Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar

1 Pembaca
Rp 25.800 17%
Rp 21.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 64.500 13%
Rp 18.633 /orang
Rp 55.900

5 Pembaca
Rp 107.500 20%
Rp 17.200 /orang
Rp 86.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Syekh Siti Jenar merupakan sebuah nama yang menyimpan sejuta misteri. Hingga kini teka-teki itu tidak mampu terjawab. Apakah Syekh Siti Jenar itu memang benar-benar ada dan dia seorang wali ma’rifat, ataukah hanya simbol-simbol ajaran kearifan. Jika pertanyaan dikembangkan lebih lebar, mungkin pula Syekh Siti Jenar hanyalah sebatas legenda yang bersifat pitutur luhur atau tutur tinular orang Jawa.

Untuk memecahkan sebuah teka-teki, diperlukan pekerjaan besar dan menarik kembali kepada sejarah peradaban Jawa. Diperlukan membongkar literatur kuno, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal itu penting bagi ahli sejarah dan budaya.

Namun dalam buku ini tidak mengkaji sisi historisnya, melainkan mengkritisi ajaran Siti Jenar yang tersurat dalam Kitab Sastra Jawa, berupa tembang. Dan tembang-tembang itu biasanya disuguhnya pada acara macapat yang sekarang nyaris tidak terdengar lagi di lingkungan orang Jawa.

Satu hal yang menarik dari sastra Jawa —berupa tembang materi macapat— adalah nilai-nilai dan pesan spritualnya. Di dalamnya, menurut kacamata Islami, penuh dengan ajaran makrifat (ajaran keluhuran budi). Di mana, para pembaca atau penikmat sastra diajak untuk menjernihkan budi pekerti agar bisa sampai pada Tuhannya. Oleh sebab itu, teori Syekh Siti Jenar lebih populer disebut Ajaran Manunggaling Kawula -Gusti.

Kecenderungan kritik terhadap teori Syekh Siti Jenar itu, karena ajaran Manunggaling Kawula-Gusti oleh masyarakat dianggap sebagai sikap yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam. Sejauh manakah penyimpangan konsep theologi Syekh Siti Jenar? Dalam buku ini pembaca diajak untuk mengapresiasi dan mengkritisinya. Akan menjadi bijak apabila ajaran tersebut dikonfrontir dengan teori-teori para sufi jaman dahulu semisal al-Ghazali dan sebagainya. Semoga buku ini menjadi pembuka khasanah keilmuan bagi orang yang ingin dinamis dalam menggali ilmu theologi (tasawuf).

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Abu Fajar Al Qalami

Penerbit: Pustaka Media
ISBN: 9789792589429
Terbit: Juni 2018 , 226 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Syekh Siti Jenar merupakan sebuah nama yang menyimpan sejuta misteri. Hingga kini teka-teki itu tidak mampu terjawab. Apakah Syekh Siti Jenar itu memang benar-benar ada dan dia seorang wali ma’rifat, ataukah hanya simbol-simbol ajaran kearifan. Jika pertanyaan dikembangkan lebih lebar, mungkin pula Syekh Siti Jenar hanyalah sebatas legenda yang bersifat pitutur luhur atau tutur tinular orang Jawa.

Untuk memecahkan sebuah teka-teki, diperlukan pekerjaan besar dan menarik kembali kepada sejarah peradaban Jawa. Diperlukan membongkar literatur kuno, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal itu penting bagi ahli sejarah dan budaya.

Namun dalam buku ini tidak mengkaji sisi historisnya, melainkan mengkritisi ajaran Siti Jenar yang tersurat dalam Kitab Sastra Jawa, berupa tembang. Dan tembang-tembang itu biasanya disuguhnya pada acara macapat yang sekarang nyaris tidak terdengar lagi di lingkungan orang Jawa.

