Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sampar

Albert Camus

1 Pembaca
Rp 91.000 30%
Rp 63.700

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 191.100 13%
Rp 55.207 /orang
Rp 165.620

5 Pembaca
Rp 318.500 20%
Rp 50.960 /orang
Rp 254.800

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Karya Albert Camus adalah karya sastra dan filsafat sekaligus. Hidup ini "absurd", tidak untuk dijelaskan, tetapi untuk dipahami. Dalam La Peste, absurditas menyoal arti "solidaritas" saat wabah mengurung kita. Nh. Dini mengerti itu. la paham kebudayaan Prancis, terampil menulis, dan cermat menerjemahkan. Hasilnya Sampar versi kedua yang "makin enak dibaca", tetapi tetap menghadirkan Camus. Sangat bermanfaat bagi mereka yang menekuni sastra dan filsafat-Benny H. Hoed, Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia, Ketua Umum Himpunan Penerjemah Indonesia

"Pokoknya, Sampar adalah perlawanan terhadap terorisme. Masalah sentralnya adalah masalah penggunaan kekerasan"-Wiratmo Soekito (alm.), Budayawan

Albert Camus, lahir 7 November 1913, di Mondovi (Aljazair), di tengah-tengah kemiskinan. Kariernya diawali menjadi seorang wartawan, dan kemudian menapakkan kakinya ke dunia sastra dengan menerbitkan L'Envere et l'Endroit (1937) yang terdiri dari lima cerita berisikan perasaan kepahitan terhadap kehidupan. Karya sastra lainnya, antara lain L'Etranger (1942), Le Mythe de Sisyphe (1942), La Chute (1956). Tahun 1957 Albert Camus menerima hadiah Nobel untuk kesusasteraan. Albert Camus meninggal dunia pada tanggal 4 Januari 1960 akibat kecelakaan mobil di dekat Villeblevin.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Albert Camus

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024339531
Terbit: Juli 2021 , 398 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Karya Albert Camus adalah karya sastra dan filsafat sekaligus. Hidup ini "absurd", tidak untuk dijelaskan, tetapi untuk dipahami. Dalam La Peste, absurditas menyoal arti "solidaritas" saat wabah mengurung kita. Nh. Dini mengerti itu. la paham kebudayaan Prancis, terampil menulis, dan cermat menerjemahkan. Hasilnya Sampar versi kedua yang "makin enak dibaca", tetapi tetap menghadirkan Camus. Sangat bermanfaat bagi mereka yang menekuni sastra dan filsafat-Benny H. Hoed, Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia, Ketua Umum Himpunan Penerjemah Indonesia

"Pokoknya, Sampar adalah perlawanan terhadap terorisme. Masalah sentralnya adalah masalah penggunaan kekerasan"-Wiratmo Soekito (alm.), Budayawan

Albert Camus, lahir 7 November 1913, di Mondovi (Aljazair), di tengah-tengah kemiskinan. Kariernya diawali menjadi seorang wartawan, dan kemudian menapakkan kakinya ke dunia sastra dengan menerbitkan L'Envere et l'Endroit (1937) yang terdiri dari lima cerita berisikan perasaan kepahitan terhadap kehidupan. Karya sastra lainnya, antara lain L'Etranger (1942), Le Mythe de Sisyphe (1942), La Chute (1956). Tahun 1957 Albert Camus menerima hadiah Nobel untuk kesusasteraan. Albert Camus meninggal dunia pada tanggal 4 Januari 1960 akibat kecelakaan mobil di dekat Villeblevin.

Pendahuluan / Prolog

Mengenal Albert Camus
Untuk membaca karya Albert Camus, pertama-tama kita sebaiknya membuat rencana. Lalu kita berkencan dengan pengarang itu, karena kita akan memerlukan waktu. Kita tidak akan mungkin bisa hanya ‘singgah’. Pertemuan dengan dia yang berlangsung cepat dan tergesa tidak akan membawakan sesuatupun bagi kita. Oleh karena itu, kita harus mempunyai ‘niat’ membaca Camus. Dengan demikian, kita akan mampu mengikuti jalan pikirannya, melihat jelas apa yang dia maksud. Tentang setuju atau tidak, itu masalah lain.

Pengalaman ‘menggauli’ Albert Camus hingga terjemahan ini selesai, sangat memperkaya batin saya. Bahasa Perancis jauh lebih berumur daripada bahasa Indonesia. Likuliku teknik dan nuansanya hanya dapat disejajarkan dengan bahasa yang saya kenal dengan baik, yaitu bahasa Jawa. Dan Camus memiliki gayanya yang khas, yang amat sukar untuk diremehkan atau diganti dengan kata atau kalimat ‘sederhana namun terjual’, seperti mungkin dikehendaki oleh para penerbit tertentu.

Saya mencintai dan menghormati pengarang ini. Dalam kedua perasaan itu juga terkandung kekaguman. Maka saya berusaha keras untuk tidak ‘merusak’ jiwa/âme yang menghidupi buku “Sampar” ini.

Daftar Isi

Sampul
Kata pengantar: Mengenal Albert Camus
Bagian Satu
     1              
     2
     3
     4
     5
     6
     7
     8
Bagian Dua
     1
     2
     3
     4
     5
     6
     7
     8
     9
Bagian Tiga
     1
Bagian Empat
     1      
     2            
     3            
     4                
     5                
     6              
     7                
Bagian Lima
     1                    
     2          
     3                
     4                  
     5