Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mematahkan Kebuntuan

Inisiatif rekonsiliasi dari dua konflik (Syiah sampang dan jamaah Ahmadiyah Indonesia Lombok)

1 Pembaca
Rp 100.000 30%
Rp 70.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 210.000 13%
Rp 60.667 /orang
Rp 182.000

5 Pembaca
Rp 350.000 20%
Rp 56.000 /orang
Rp 280.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini merupakan hasil penelitian tahun kedua (2016) yang merupakan kelanjutan dari penelitian tahun sebelumnya (2015), yang dilakukan oleh Tim Kajian Minoritas Agama LIPI dengan skema penelitian unggulan tahun anggaran 2015-2017, yakni mengkaji strategi komunitas pengungsi Syiah di Sidoarjo dan pengungsi Ahmadiyah di Mataram, untuk bertahan dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan pengakuan. Studi tahun pertama lebih menekankan perhatian pada kondisi empiris pengungsi, strategi untuk bertahan hidup, dan kebijakan pemerintah daerah menangani pengungsi. Studi tahun kedua membahas pada proses-proses rekonsiliasi, melibatkan masyarakat dan pemerintah tempat asal pengungsi.

Penekanan penelitian pada tahun kedua adalah mengidentifikasi kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang diperlukan untuk mencapai rekonsiliasi antara komunitas pengungsi dengan masyarakat tempat asalnya. Jika penelitian tahun pertama lebih banyak membahas mengenai perlindungan terhadap korban, maka pada tahun kedua memfokuskan pada strategi untuk mencapai rekonsiliasi sangat penting, mengingat kedua komunitas pengungsi ini merupakan warga negara Indonesia yang sepatutnya mendapat perlindungan. Namun, pada realitasnya, mereka seperti berada dalam sebuah karantina yang disebut tempat pengungsian.

Proposisi yang diajukan dalam studi ini adalah rekonsiliasi sebagai ruang sosial maupun praktik-praktik sosial antara komunitas pengungsi dengan masyarakat tempat asalnya dimungkinkan dengan kondisi-kondisi tertentu: kuatnya implementasi terhadap pemenuhan HAM. konteks kebudayaan yang mendukung proses perdamaian, dan peran pemerintah yang aktif dalam mendorong proses perdamaian.

Buku ini penting untuk diterbitkan mengingat hasil penelitian untuk mendorong relasi-relasi damai antara Sunni-Syiah dan Sunni Ahmadiyah masih jarang di Indonesia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Cahyo Pamungkas / Wabilia Husnah / Erni Budiwanti / Wahyudi Akmaliah / Amin Mudzakkir / Nostalgiawan Wahyudhi
Editor: Cahyo Pamungkas

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024336042
Terbit: Juni 2022 , 274 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini merupakan hasil penelitian tahun kedua (2016) yang merupakan kelanjutan dari penelitian tahun sebelumnya (2015), yang dilakukan oleh Tim Kajian Minoritas Agama LIPI dengan skema penelitian unggulan tahun anggaran 2015-2017, yakni mengkaji strategi komunitas pengungsi Syiah di Sidoarjo dan pengungsi Ahmadiyah di Mataram, untuk bertahan dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan pengakuan. Studi tahun pertama lebih menekankan perhatian pada kondisi empiris pengungsi, strategi untuk bertahan hidup, dan kebijakan pemerintah daerah menangani pengungsi. Studi tahun kedua membahas pada proses-proses rekonsiliasi, melibatkan masyarakat dan pemerintah tempat asal pengungsi.

Penekanan penelitian pada tahun kedua adalah mengidentifikasi kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang diperlukan untuk mencapai rekonsiliasi antara komunitas pengungsi dengan masyarakat tempat asalnya. Jika penelitian tahun pertama lebih banyak membahas mengenai perlindungan terhadap korban, maka pada tahun kedua memfokuskan pada strategi untuk mencapai rekonsiliasi sangat penting, mengingat kedua komunitas pengungsi ini merupakan warga negara Indonesia yang sepatutnya mendapat perlindungan. Namun, pada realitasnya, mereka seperti berada dalam sebuah karantina yang disebut tempat pengungsian.

