Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Tersembunyi Di Antara Harapan Tumbuh: Demokrasi Di Bumi Raflesia

1 Pembaca
Rp 95.000 20%
Rp 76.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pada demokrasi baru Indonesia, jaringan patronase secara keseluruhan cenderung melintasi garis etnis daripada membuatnya solid, dan menumpulkan isu persaingan etnis daripada mengintensifkannya. Sesungguhnya Indonesia bukan negara di mana etnis memainkan peran besar dalam politik. Indonesia adalah negara dengan sentimen etnis yang kurang kuat.

Namun demikian, penelusuran panjang menunjukkan bahwa identitas etnis dalam politik di Indonesia masih diperhitungkan. Relevansi politik etnis pada politik elektoral kontemporer masih berlanjut, misalnya terlihat jelas pada: dinamika pemilihan Kepala Daerah secara langsung, mobilisasi massa melalui simbol dan jargon etnis, dan daya tarik etnis dalam kontestasi politik lokal. Di seluruh negeri, kandidat Pilkada secara rutin memasukkan pertunjukan dan upacara adat dalam kampanye mereka, berpidato dalam bahasa lokal, mengenakan kostum tradisional, dan menyuarakan tradisi dan budaya lokal untuk meningkatkan elektabilitas mereka

Namun ada bukti tentang ketidakberhasilan partai berbasis etnis dan kedaerahan. Unit-unit subnasional secara institusionalisasi kurang kuat bernuansa etnisitas. Pemilihan Kepala Daerah pun memperlihatkan pola dan kerangka suara etnis yang sangat lemah. Oleh karena itu, analisis ilmiah tentang pemilihan Kepala Daerah hanya sedikit berfokus pada etnisitas, dan justru menunjuk pada faktor lokal lain, seperti kinerja, program, kampanye media, dan hubungan dengan struktur kekuasaan lokal, dalam menjelaskan keberhasilan kandidat.

Sekaligus, buku ini mendukung diskursus demokrasi langsung. Meski ada arus oligarki yang melestarikan politik transaksional, serta mendesak kembalinya demokrasi perwakilan; demokrasi langsung masih menjadi berkah politik rakyat. Ia menghidupi hak pilih warga lokal, kelompok marginal dan terpuruk untuk berdaulat.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Titiek Kartika Hendrastiti

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233210980
Terbit: Oktober 2021 , 250 Halaman










Ikhtisar

Pada demokrasi baru Indonesia, jaringan patronase secara keseluruhan cenderung melintasi garis etnis daripada membuatnya solid, dan menumpulkan isu persaingan etnis daripada mengintensifkannya. Sesungguhnya Indonesia bukan negara di mana etnis memainkan peran besar dalam politik. Indonesia adalah negara dengan sentimen etnis yang kurang kuat.

Namun demikian, penelusuran panjang menunjukkan bahwa identitas etnis dalam politik di Indonesia masih diperhitungkan. Relevansi politik etnis pada politik elektoral kontemporer masih berlanjut, misalnya terlihat jelas pada: dinamika pemilihan Kepala Daerah secara langsung, mobilisasi massa melalui simbol dan jargon etnis, dan daya tarik etnis dalam kontestasi politik lokal. Di seluruh negeri, kandidat Pilkada secara rutin memasukkan pertunjukan dan upacara adat dalam kampanye mereka, berpidato dalam bahasa lokal, mengenakan kostum tradisional, dan menyuarakan tradisi dan budaya lokal untuk meningkatkan elektabilitas mereka

Namun ada bukti tentang ketidakberhasilan partai berbasis etnis dan kedaerahan. Unit-unit subnasional secara institusionalisasi kurang kuat bernuansa etnisitas. Pemilihan Kepala Daerah pun memperlihatkan pola dan kerangka suara etnis yang sangat lemah. Oleh karena itu, analisis ilmiah tentang pemilihan Kepala Daerah hanya sedikit berfokus pada etnisitas, dan justru menunjuk pada faktor lokal lain, seperti kinerja, program, kampanye media, dan hubungan dengan struktur kekuasaan lokal, dalam menjelaskan keberhasilan kandidat.

Sekaligus, buku ini mendukung diskursus demokrasi langsung. Meski ada arus oligarki yang melestarikan politik transaksional, serta mendesak kembalinya demokrasi perwakilan; demokrasi langsung masih menjadi berkah politik rakyat. Ia menghidupi hak pilih warga lokal, kelompok marginal dan terpuruk untuk berdaulat.

