Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Intelijen dan Kekuasaan Soeharto

1 Pembaca
Rp 85.000 30%
Rp 59.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 178.500 13%
Rp 51.567 /orang
Rp 154.700

5 Pembaca
Rp 297.500 20%
Rp 47.600 /orang
Rp 238.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Orde Baru merupakan suatu periode dalam lintasan sejarah Indonesia yang selalu menarik untuk dibahas secara akademik. Selama lebih dari tiga dekade, periode Orde Baru hanya direpresentasikan oleh satu rezim pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto. Dalam konteks itu, buku ini bermaksud untuk mengulas bagaimana kerja-kerja intelijen dilakukan pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto saat itu.

Berbeda dari buku-buku dan artikel ilmiah sebelumnya yang lebih banyak mengulas pola kerja intelijen maupun dampak kerja intelijen terhadap masyarakat, buku ini mencoba mengulas relasi kerja-kerja intelijen dengan pasang-surut kekuasaan Soeharto. Buku ini membahas bagaimana kesamaan ataupun perubahan karakter intelijen pada awal pemerintahan Soeharto menapaki kekuasaan, pada saat pemerintahan Soeharto mulai melakukan konsolidasi dan menstabilkan kekuasaan, hingga pada saat pemerintahan Soeharto dilanda tantangan gelombang demokratisasi dan krisis ekonomi di akhir tahun 1990-an. Dengan membaca dinamika karakter intelijen pada tiga periode tersebut, diharapkan pembaca akan mendapatkan pandangan yang komprehensif mengenai dinamika intelijen dengan kekuasaan di era Orde Baru.

Buku ini dimaksudkan sebagai suatu tinjauan ilmiah untuk memperkaya diskursus akademik intelijen di Indonesia, dan juga sebagai medium evaluasi agar kesalahan serupa tidak terulang lagi di masa depan. Setidaknya terdapat dua pembelajaran penting dari kajian ini, pertama, penggunaan intelijen untuk ambisi pelanggengan rezim tidak selamanya menghasilkan keluaran positif bagi kekuasaan itu sendiri. Kedua, ambisi pelanggengan rezim pada akhirnya juga melemahkan kemampuan intelijen itu sendiri dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan deteksi dini terhadap ancaman keamanan nasional.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Diandra Megaputri Mengko / Hermawan Sulistyo / Indria Samego / Muhamad Haripin / Putri Ariza Kristimanta / Sarah Nuraini Siregar / Sri Yanuarti
Editor: Diandra Megaputri Mengko

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233211093
Terbit: Februari 2022 , 181 Halaman










Ikhtisar

Orde Baru merupakan suatu periode dalam lintasan sejarah Indonesia yang selalu menarik untuk dibahas secara akademik. Selama lebih dari tiga dekade, periode Orde Baru hanya direpresentasikan oleh satu rezim pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto. Dalam konteks itu, buku ini bermaksud untuk mengulas bagaimana kerja-kerja intelijen dilakukan pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto saat itu.

Berbeda dari buku-buku dan artikel ilmiah sebelumnya yang lebih banyak mengulas pola kerja intelijen maupun dampak kerja intelijen terhadap masyarakat, buku ini mencoba mengulas relasi kerja-kerja intelijen dengan pasang-surut kekuasaan Soeharto. Buku ini membahas bagaimana kesamaan ataupun perubahan karakter intelijen pada awal pemerintahan Soeharto menapaki kekuasaan, pada saat pemerintahan Soeharto mulai melakukan konsolidasi dan menstabilkan kekuasaan, hingga pada saat pemerintahan Soeharto dilanda tantangan gelombang demokratisasi dan krisis ekonomi di akhir tahun 1990-an. Dengan membaca dinamika karakter intelijen pada tiga periode tersebut, diharapkan pembaca akan mendapatkan pandangan yang komprehensif mengenai dinamika intelijen dengan kekuasaan di era Orde Baru.

Buku ini dimaksudkan sebagai suatu tinjauan ilmiah untuk memperkaya diskursus akademik intelijen di Indonesia, dan juga sebagai medium evaluasi agar kesalahan serupa tidak terulang lagi di masa depan. Setidaknya terdapat dua pembelajaran penting dari kajian ini, pertama, penggunaan intelijen untuk ambisi pelanggengan rezim tidak selamanya menghasilkan keluaran positif bagi kekuasaan itu sendiri. Kedua, ambisi pelanggengan rezim pada akhirnya juga melemahkan kemampuan intelijen itu sendiri dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan deteksi dini terhadap ancaman keamanan nasional.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Orde Baru merupakan suatu periode dalam lintasan sejarah Indonesia yang selalu menarik untuk dibahas secara akademik. Selama lebih dari tiga dekade, periode Orde Baru hanya direpresentasikan oleh satu rezim pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia kedua, Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto.