Satu hal yang menarik dari sastra Jawa —berupa tembang materi macapat— adalah nilai-nilai dan pesan spritualnya. Di dalamnya, menurut kacamata Islami, penuh dengan ajaran makrifat (ajaran keluhuran budi). Di mana, para pembaca atau penikmat sastra diajak untuk menjernihkan budi pekerti agar bisa sampai pada Tuhannya. Oleh sebab itu, teori Syekh Siti Jenar lebih populer disebut Ajaran Manunggaling Kawula -Gusti.

Kecenderungan kritik terhadap teori Syekh Siti Jenar itu, karena ajaran Manunggaling Kawula-Gusti oleh masyarakat dianggap sebagai sikap yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam. Sejauh manakah penyimpangan konsep theologi Syekh Siti Jenar? Dalam buku ini pembaca diajak untuk mengapresiasi dan mengkritisinya. Akan menjadi bijak apabila ajaran tersebut dikonfrontir dengan teori-teori para sufi jaman dahulu semisal al-Ghazali dan sebagainya. Semoga buku ini menjadi pembuka khasanah keilmuan bagi orang yang ingin dinamis dalam menggali ilmu theologi (tasawuf).

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Syekh Siti Jenar merupakan sebuah nama yang menyimpan sejuta misteri. Hingga kini teka-teki itu tidak mampu terjawab. Apakah Syekh Siti Jenar itu memang benar-benar ada dan dia seorang wali ma’rifat, ataukah hanya simbol-simbol ajaran kearifan. Jika pertanyaan dikembangkan lebih lebar, mungkin pula Syekh Siti Jenar hanyalah sebatas legenda yang bersifat pitutur luhur atau tutur tinular orang Jawa.

Untuk memecahkan sebuah teka-teki, diperlukan pekerjaan besar dan menarik kembali kepada sejarah peradaban Jawa. Diperlukan membongkar literatur kuno, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal itu penting bagi ahli sejarah dan budaya.

Namun dalam buku ini tidak mengkaji sisi historisnya, melainkan mengkritisi ajaran Siti Jenar yang tersurat dalam Kitab Sastra Jawa, berupa tembang. Dan tembang-tembang itu biasanya disuguhnya pada acara macapat yang sekarang nyaris tidak terdengar lagi di lingkungan orang Jawa.

Satu hal yang menarik dari sastra Jawa —berupa tembang materi macapat— adalah nilai-nilai dan pesan spritualnya. Di dalamnya, menurut kacamata Islami, penuh dengan ajaran makrifat (ajaran keluhuran budi). Di mana, para pembaca atau penikmat sastra diajak untuk menjernihkan budi pekerti agar bisa sampai pada Tuhannya. Oleh sebab itu, teori Syekh Siti Jenar lebih populer disebut Ajaran Manunggaling Kawula -Gusti.

Kecenderungan kritik terhadap teori Syekh Siti Jenar itu, karena ajaran Manunggaling Kawula-Gusti oleh masyarakat dianggap sebagai sikap yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam.

Sejauh manakah penyimpangan konsep theologi Syekh Siti Jenar? Dalam buku ini pembaca diajak untuk mengapresiasi dan mengkritisinya. Akan menjadi bijak apabila ajaran tersebut dikonfrontir dengan teori-teori para sufi jaman dahulu semisal al-Ghazali dan sebagainya.

Semoga buku ini menjadi pembuka khasanah keilmuan bagi orang yang ingin dinamis dalam menggali ilmu theologi (tasawuf).

Mohon maaf dan terima kasih.

Penyusun

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Cikal Bakal Gerakan Sufi
2. Faham Ketuhanan (At-Tauhid)
3. Konsep ‘diri’ Manusia
4. KonsepAlam Kematian
5. Menentang Kesombongan Dan Kedzaliman
6. Konsep Riya’ Dalam Beribadah
7. Konsep Hawa Nafsu
8. Konsep: Orang-Orang Yang Tertipu
9. Konsep Ibadah
10. Konsep Surga Dan Neraka
11. Konsep Tawakkal
Daftar Pustaka