Pendahuluan / Prolog

Tersembunyi Di Antara Harapan Tumbuh: Demokrasi Di Bumi Raflesia
Pada demokrasi baru Indonesia, jaringan patronase secara keseluruhan cenderung melintasi garis etnis daripada membuatnya solid, dan menumpulkan isu persaingan etnis daripada mengintensifkannya. Sesungguhnya Indonesia bukan negara di mana etnis memainkan peran besar dalam politik. Indonesia adalah negara dengan sentimen etnis yang kurang kuat.

Namun demikian, penelusuran panjang menunjukkan bahwa identitas etnis dalam politik di Indonesia masih diperhitungkan. Relevansi politik etnis pada politik elektoral kontemporer masih berlanjut, misalnya terlihat jelas pada: dinamika pemilihan Kepala Daerah secara langsung, mobilisasi massa melalui simbol dan jargon etnis, dan daya tarik etnis dalam kontestasi politik lokal. Di seluruh negeri, kandidat Pilkada secara rutin memasukkan pertunjukan dan upacara adat dalam kampanye mereka, berpidato dalam bahasa lokal, mengenakan kostum tradisional, dan menyuarakan tradisi dan budaya lokal untuk meningkatkan elektabilitas mereka

Namun ada bukti tentang ketidakberhasilan partai berbasis etnis dan kedaerahan. Unit-unit subnasional secara institusionalisasi kurang kuat bernuansa etnisitas. Pemilihan Kepala Daerah pun memperlihatkan pola dan kerangka suara etnis yang sangat lemah. Oleh karena itu, analisis ilmiah tentang pemilihan Kepala Daerah hanya sedikit berfokus pada etnisitas, dan justru menunjuk pada faktor lokal lain, seperti kinerja, program, kampanye media, dan hubungan dengan struktur kekuasaan lokal, dalam menjelaskan keberhasilan kandidat.

Sekaligus, buku ini mendukung diskursus demokrasi langsung. Meski ada arus oligarki yang melestarikan politik transaksional, serta mendesak kembalinya demokrasi perwakilan; demokrasi langsung masih menjadi berkah politik rakyat. Ia menghidupi hak pilih warga lokal, kelompok marginal dan terpuruk untuk berdaulat.

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Daftar Isi
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Bagian I - Pengantar
     Bab 1 - Tersembunyi Di Antara Harapan Tumbuh: Demokrasi Di Bumi Raflesia
     Daftar Pustaka
Bagian 2 - Mereka yang Bergerak di Bawah Arus Politik Elektoral
     Bab 2 - Pendahuluan: Perempuan dan Politik Elektoral
     Bab 3 - Menelusuri Keterlibatan Perempuan dalam Politik
     Bab 4 - Refleksi Menggunakan Metode Berperspektif Perempuan
     Bab 5 - Keterlibatan Perempuan pada Politik Elektoral Lokal
     Bab 6 - Catatan Perempuan yang Bergerak Di Bawah Arus Politik Elektoral
     Daftar Pustaka
Bagian 3 - Hukum Pemilihan: Menjemput Suara Pemilih Masyarakat Pulau Terluar di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu
     Bab 7 - Pendahuluan, Suara Pemilih dan Pulau Enggano
     Bab 8 - Fasilitasi Pemenuhan Hak Politik Guna Menjemput Suara Pemilih pada Masyarakat Pulau Enggano Provinsi Bengkulu
     Bab 9 - Implementasi Hak Politik dalam Pemilihan Gubernur Bengkulu pada Masyarakat Pemilih di Pulau Enggano
     Bab 10 - Sumbang Pemikiran Guna Optimalisasi Kerja Menjemput Suara Masyarakat Pemilih Pulau Terluar
     Daftar Pustaka
Bagian 4 - Strategi Door-to-door Canvassing oleh Badan Ad hoc di Masa Pandemi dalam Menyebarluaskan Informasi Pemilu 2020
     Bab 11 - Pandemi Covid-19 dan Informasi Pemilu: A Blessing in Disguise
     Bab 12 - Door to Door Canvassing dan Program Sosialisasi Pemilu di Indonesia
     Bab 13 - Kesenjangan Digital dan Kesenjangan (Pengetahuan) Politik
     Bab 14 - Praktek Door to Door Canvassing di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu
Indeks
Tentang Penulis
Sampul Belakang