Dalam konteks itu, buku ini bermaksud untuk mengulas bagaimana kerja-kerja intelijen dilakukan pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto saat itu. Berbeda dari buku-buku dan artikel ilmiah sebelumnya yang lebih banyak mengulas pola kerja intelijen maupun dampak kerja intelijen terhadap masyarakat, buku ini mencoba mengulas relasi kerja-kerja intelijen dengan pasang surut kekuasaan Soeharto.

Buku ini membahas bagaimana kesamaan ataupun perubahan karakter intelijen pada awal pemerintahan Soeharto menapaki kekuasaan, pada saat pemerintahan Soeharto mulai melakukan konsolidasi dan menstabilkan kekuasaan, hingga pada saat pemerintahan Soeharto dilanda tantangan gelombang demokratisasi dan krisis ekonomi di akhir tahun 1990-an. Dengan membaca dinamika karakter intelijen pada tiga periode tersebut, diharapkan pembaca akan mendapatkan pandangan yang komprehensif mengenai dinamika intelijen dengan kekuasaan di era Orde Baru.

Penting untuk dipahami, buku ini tidak ditujukan untuk menguak rahasia intelijen maupun menyudutkan pihak-pihak tertentu. Buku ini dimaksudkan sebagai suatu tinjauan ilmiah untuk memperkaya diskursus akademik intelijen di Indonesia, dan juga sebagai medium evaluasi agar kesalahan serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Setidaknya terdapat dua pembelajaran penting dari kajian ini, pertama, penggunaan intelijen untuk ambisi pelanggengan rezim tidak selamanya menghasilkan keluaran positif bagi kekuasaan itu sendiri. Kedua, ambisi pelanggengan rezim pada akhirnya juga melemahkan kemampuan intelijen itu sendiri dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan deteksi dini terhadap ancaman keamanan nasional. Buku ini merupakan bagian dari rangkaian kajian panjang yang telah dilakukan sejak tahun 2015 oleh Tim Kajian Keamanan Nasional, Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sebelumnya, buku yang berjudul Intelijen dalam Pusaran Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru telah diterbitkan pada tahun 2017 dan buku yang berjudul Intelijen dan Politik Era Soekarno telah diterbitkan pada tahun 2018. Rencananya, buku mengenai dinamika reformasi intelijen di era reformasi akan menyusul untuk diterbitkan. Meski buku ini bukan kajian pertama yang pernah dilakukan oleh tim, perlu kami akui bahwa menulis mengenai intelijen bukanlah suatu perkara mudah.

Unsur kerahasiaan yang begitu tinggi seringkali memberikan kabut tersendiri. Untuk itu, kami dari Tim Kajian Keamanan Nasional, Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengucapkan banyak terimakasih kepada dukungan dan kepercayaan para mantan pejabat era Orde Baru, mantan petinggi intelijen, akademisi senior hingga aktivis senior yang telah bersedia menjadi narasumber untuk berdiskusi maupun bertukar pandang dengan tim.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak di internal maupun eksternal PRP-BRIN, yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu-satu, dalam membantu kerja-kerja tim dalam menyelesaikan buku ini. Terakhir, buku ini tentu masih memiliki berbagai kelemahan seperti pelafalan nama, gambaran mengenai fenomena ataupun aktivitas intelijen, ataupun penyajian tabel dan gambar.

Kami berharap apabila para pihak mengetahui kesalahan tersebut agar memberikan masukan kepada kami agar kami dapat terus menyempurnakan kajian. Tidak ada kepentingan kami apa pun dalam menulis dan mempublikasikan buku ini, kecuali untuk mendorong perbaikan kehidupan bangsa di masa depan. Semoga buku ini dapat bermanfaat.

Selamat membaca.

