Ikhtisar
Kisah ini diawali ketika Wé Datu Sengngeng hamil dan melahirkan kembar emas, yaitu Wé Tenriabéng dan Sawérigading. Sawérigading inilah tokoh utama dalam La Galigo yang kelak kisahnya dipenuhi dengan petualangan laut. Seperti diketahui, hampir semua episode La Galigo mengusung tema utama pelayaran dan perantauan. Tema ini mengandung budaya maritim, yang mengajarkan kepada manusia tentang banyak hal, antara lain, sikap egalitarian, keterbukaan, musyawarah, menghargai perbedaan, dan independen.
Hamba sahaya yang hina-dina seperti yang ditemukan dalam kisah-kisah kuno lainnya hampir-hampir tak ditemukan dalam naskah La Galigo, bahkan mereka diberi gelar khusus yang mempunyai kedudukan yang tinggi dalam kebudayaan Bugis yakni Bissu Pattudang. Hubungan dengan berbagai negeri dan negara dibangun atas dasar saling pengertian dan saling menghargai, baik di Nusantara maupun di dunia.
Hubungan antara laki-laki dan perempuan berlangsung setara, independen, simbiosis, dan negosiasi tanpa ada dominasi antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini terlihat ketika Sawérigading bertemu, bercinta, dan bertunangan dengan Senrima Wéro di Istana Tanra Tellu di Boting Langiq (kerajaan langit). Keduanya saling jatuh cinta namun tetap berpijak pada keyakinan dan prinsip yang mereka anut tanpa saling memaksakan kehendak antara keduanya. Senrima Wéro mencintai Sawérigading, tapi dengan syarat harus tetap tinggal di kerajaan langit, sementara Sawérigading bertahan untuk menikahi Senrima Wéro dan membawanya turun ke dunia tengah (Alé Lino).
Meski keduanya saling mencintai, tapi keduanya tidak bisa menyatu karena perbedaan prinsip tersebut, akhirnya mereka sepakat untuk berpisah. Sistem perkawinan dalam La Galigo adalah negosiasi, bila laki-laki lebih tinggi derajat kebangsawanannya dibanding perempuan, maka perempuanlah yang mengadakan pesta dan mengawini laki-laki, sebaliknya, bila perempuan lebih tinggi derajatnya dari laki-laki, maka laki-lakilah yang mengadakan pesta dan menikahi perempuan. Hubungan yang seimbang itu tetap berlangsung, sampai sesudah menikah.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Saya menyambut gembira penerbitan Colliq Pujié Arung Pancana Toa. Versi bahasa Indonesia ini bisa hadir berkat kerja keras dan dedikasi Prof. Dr. Nurhayati Rahman dan orang- La Galigo karya Rétna Kencana orang yang mencintai Sang Galigo.
Sebagai seorang yang berasal dari Sulawesi Selatan, saya memiliki kebanggaan tersendiri akan epos yang bercerita tentang kosmologi, teogomi, dan mitologi tentang asal-usul raja Bugis ini. Bukan semata karena panjang epos ini melebihi Mahabharata, sementara kisah petualangan tokoh utamanya tak kalah dengan Odyssey, melainkan bahwa kekayaan budaya ini telah semakin mendunia.
Seperti kita tahu, kisah kepahlawanan Sang Galigo ini telah diangkat menjadi produksi teater internasional bertajuk La Galigo, yang dipentaskan di kota-kota besar dunia, di 13 negara, antara lain Singapura, Amsterdam, Barcelona, Madrid, Lyon, Melbourne, Milan, Taipei, New York, selama periode 2004-2011, dengan Makassar sebagai persinggahan terakhir. Produksi yang melibatkan seniman dan tim pedukung terbaik dari seluruh Indonesia dan banyak negara ini menjadi berharga justru karena fakta bahwa ia tidak lagi eksklusif dikerjakan oleh orang-orang Sulawesi Selatan atau bahkan Indonesia saja.
