Ilahiyat
53. Jangan Bercerita Jika Mengalami Keajaiban
54. Dunia Ini Hanya Perumpamaan Akhirat
55. Tanda-tanda Amal Yang Diterima Allah Swt
56. Kenikmatan Lahir Dan Batin
57. Sebaik-baik Permohonan Adalah Ibadah Lahir dan Batin
58. Tanda-tanda Diperdaya Nafsu Setan
59. Makrifat Yang Sesungguhnya
60. Pengharapan Harus Disertai Amalan
61. Lapang dan Sempit Itu Kehendak Allah Swt
62. Kekhawatiran Orang Makrifat
63. Awas, Nafsu Pegang Peranan Disaat Keadaan Lapang
64. Manusia Tidak Kuasa Menentukan Jalan Hidupnya
65. Kita Menolak, Kadang Allah Justru Memberi
66. Dunia Ini Hanya Tipu Daya Belaka
67. Kemuliaan Yang Tak Bisa Sirna
68. Keajaiban Jarak Antara Dunia dan Akhirat
69. Allah Memperkenalkan Kelembutannya Kepada Orang Makrifat
70. Jangan Salah Paham Jika Allah Menolak Permohonan
71. Dosa-dosa Menjadi Penyebab Tertutupnya Keajaiban
72. Penyesalan Kemaksiatan Lebih Mulia Daripada Taat
73. Dua Nikmat Yang Melekat Pada Manusia
74. Merasa Butuh Adalah Watak Asli Manusia
75. Sebaik-baik Manusia Adalah Menyadari Kekurangannya
76. Tanda-tanda Dibukanya Pintu Kesenangan
77. Keajaiban Lidah Dalam Memohon
78. Orang Makrifat Selalu Butuh Kepada Allah
79. Keajaiban Cahaya Ilahi
80. Agar Pedihnya Ujian Terasa Ringan
81. Orang Makrifat Terkadang Diselimuti Kehinaan
82. Tunduk Lahir dan Batin Adalah KaruniaNya Yang Besar
83. Hakikat Karomah (Keramat)
84. Hakikat Wirid
85. Cahaya Allah Sesuai Kejernihan Hamba
86. Perbedaan Orang Yang Lalai dan Yang Berakal
87. Di Dunia Merenungkan CiptaanNya, Di Akhirat Dapat Melihat DzatNya
88. Allah Membuat Berbagai Macam Taat
89. Manfaat Shalat Yang Sesungguhnya
90. Jika Menuntut Pahala, Kita Dituntut Untuk Beramal
91. Jangan Mengharap Pahala Dari Amal Orang Lain
92. Karunia Allah Terwujud Dalam Amal Kebaikan Kita
93. Tiga Hal Yang Mendatangkan Karunia Allah Swt
94. Jalan Untuk Bisa Sampai Kepada Allah
95. Jangan Merasa Senang Jika Mendapat Pujian
96. ‘Kawan’ Kita Yang Paling Baik Adalah Allah
97. Penghalang Mata Batin Dalam‘Melihat’Allah
98. Hijab Allah itu Berupa Nur (Cahaya)
99. Dosamu Janganlah Menghalangimu UntukBeristiqamah
100. Membuka Pintu Harap dan Pintu Takut

Kutipan

1. Jangan Membanggakan Jerih Payah dan Amal Perbuatan
Orang yang membangga-banggakan jerih payah dan perbuatannya, ketika gagal akan berkurang harapannya terhadap rahmat Allah.

Sebagai orang yang belajar ilmu makrifat, maka janganlah kita mempunyai anggapan bahwa segala sesuatu yang telah kita raih itu semata-mata atas jerih payah sendiri.

Mendaknya kita menghindari anggapan semacam itu. Karena jika kita terbiasa merasa bahwa keberhasilan hidup, kebahagiaan, rejeki yang melimpah, jabatan dan lain sebagainya itu semata-mata karena perjuangan kita, maka lentu mata hati akan tertutup dari kebenaran.

Suatu saat jika kita mendapati kegagalan dari jerih payah yang kita lakukan, maka yang timbul hanyalah penyesalan. Kita dapat menyalahkan diri sendiri, bisa juga menyalahkan oranglain, dan mungkin pula menyalahkan Allah.

Manusia seringkali lupa bahwa di balik daya upaya dirinya itu ada kekuatan yang Maha Kuat. Kekuatan Yang Berkuasa dan menentukan harapan-harapannya. Jika mata hati kita tajam dan indra keenam cukup merasakan, maka kita akan melihat bahwa asal penyebab di balik jerih payah dan hasil yang kita dapatkan hanyalah dari Allah semata.