Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mempertajam Mata Bathin dan Indra & Keenam

1 Pembaca
Rp 31.800 17%
Rp 26.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 79.500 13%
Rp 22.967 /orang
Rp 68.900

5 Pembaca
Rp 132.500 20%
Rp 21.200 /orang
Rp 106.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Syekh Imam al Ghonali: Firasat adalah cahaya yang memancar ke dalam hati, pengua saan ma'rifat yang membawa keajaiban-keajaiban ke dalam hati, dari sesuatu yang gaib menuju yang gaib, sehingga seseorang mampu melihat sesuatu menurut sisi mana Tuhan 'memandang. Dia bisa berbicara dengan hati makhluk."

Menurut sebagian ulama salafus sufi, mukasyafah adalah terbukanya tabir rahasia. Mukasyafah terbagi menjadi tiga. Pertama, mukasyafah dengan hal-hal yang baik. Kedua, mukasyafah dengan menampakkan kemampuan. Ketiga, mukasyafah hati dengan esensi kei manan. Karomah (keistimewaan) tersebut dapat dicapai jika seseorang rajin mengamalkan riyadha (latihan-latihan), baik lahir maupun bathin. Kitab ma'rifat ini membimbing pembaca untuk bisa melakukan riyadha, baik lahir maupun batin; baik secara jasad maupun ruh. Sehingga, bisa menggunakan mata bathin secara maksimal.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Imam Al-Ghazali

Penerbit: Pustaka Media
ISBN: 9786026761309
Terbit: Januari 2019 , 290 Halaman










Ikhtisar

Syekh Imam al Ghonali: Firasat adalah cahaya yang memancar ke dalam hati, pengua saan ma'rifat yang membawa keajaiban-keajaiban ke dalam hati, dari sesuatu yang gaib menuju yang gaib, sehingga seseorang mampu melihat sesuatu menurut sisi mana Tuhan 'memandang. Dia bisa berbicara dengan hati makhluk."

Menurut sebagian ulama salafus sufi, mukasyafah adalah terbukanya tabir rahasia. Mukasyafah terbagi menjadi tiga. Pertama, mukasyafah dengan hal-hal yang baik. Kedua, mukasyafah dengan menampakkan kemampuan. Ketiga, mukasyafah hati dengan esensi kei manan. Karomah (keistimewaan) tersebut dapat dicapai jika seseorang rajin mengamalkan riyadha (latihan-latihan), baik lahir maupun bathin. Kitab ma'rifat ini membimbing pembaca untuk bisa melakukan riyadha, baik lahir maupun batin; baik secara jasad maupun ruh. Sehingga, bisa menggunakan mata bathin secara maksimal.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Ulama-ulama sufi begitu mudahnya membuka hijab sehingga bisa ‘menyatukan’ hatinya dengan Dzat Sang Khaliq. Begitu mudahnya membuka tabir, sehingga mampu menggunakan mata batin dan indra keenamnya secara maksimal. Karomah tersebut tidak begini saja mereka miliki. Namun melalui beberapa ilmu dan riyadhah (latihan-latihan) ruhani.

Kitab ini menguraikan secara tuntas bagaimana jalan yang ditempuh oleh mereka sehingga memiliki predikat ma'rifat dan memiliki daya linuwih. Sesungguhnya kitab ini merupakan intisari dari karya besar Al Hujjatul Syekh Imam Al Ghazali. Sumber aslinya adalah kitab kuning yang sudah langka, berjudul Mukhasyafatul Qulub.

Untuk dapat menguasai daya batin linuwih, seseorang haruslah menata hati dan menjernihkan pikiran. Buku ini akan mengantarkan kita menuju puncak makrifat, sehingga mudah meraih karomah dan memanfaatkan daya batin secara maksimal. Semoga Allah membuka hidayah dan kemudahan di dalam menempuh riyadhah.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Taubat
2. Mujahadah
3. Membangkitkan Rasa Takut Kepada Allah
4. Takwa Kepada Allah
5. Menumbuhkan Cinta Sejati
6. Riadha Untuk Menguasai Nafsu
7. Meninggalkan Syubhat
8. Amanah
9. Berpengharapan Baik Kepada Allah
10. Sepuluh Keutamaan Lapar
11. Zuhud
12. Qanaah
13. Menjaga Lidah
14. Berserah Diri Seperti Mayat
15. Menjernihkan Hati Dan Berlapang Dada
16. Khusyu’ Dan Tawakkal
17. Keyakinan Dapat Mencerahkan Mata Hati
18. Sabar
19. Muroqobah
20. Ubudiyah
21. Shidiq
22. Dzikir
23. Iradah
24. Istiqomah
25. Malu
26. Tidak Bergantung Kepada Makhluk
27. Firasat Yang Tak Pernah Salah
28. Meraih Maqam Wali
29. Fakir (Membutuhkan)
30. Akhlak Sufi
31. Murah Hati
32. Ghirah (Cemburu)
33. Tasawuf
34. Kesufian Rasulullah Saw.
35. Adab (Kesopanan) Sufi
36. Misteri Doa
37. Memaknai Keesaan Allah Swt.
38. Ajaran Kematian
39. Pertemuan Agung Yang Dirindukan
Catatan

Kutipan

Taubat
Ketahuilah bahwa orang-orang salafus sufi (ulama sufi di jaman dahulu), mudah meraih karomah, mudah memberdayakan mata batinnya untuk memandang keajaiban. Yang mana orang-orang awam (manusia umum) tidak mampu melakukannya. Hal tersebut karena mereka -para sufi- memiliki ilmu. Dengan ilmunya, mereka melakukan riyadha-riyadha (latihan-latihan) dalam beribadah. Sehingga jarak antara dirinya dengan Allah sangat dekat sekali.

Jika tegak berdiri shalat, maka hatinya seolah-olah berdialog langsung dengan Tuhannya. Setiap keinginannya (yang baik) hampir semuanya dikabulkan oleh Allah. Untuk mencapai puncak ma’rifat dan menjadikan mata batin awas dalam memandang segala yang gaib, maka tahapan awal yang harus ditempuh adalah taubat.

Sesungguhnya setiap saat, manusia berbuat dosa, baik kecil maupun besar, baik disadari atau tidak. Dosa-dosa itu ibarat debu yang menempel pada mata hati. Apabila dibiarkan akan menjadi kerap dan hati sama sekali tertutup. Sehingga, hati tertutup dari kebenaran. Kalau sudah demikian, maka mata hati menjadi gelap. Pikiran-pikiran kotor dan jahat memenuhinya setiap saat.