Saya bangga dan merasa terhormat bisa terlibat dalam produksi ini. Untuk itu, saya berterima kasih kepada Sutradara Robert Wilson, penulis dramaturgi Rhoda Grauer, dan trio Produser Restu Imansari Kusumaningrum, Franco Laera, dan Elisabetta di Mambero. Besar harapan saya, penerbitan buku La Galigo akan memperbesar minat khalayak terhadap hikayat kepahlawanan Bugis ini. Sang Galigo adalah harta tak ternilai yang sudah banyak mengilhami seniman, sarjana, dan masyarakat kebanyakan dari generasi ke generasi.
Terima kasih kepada Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla, yang telah memberikan dukungan atas keberhasilan pementasan La Galigo di mancanegara hingga berlabuh di Makassar .
Ketua Yayasan La Galigo Indonesia
H. Tanri Abeng
Daftar Isi
Cover
Daftar Isi
Kata Sambutan
Kata Pengantar
Pendahuluan
Ringkasan Cerita NBG 188 Jilid 3
Deskripsi Naskah NBG 188 Jilid 3
Teks dan Terjemahan: La Galigo NBG 188 Jilid 3
Transkripsi Ringkasan Cerita
Terjemahan Ringkasan Cerita
Transkripsi La Galigo
Terjemahan Teks La Galigo
Isi Cerita
Wé Datu Sengngeng mengidam
Wé Datu Sengngeng hamil
Detik-detik menjelang We Datu Sengngeng melahirkan
Ramalan tentang Sang jabang bayi yang dikandung
Banjir darah di Istana Manurung
Wé Datu Sengngeng susah melahirkan
Kelahiran Sawérigading
Detik-detik menjelang kelahiran Wé Tenriabéng
Wé Tenriabéng dilahirkan
Wé Datu Sengngeng pasca melahirkan
Suasana di Istana Luwuq
Persiapan upacara Kedewaan cucu Batara Guru
Upacara naik ayunan Sawérigading – Wé Tenriabéng
Upacara keramaian di Istana Luwuq
Usul membagi ruang istana menjadi dua bagian
Batara Guru bermimpi naik ke Langit
Penentuan hari baik Batara Guru ke langit
Upacara Penyambutan Batara Guru di Langit
Wé Tenriabéng dilanda penyakit diam tak bersuara
Batara Guru suami istri bersiap-siap menuju langit
Pesan-pesan Batara Guru suami istri kepada anak cucunya
Hari dinantikan telah tiba
Batara Guru suami istri tiba di langit
Batara Guru suami istri mengenang anak cucunya di bumi
Batara Lattuq bersaudara dan suami istri tetap tinggal di bumi
Persiapan upacara Bissu Wé Tenriabéng
Wé Tenriabéng telah pulih dari penyakitnya
Persiapan upacara pijak tanah Sawérigading bersepupu sekali
Undangan disebarkan ke berbagai negeri
Pakaian lengkap Sawérigading diturunkan dari Boting Langiq
Gelanggang upacara dibangun di depan Istana Manurung
Para tamu undangan tiba di Luwuq
I La Jiriu bersama Pallawa Gauq tiba di Luwuq
Para Dewa Boting Langiq tiba di bumi
Para Dewa Toddang Toja tiba di bumi
Upacara pijak tanah Sawérigading bersepupu sekali
Kembali ke negerinya
Sawérigading bersepupu sekali setelah remaja
Rencana Sawérigading berlayar ke Negeri Maloku dan sama
Pelayaran Sawérigading beralih ke Dusung
Sawérigading kembali dari Dusung
Datu Patotoq mengirim surat emas kepada Sawérigading
Sawérigading diundang ke Boting Langiq
Sawérigading bersepupu sekali ke Boting Langiq
Sawérigading bertemu dengan Senrima Wéro
Sawérigading berpisah dengan Senrima Wéro
Sawérigading bersepupu menerima warisan dari Patotoqé
Warisan Sawérigading bersepupu diturunkan ke bumi
Sawérigading bersepupu kembali ke bumi
Sawérigading jatuh cinta pada Wé Panangngareng
Pernikahan Sawérigading dengan Wé Panangngareng
Daftar Kata
Tentang Penyusun Draf, Editor, dan Redaksi