Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Perempuan Di Titik Nol

1 Pembaca
Rp 55.000 30%
Rp 38.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 115.500 13%
Rp 33.367 /orang
Rp 100.100

5 Pembaca
Rp 192.500 20%
Rp 30.800 /orang
Rp 154.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dari balik sel penjara, Firdaus -- yang divonis gantung karena telah membunuh seorang germo -- mengisahkan liku-liku kehidupannya. Dari sejak masa kecilnya di desa, hingga ia menjadi pelacur kelas atas di Kota Kairo. Ia menyambut gembira hukuman gantung itu. Bahkan dengan tegas ia menolak grasi kepada presiden yang diusulkan oleh dokter penjara. Menurut Firdaus, vonis itu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebebasan sejati. Ironis.

Lewat pelacur ini, kita justru bisa menguak keboborokan masyarakat yang didominasi kaum lelaki. Sebuah kritik sosial yang amat pedas! Novel ini didasari pada kisah nyata. Ditulis oleh Nawal el-Saadawi, seorang penulis feminis dari Mesir dengan reputasi Internasional

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Nawal El-Saadawi

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024333072
Terbit: Maret 2021 , 202 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Dari balik sel penjara, Firdaus -- yang divonis gantung karena telah membunuh seorang germo -- mengisahkan liku-liku kehidupannya. Dari sejak masa kecilnya di desa, hingga ia menjadi pelacur kelas atas di Kota Kairo. Ia menyambut gembira hukuman gantung itu. Bahkan dengan tegas ia menolak grasi kepada presiden yang diusulkan oleh dokter penjara. Menurut Firdaus, vonis itu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebebasan sejati. Ironis.

Lewat pelacur ini, kita justru bisa menguak keboborokan masyarakat yang didominasi kaum lelaki. Sebuah kritik sosial yang amat pedas! Novel ini didasari pada kisah nyata. Ditulis oleh Nawal el-Saadawi, seorang penulis feminis dari Mesir dengan reputasi Internasional

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Penerbitan seri buku sastra negeri-negeri yang dinamakan secara tidak tepat dengan julukan Dunia Ketiga (itulah kebiasaan manusia yang buruk, cenderung mengotak-ngotakkan manusia dan bangsa-bangsa, dan bukannya melihat bangsa-bangsa dunia adalah menyatu dalam satu umat manusia) telah lama kami pikirkan dan rencanakan di Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Bangsa-bangsa yang sedang berkembang di dunia sedikit banyak berada dalam situasi yang sama, dan menghadapi pengalaman-pengalaman dan berbagai tantangan yang juga di antaranya ada yang sama.

Mereka sebagian terbesar adalah bekas negeri jajahan kekuasaan asing. Masyarakat mereka juga berada di taraf transisi, perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dengan segala masalah dan keperihannya. Di banyak negeri demikian, kedudukan wanita mengalami perubahan-perubahan mendasar, yang tidak saja berpengaruh terhadap wanita sendiri, tetapi juga pada pihak lelaki. Demikian pula banyak nilai tradisional mengalami perubahan, yang sering merupakan pengalaman traumatik terhadap banyak orang. Pembangunan ekonomi sendiri mendorong berbagai perubahan di banyak bidang penghidupan dan nilai-nilai perorangan dan masyarakat.

Adalah penting artinya dan amat menarik bagi kita di Indonesia, yang juga dalam proses yang sama, untuk membaca pengalaman manusia di berbagai negeri lain yang sedang berkembang. Bagaimana reaksi dan jawaban mereka terhadap dampak dari berbagai hal baru yang berkembang dalam masyarakat mereka? Bagaimana mereka dapat mengatasi atau menyelesaikan masalahmasalah kemanusiaan dan masyarakat yang timbul? Perubahan-perubahan nilai yang terjadi? Sastra yang baik selalu merupakan cermin sebuah masyarakat. Sastra memang bukan tulisan sejarah dan juga tidak dapat dijadikan sumber penulisan sejarah. Akan tetapi sastrawan yang baik akan selalu berhasil melukiskan dan mencerminkan zaman dan masyarakatnya, serta manusia anggota masyarakatnya. Sastrawan yang baik akan dapat menampilkan pengalaman manusia dalam situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakatnya.

Membaca karya-karya sastra dari negeri yang sedang berkembang ini, kita di Indonesia, pasti akan menemukan banyak persamaan, meskipun tentu juga akan diketemukan berbagai reaksi dan jawaban yang berbeda, akibat dari latar belakang sejarah, kondisi dan situasi masyarakat, nilai-nilai masyarakat maupun perorangan, agama, dan sebagainya yang saling berbeda. Akan tetapi jika kita membuka pikiran dan hati kita membaca seri sastra dari negeri ini, maka kita akan mendapat pengalaman yang kaya sekali, pengalaman manusia yang hanya dapat kita timba dari sastra, dan yang tidak mungkin kita dapat dari buku-buku sejarah maupun penelitian masyarakat. Mungkin saja pengalaman itu dapat membawa kita pada pengertian yang lebih jelas dan jernih tentang apa yang terjadi dengan kita dalam masyarakat kita di Indonesia ini.

Mochtar Lubis

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Kata Pengantar
Sekapur Sirih dari Penulis
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Tentang Penulis