Penulis

Diandra Megaputri Mengko - Peneliti Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak tahun 2014. Saat ini ia menjabat sebagai koordinator Tim Kajian Keamanan Nasional, Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Gelar sarjana ilmu politik diraih dari jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Parahyangan pada tahun 2010. Sementara pendidikan pascasarjana diselesaikan dari jurusan Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan yang bekerja sama dengan Cranfield University pada tahun 2012. Beberapa kontribusi tulisannya seperti Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia dan Dinamika Pengawasannya di Indonesia (Jurnal Penelitian Politik, 2020); Reformasi Intelijen Indonesia: Progres dan Tantangan (Imparsial, 2019); Reformasi Intelijen: Struktur Baru, Kultur Lama (Obor, 2019), Military – Police Relations in Counter– Terrorism Post New Order: Rivalry, Authority, Competition and Political Bargain (Ritsumeikan International Affairs Journal, 2019); dan lain-lain. Studi yang diminati adalah reformasi sektor keamanan dan pemberdayaan industri pertahanan.
Hermawan Sulistyo - Profesor Riset di Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia mendapatkan gelar doktor dari Arizona State University, gelar master dari Ohio University dan gelar sarjana dari Universitas Indonesia. Ia telah mempublikasikan berbagai tulisan yang menjadi referensi bagi kajian pertahanan dan keamanan Indonesia, di antaranya adalah Palu Arit di Ladang Tebu: Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan, Jombang–Kediri, 1965–1966 (Pensil-324, 2011); Electoral Politics in Indonesia: A Hard Way to Democracy (Electoral Politics in Southeast Asia and East Asia, 2002); Indonesia in the Soeharto Years: Issues, Incidents and Images (NUS Press, 2007); Lawan: Jejak-jejak jalanan di balik kejatuhan Soeharto (Pensil-324, 2002); Democratic Policing (Pensil-324); dan lain-lain. Minatnya pada bidang studi konflik, pertahanan, dan keamanan telah membawanya menjadi pengajar di berbagai institusi dan narasumber utama di berbagai forum, baik dalam tingkat nasional maupun internasional.
Indria Samego - Profesor Riset di Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Beliau telah berkarier sebagai peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sejak tahun 1976, dan sudah pensiun sejak Juli 2015. Ia memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, gelar master dari The Flinders University pada bidang Development Studies, dan gelar doktor pada bidang Asian Studies pada The Flinders University. Sepanjang kariernya, ia telah mempublikasikan berbagai tulisan kunci bagi studi pertahanan-keamanan maupun studi ekonomi politik, seperti Politik Pembangunan Orde Baru: Beberapa Interpretasi Teoretik Mengenai Peran Negara dalam Mengembangkan Pengusaha Nasonal (Gramedia, 1996); Bila ABRI Berbisnis (ATF Press, 1998); Bila ABRI Menghendaki (Mizan, 1998); TNI di Era Perubahan (Erlangga, 2000); Membangun Sistem Politik Lewat Pemilu yang Beretika (Jurnal Studi Kepolisian, 2012); The Empowerment of Defense Areas in Changeover Perspective (Jurnal Pertahanan, 2015); Intelijen Dalam Pusatan Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru (2017); Intelijen dan Politik Era Soekarno (2018); dan lain-lain. Hingga saat ini beliau menjabat sebagai anggota Board of Expert The Habibie Center Jakarta, anggota Dewan Guru Besar di STIK– PTIK dan di Universitas Pertahanan. Beliau masih aktif memberikan materi baik sebagai pengajar maupun sebagai narasumber di berbagai forum nasional dan internasional.
Muhamad Haripin - Peneliti pada Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak tahun 2011. Saat ini ia menjabat sebagai Koordinator Kajian Konflik, Pertahanan, dan Keamanan di Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pendidikan sarjana Ilmu Politik diselesaikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2007, pendidikan pascasarjana di jurusan Studi Pertahanan, Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Cranfield University pada tahun 2010, dan lulus studi doktor di Graduate School of International Relations, Ritsumeikan University, Jepang, pada tahun 2017. Ia merupakan salah satu peneliti yang aktif mempublikasikan tulisan di level nasional maupun internasional, seperti The Army and Ideology in Indonesia: From Dwifungsi to Bela Negara (Routledge, 2021); Civil–Military Relations in Indonesia: The Politics of Military Operations Other than War (Routledge, 2020); Reformasi Sektor Keamanan Pasca Orde Baru: Melacak Pandangan dan Komunikasi Advokasi Masyarakat Sipil (Marjin Kiri, 2013); The Politics of CounterTerrorism in Post Authoritarian States: Indonesia’s Experience, 1998– 2018 (Defense & Security Analysis, 2020); dan lain-lain. Topik riset yang diminati adalah studi pertahanan-keamanan, relasi sipil-militer, dan reformasi sektor keamanan.
Putri Ariza Kristimanta - Peneliti Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang telah bergabung dengan Tim Kajian Pertahanan-Keamanan sejak tahun 2018. Saat ini ia juga menjabat sebagai koordinator Tim Kajian Keamanan Non Tradisional di Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia menyelesaikan studi sarjana pada program studi ilmu perpustakaan, Universitas Indonesia pada tahun 2011. Sementara pendidikan pascasarjana diselesaikan dari Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan pada tahun 2017.