Proposisi yang diajukan dalam studi ini adalah rekonsiliasi sebagai ruang sosial maupun praktik-praktik sosial antara komunitas pengungsi dengan masyarakat tempat asalnya dimungkinkan dengan kondisi-kondisi tertentu: kuatnya implementasi terhadap pemenuhan HAM. konteks kebudayaan yang mendukung proses perdamaian, dan peran pemerintah yang aktif dalam mendorong proses perdamaian.

Buku ini penting untuk diterbitkan mengingat hasil penelitian untuk mendorong relasi-relasi damai antara Sunni-Syiah dan Sunni Ahmadiyah masih jarang di Indonesia.

Pendahuluan / Prolog

Ucapan Terima Kasih
Buku ini merupakan pengembangan dari laporan penelitian tahun kedua, ketahanan kelompok minoritas agama, yang menekankan pada kajian ketahanan sosial dan rekonsiliasi. Adapun fokus dari penelitian pada tahun kedua adalah: (i) Mendeskripsikan praktik-praktik rekonsiliasi antara pengungsi Syiah dan Ahmadiyah dengan masyarakat tempat asalnya dan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mencapai rekonsiliasi tersebut; (ii) Menjelaskan upaya-upaya perdamaian yang telah dilakukan dan hambatan-hambatan apa yang muncul dalam mendorong rekonsiliasi antara pengungsi Syiah dan pengungsi Ahmadiyah dengan masyarakat tempat asalnya; (iii) Menarasikan akar-akar teologis Ahmadiyah, Syiah dan Sunni Muslim dalam mendorong proses rekonsiliasi; dan (iv) Mendeskripsikan kebijakan Pemerintah Pusat, Provinsi Jawa Timur dan NTB, maupun Kabupaten Sampang dan Lombok Timur untuk mendorong rekonsiliasi pengungsi Syiah dan Ahmadiyah dengan masyarakat tempat asalnya tersebut.

Ketahanan sosial dapat didefinisikan dari kemampuan atau kapasitas sebuah komunitas atau kelompok sosial tertentu untuk menyelesaikan persoalan internalnya sehingga dapat melakukan adapatasi mengikuti perkembangan ekologinya, baik internal maupun eksternal. Berdasarkan perspektif ini, maka rekonsiliasi antarkelompok yang berkonflik merupakan prasyarat terciptanya suatu ketahanan sosial. Dalam hal ini ketahanan sosial merupakan kondisi yang diciptakan bukan kondisi alamiah yang bersifat terberi. Ia merupakan sebuah strategi untuk merealisasikan citacita perdamaian sehingga kelompok atau komunitas tersebut dapat tumbuh dan berkembang.

Penelitian ini terlaksana karena bantuan berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu di sini. Atas nama tim penulis, kami bermaksud mengucapkan terima kasih kepada Kepala Program Penelitian Unggulan LIPI, Bapak Wakil Kepala LIPI, yang telah mendanai kegiatan ini, Kepala Koordinator Sub-Program Ketahanan Sosial dan Budaya LIPI, Dr. Herry Yogaswara yang telah mengkoordinasikan program ini. Tidak lupa kamu ucapkan terima kasih kepada Kepala Puslit Kependudukan LIPI, Drs. Haning Romdiati beserta staf administrasi yang telah membantu secara teknis persoalan keuangan. Terima kasih kami sampaikan kepada tim panelis yakni Dr. Syarif Hidayat, Prof. Dr. A. Fedyani Saifuddin, MA, Dr. Herwasunu Soedjito, Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, Dr. Sasa Sofyan Munawar dan Ibu Deputi IPSK, Tri Nuke Pujiastuti. Ribuan terima kasih juga kami sampaikan pada tim sekretariat kegiatan ini di P2SDR yaitu Ibu Dra. Dini Saptari dan Christina Effendi, SIP.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan penelitian ini di Surabaya, yakni Ardi Raditya dari Departemen Sosiologi Universitas Negeri Surabaya UNESA), dan di Mataram, Prof. Dr. Suprapto dari Pusat Studi Rekonsiliasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Demikian juga kepada Drs A. Suaedy, dan Dr. A. Najib Burhani yang telah banyak memberikan saransaran, kritik, dan masukan pada saat seminar riset desain dan workshop progress report. Ribuan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh informan dan peserta diskusi kelompok terbatas, baik di Surabaya maupun Mataram, terutama kepada Ustadz Iklil dan Tajul Muluk beserta keluarga pengungsi di Sidoarjo, Dr. Ahmad Zainul Hamdi, Muhammad Afdillah MA, dan M. Sidiq (UIN Surabaya), Pak Syahidin beserta seluruh keluarga pengungsi di Asrama Transito Mataram, Pak Jayadi dari Lakspesdam NU, Ustad JAI Mataram. Besar harapan kami, semoga buku ini dapat memberikan konstribusi kepada upaya-upaya mewujudkan perdamaian di Mataram dan Sampang.



