Ikhtisar
Pada demokrasi baru Indonesia, jaringan patronase secara keseluruhan cenderung melintasi garis etnis daripada membuatnya solid, dan menumpulkan isu persaingan etnis daripada mengintensifkannya. Sesungguhnya Indonesia bukan negara di mana etnis memainkan peran besar dalam politik. Indonesia adalah negara dengan sentimen etnis yang kurang kuat.
Namun demikian, penelusuran panjang menunjukkan bahwa identitas etnis dalam politik di Indonesia masih diperhitungkan. Relevansi politik etnis pada politik elektoral kontemporer masih berlanjut, misalnya terlihat jelas pada: dinamika pemilihan Kepala Daerah secara langsung, mobilisasi massa melalui simbol dan jargon etnis, dan daya tarik etnis dalam kontestasi politik lokal. Di seluruh negeri, kandidat Pilkada secara rutin memasukkan pertunjukan dan upacara adat dalam kampanye mereka, berpidato dalam bahasa lokal, mengenakan kostum tradisional, dan menyuarakan tradisi dan budaya lokal untuk meningkatkan elektabilitas mereka
Namun ada bukti tentang ketidakberhasilan partai berbasis etnis dan kedaerahan. Unit-unit subnasional secara institusionalisasi kurang kuat bernuansa etnisitas. Pemilihan Kepala Daerah pun memperlihatkan pola dan kerangka suara etnis yang sangat lemah. Oleh karena itu, analisis ilmiah tentang pemilihan Kepala Daerah hanya sedikit berfokus pada etnisitas, dan justru menunjuk pada faktor lokal lain, seperti kinerja, program, kampanye media, dan hubungan dengan struktur kekuasaan lokal, dalam menjelaskan keberhasilan kandidat.
Sekaligus, buku ini mendukung diskursus demokrasi langsung. Meski ada arus oligarki yang melestarikan politik transaksional, serta mendesak kembalinya demokrasi perwakilan; demokrasi langsung masih menjadi berkah politik rakyat. Ia menghidupi hak pilih warga lokal, kelompok marginal dan terpuruk untuk berdaulat.
Pendahuluan / Prolog
Tersembunyi Di Antara Harapan Tumbuh: Demokrasi Di Bumi Raflesia
Pada demokrasi baru Indonesia, jaringan patronase secara keseluruhan cenderung melintasi garis etnis daripada membuatnya solid, dan menumpulkan isu persaingan etnis daripada mengintensifkannya. Sesungguhnya Indonesia bukan negara di mana etnis memainkan peran besar dalam politik. Indonesia adalah negara dengan sentimen etnis yang kurang kuat.
Namun demikian, penelusuran panjang menunjukkan bahwa identitas etnis dalam politik di Indonesia masih diperhitungkan. Relevansi politik etnis pada politik elektoral kontemporer masih berlanjut, misalnya terlihat jelas pada: dinamika pemilihan Kepala Daerah secara langsung, mobilisasi massa melalui simbol dan jargon etnis, dan daya tarik etnis dalam kontestasi politik lokal. Di seluruh negeri, kandidat Pilkada secara rutin memasukkan pertunjukan dan upacara adat dalam kampanye mereka, berpidato dalam bahasa lokal, mengenakan kostum tradisional, dan menyuarakan tradisi dan budaya lokal untuk meningkatkan elektabilitas mereka
Namun ada bukti tentang ketidakberhasilan partai berbasis etnis dan kedaerahan. Unit-unit subnasional secara institusionalisasi kurang kuat bernuansa etnisitas. Pemilihan Kepala Daerah pun memperlihatkan pola dan kerangka suara etnis yang sangat lemah. Oleh karena itu, analisis ilmiah tentang pemilihan Kepala Daerah hanya sedikit berfokus pada etnisitas, dan justru menunjuk pada faktor lokal lain, seperti kinerja, program, kampanye media, dan hubungan dengan struktur kekuasaan lokal, dalam menjelaskan keberhasilan kandidat.
Sekaligus, buku ini mendukung diskursus demokrasi langsung. Meski ada arus oligarki yang melestarikan politik transaksional, serta mendesak kembalinya demokrasi perwakilan; demokrasi langsung masih menjadi berkah politik rakyat. Ia menghidupi hak pilih warga lokal, kelompok marginal dan terpuruk untuk berdaulat.
Daftar Isi
Sampul Depan
Identitas Buku
Daftar Isi
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Bagian I - Pengantar
Bab 1 - Tersembunyi Di Antara Harapan Tumbuh: Demokrasi Di Bumi Raflesia
Daftar Pustaka
Bagian 2 - Mereka yang Bergerak di Bawah Arus Politik Elektoral
Bab 2 - Pendahuluan: Perempuan dan Politik Elektoral
Bab 3 - Menelusuri Keterlibatan Perempuan dalam Politik
Bab 4 - Refleksi Menggunakan Metode Berperspektif Perempuan
Bab 5 - Keterlibatan Perempuan pada Politik Elektoral Lokal
Bab 6 - Catatan Perempuan yang Bergerak Di Bawah Arus Politik Elektoral
Daftar Pustaka
Bagian 3 - Hukum Pemilihan: Menjemput Suara Pemilih Masyarakat Pulau Terluar di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu
Bab 7 - Pendahuluan, Suara Pemilih dan Pulau Enggano
Bab 8 - Fasilitasi Pemenuhan Hak Politik Guna Menjemput Suara Pemilih pada Masyarakat Pulau Enggano Provinsi Bengkulu
Bab 9 - Implementasi Hak Politik dalam Pemilihan Gubernur Bengkulu pada Masyarakat Pemilih di Pulau Enggano
Bab 10 - Sumbang Pemikiran Guna Optimalisasi Kerja Menjemput Suara Masyarakat Pemilih Pulau Terluar
Daftar Pustaka
Bagian 4 - Strategi Door-to-door Canvassing oleh Badan Ad hoc di Masa Pandemi dalam Menyebarluaskan Informasi Pemilu 2020
Bab 11 - Pandemi Covid-19 dan Informasi Pemilu: A Blessing in Disguise
Bab 12 - Door to Door Canvassing dan Program Sosialisasi Pemilu di Indonesia
Bab 13 - Kesenjangan Digital dan Kesenjangan (Pengetahuan) Politik
Bab 14 - Praktek Door to Door Canvassing di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu
Indeks
Tentang Penulis
Sampul Belakang