Beberapa kontribusi tulisannya seperti Grass Roots Post-Conflict Peacebuilding: A Case Study of Mosintuwu Women’s School in Poso District, Central Sulawesi, Indonesia (Springer, 2021); Tren dan Pemicu Kekerasan Terorganisasi di Asia Tenggara 1989–2018 (Jurnal Penelitian Politik, 2020); Kontrol Demokratis atas Komunitas Intelijen di Filipina dan Indonesia (Jurnal Kajian Wilayah, 2019); Politicization of Identity in Local Election As A Soft Security Threat: A Case of 2017 Jakarta Gubernatorial Election (Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities, 2018), dan lain-lain. Studi yang diminati adalah studi perdamaian dan resolusi konflik serta studi pertahanan dan keamanan.
Sarah Nuraini Siregar - Peneliti Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang telah bergabung dengan Tim Kajian Pertahanan-Keamanan sejak tahun 2004. Saat ini ia juga tergabung dalam Tim Kajian Keamanan Non Tradisional di Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia meraih gelar sarjana dan pasca sarjana ilmu politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Saat ini ia sedang menempuh studi doktoral di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dan juga aktif sebagai pengajar di sana. Adapun beberapa publikasi beliau adalah Problematika Profesionalisme Militer Era Reformasi: Studi Kasus Keterlibatan TNI pada Pilkada Kepulauan Riau Tahun 2015 dan Pilkada Sumatera Utara Tahun 2018 (Jurnal Wacana Politik, 2021); Patronage Democracy in Indonesia (Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities, 2020); Netralitas Polri menjelang Pemilu Serentak 2019 (Jurnal Penelitian Politik, 2019); Tantangan Reformasi Polri: Membangun Struktur dan Kultur Demokratis (Obor, 2019); Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi (Obor, 2018); dan lain-lain. Studi yang diminati adalah studi militer, studi kepolisian, dan studi politik pemerintahan.
Sri Yanuarti - Peneliti Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang telah bergabung dengan Tim Kajian Pertahanan-Keamanan sejak tahun 1990-an. Ia meraih gelar sarjana Ilmu Politik dari Universitas Diponegoro, Semarang. Sepanjang kariernya sebagai peneliti, ia telah mempublikasikan bebagai tulisan terkait studi politik, studi konflik maupun studi pertahanankeamanan. Beberapa di antaranya seperti Adaptasi Sistem Pemilu Paralel Bagi Indonesia (Airlangga University Press, 2020); Pendanaan Negara kepada Partai Politik (Jurnal Penelitian Politik, 2020); Dua Dekade Reformasi Internal TNI (Obor, 2019); Militer dan Pemilupemilu di Indonesia (Jurnal Penelitian Politik, 2018); Pengawasan Intelijen Demokratik sebagai Instrumen Pencegahan Pelanggaran HAM (Jurnal Penelitian Politik, 2017); Polri di Era Demokrasi: Dinamika Pemikiran Internal (Jurnal Penelitian Politik, 2016); Kemiskinan dan Konflik Papua di tengah Sumber Daya Melimpah (Jurnal Penelitian Politik, 2016); Military Politics, Ethnicity, and Conflict in Indonesia (Center for Research on Inequality, Human Security and Ethnicity, 2009); dan lain-lain. Studi yang diminati adalah studi konflik, studi pertahanan dan keamanan serta studi politik.

Editor

Diandra Megaputri Mengko - Peneliti Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak tahun 2014. Saat ini ia menjabat sebagai koordinator Tim Kajian Keamanan Nasional, Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Gelar sarjana ilmu politik diraih dari jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Parahyangan pada tahun 2010. Sementara pendidikan pascasarjana diselesaikan dari jurusan Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan yang bekerja sama dengan Cranfield University pada tahun 2012. Beberapa kontribusi tulisannya seperti Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia dan Dinamika Pengawasannya di Indonesia (Jurnal Penelitian Politik, 2020); Reformasi Intelijen Indonesia: Progres dan Tantangan (Imparsial, 2019); Reformasi Intelijen: Struktur Baru, Kultur Lama (Obor, 2019), Military – Police Relations in Counter– Terrorism Post New Order: Rivalry, Authority, Competition and Political Bargain (Ritsumeikan International Affairs Journal, 2019); dan lain-lain. Studi yang diminati adalah reformasi sektor keamanan dan pemberdayaan industri pertahanan.

Daftar Isi

Cover Depan
Prakata
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Singkatan
Bab 1 Intelijen dalam Bangunan Orde Baru
Bab 2 Dinamika Penataan Komunitas Intelijen Orde
Bab 3 Intelijen di Awal Kekuasaan Orde Baru (1965–
Bab 4 Intelijen dan Konsolidasi Kekuasaan Orde Baru
Bab 5 Intelijen, Arus Demokratisasi, dan
Bab 6 Praktik–praktik Buruk Intelijen di Negara
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis
Cover Belakang