Jakarta, 8 Desember 2016

Penulis

Cahyo Pamungkas - Cahyo Pamungkas (b. Purworejo, 11 September 1975), graduated from the Faculty of Economics, Gajah Mada University in 1999. Recently completed a Masters thesis in the Sociology Program, Faculty of Social and Political Sciences (FISIP), University of Indonesia, entitled Papua, Islam dan Otonomi Khusus: Kontestasi Identitas di Kalangan Orang Papua in 2008. In 2000, worked in the research division of the Institute for Economic and Social Research, Education and Information (LP3ES), Jakarta. Has worked at the LIPI Research Centre for Regional Resources (PSDR-LIPI) since January 2003. In 2005, received a research scholarship from the Nippon Foundation through the Asia Public Intellectual (API) Fellowship, for research on: The Effectiveness of Autonomous Region for Muslim Mindanao (ARMM) in Coping with the Separatism and the Role of National Reconciliation Commission in Peace Building. His research on Papua includes: Studi implementasi UU No. 45/1999 tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Barat (P2E-LIPI 2004), Agenda dan Potensi Damai di Papua (LIPI Competitive Research, 2005), Trust Building dan Rekonsiliasi di Papua (LIPI Competitive Research, 2006), and Papua Road Map (LIPI Competitive Research, 2008).
Amin Mudzakkir - Amin Mudzakkir adalah peneliti pada Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI. Ia mendapatkan gelar sarjana dalam bidang sejarah dari Fakultas Ilmu Budaya UGM (2005) dan magister dalam bidang filsafat dari STF Driyarkara (2015). Saat ini sedang menyelesaikan program doktor di STF Driyarkara. Selain mempublikasikan karya di buku dan jurnal akademis, ia juga aktif menulis di media sosial dan situs-situs internet lainnya. Email: amin.mudzakkir@gmail.com.

Editor

Cahyo Pamungkas - Profesor Riset bidang Sosiologi Umum pada Pusat Penelitian Kewilayahan (P2W) - LIPI, dikukuhkan pada 2020. Sejak 2003, ia bekerja sebagai peneliti pada P2W-LIPI, yang sebelum 2019 bernama Pusat Penelitian Sumberdaya Regional (PSDR-LIPI). Pada 2006, mendapatkan beasiswa Asian Public Intellectual Fellowships dari the Nippon Foundation untuk melakukan penelitian mengenai the Effectiveness of Autnomous Regions in Muslim Mindanao dan the Administrative Center of the Southern Border Provinces of Thailand in coping with separatism. Cahyo menamatkan program doktoral dalam bidang ilmu sosial pada Faculty of Social and Behavorial Sciences, Radboud University Nijmegen, Belanda, pada 2015, dengan beasiswa dari Dutch Organization for Scientific Research (NWO). Kajian dan penelitiannya di LIPI mengenai kelompok-kelompok minoritas agama dan etnik di Indonesia Bagian Timur dan AsiaPasifik, terutama kajian Papua.

Daftar Isi

Sampul
Daftar isi
Bab I Kapan Mereka Kembali: Ketahanan Sosial dan Kemungkinan Rekonsiliasi Bagi Pengungsi JAI  di Lombok dan Pengungsi Syiah di Sidoarjo
Bab II Sampang dan Lombok Timur: Perbandingan Daerah Konflik
Bab III Pengungsi Ahmadiyah di Lombok: Kendala Rekonsiliasi Sosial
Bab IV Taretan Tibi dan Kemungkinan Rekonsiliasi: Inisiatif Konseptual Penyelesaian Konflik Keagamaan di Sampang
Bab V Rekonsiliasi Sebagai Masalah Etika: Studi Kasus Pengungsi Ahmadiyah dan Syiah di Indonesia
Bab VI Politik Identitas dan Rekonsiliasi Minoritas di Indonesia: Negara, Ulama dan Minoritas Syiah-Ahmadiyah
Bab VII Rekonsiliasi Berbasis Komunal: Catatan Refleksi