Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mengenang Sang Baronese Kebudayaan: Prof. Dr. Toety Heraty

1 Pembaca
Rp 170.000 20%
Rp 136.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Prof. Dr. Toeti Heraty adalah sosok, figur dan pribadi yang multifaset dengan beragam matra yang menekuni dan menghidupi berbagai bidang dan keahlian. Dengan naluri pencarian terus-menerus, didasari atas jati diri sebagai seorang intelektual organik yang cara memandang dunianya dipengaruhi dan mempengaruhi situasi zamannya (Antonio Gramsci), kehadiran seorang Toeti Heraty memberi warna dan makna atas lingkungan yang dirambahnya selama 88 tahun, atau utamanya setelah lulus Sarjana Muda Kedokteran tahun 1955.

Rasa haus itu ibarat petualangan intelektualnya, yang tidak hanya di ranah akademik tetapi juga bidang-bidang kemanusiaan yang melengkapi. Bagian Pertama buku ini, 15 artikel yang ditulis kolega, kerabat, mantan mahasiswa yang hampir semua bertemu dalam berbagai kegiatan, bahkan menjadi kawan akrab. Mereka menyampaikan kenangan, kupasan dan analisis tentang kreativitas bidang akademik maupun publik Toeti Heraty.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: St. Sularto / Andreas Haryono
Editor: Andreas Haryono / St. Sularto

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233211147
Terbit: November 2021 , 448 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Prof. Dr. Toeti Heraty adalah sosok, figur dan pribadi yang multifaset dengan beragam matra yang menekuni dan menghidupi berbagai bidang dan keahlian. Dengan naluri pencarian terus-menerus, didasari atas jati diri sebagai seorang intelektual organik yang cara memandang dunianya dipengaruhi dan mempengaruhi situasi zamannya (Antonio Gramsci), kehadiran seorang Toeti Heraty memberi warna dan makna atas lingkungan yang dirambahnya selama 88 tahun, atau utamanya setelah lulus Sarjana Muda Kedokteran tahun 1955.

Rasa haus itu ibarat petualangan intelektualnya, yang tidak hanya di ranah akademik tetapi juga bidang-bidang kemanusiaan yang melengkapi. Bagian Pertama buku ini, 15 artikel yang ditulis kolega, kerabat, mantan mahasiswa yang hampir semua bertemu dalam berbagai kegiatan, bahkan menjadi kawan akrab. Mereka menyampaikan kenangan, kupasan dan analisis tentang kreativitas bidang akademik maupun publik Toeti Heraty.

Pendahuluan / Prolog

Sekapur Sirih
Kehadiran buku ini serba kebetulan, meskipun sebagai orang beriman kita percaya ada dalam rencana-Nya.

Kebetulan pertama. Keluarga Besar Prof. Dr. Toeti Heraty akan merayakan dan mensyukuri 88 tahun usia Ibu Prof. Dr. Toeti Heraty Roosseno, tanggal 27 November 2021, di antaranya dalam bentuk festschrift, bunga rampai yang ditulis kolega, sahabat, kerabat, dan rekan kerjanya. Keluarga sudah menghubungi para calon penulis pada sekitar bulan April-Mei 2021, buku rencana terbit 27 November 2021. Mereka diminta menuliskan kesan, kenangan, dan berbagai kisah untold stories, pendek kata yang ringan-ringan saja. Namun Tuhan berkehendak lain. Ibu Toeti meninggal tanggal 13 Juni 2021, pagi hari. Beberapa naskah sudah masuk. Karena itu keluarga tetap akan menerbitkannya sesuai rencana.

Kebetulan kedua. Dalam rangka memperingati meninggalnya Ibu Toeti, penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia juga berencana menerbitkan buku sebagai kenangan, semacam memule kepergian Ibu Toeti. Bentuknya kumpulan artikel tentang kreativitas intelektual, karya dalam berbagai bidang yang pernah sebagai ranah pencarian dan petualangan intelektual Ibu Toeti, yang dimulai sejak almarhumah menyelesaikan studi Sarjana Muda Kedokteran UI, tahun 1955 sampai meninggalnya. Bidang, ranah, keahlian, minat serta sumbangan keahlian Ibu Toeti menyentuh hampir semua bidang. Lewat buku-buku yang ditulisnya, buku-buku tentang Ibu Toeti, terobosan-terobosan filosofis utamanya memberi dasar gerakan feminisme, pengembangan studi filsafat di Indonesia, sastra (penyair), pencinta seni, jabatanjabatan publik yang pernah diembannya, filantrop (dermawan) sekaligus pengusaha. Orang niscaya mengakui pengembangan talentanya sangat maksimal. Proses pencarian dan petualangan intelektualnya berliku, meranah beragam bidang.

Mengingat sudah beberapa buku yang ditulis, entah biografi atau memoar, kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita secara fisik mengurangi kegiatan di luar rumah, dan faktor waktu yang singkat, kami — Yayasan Pustaka Obor Indonesia — memilih bentuk buku kumpulan tulisan. Dengan kumpulan tulisan bisa terjaring secara cepat tulisan-tulisan dari banyak penulis yang sudah mengakrabi berbagai bidang yang dirambah Ibu Toeti. Pada awal bulan September, setelah memperoleh tema yang relevan dengan pencarian, perambahan dan petualangan intelektual Ibu Toeti selama lebih dari 60 tahun — dengan kerangka acuan singkat — kami mulai menghubungi calon-calon penulis. Agar tidak terlalu meluas dan bisa terbit pada hari memule meninggalnya sekaligus ulang tahun tanggal 27 November Ibu Toeti Heraty, kami terpaksa memberi batasan jumlah kata/halaman dan tenggat waktu artikel masuk. Hampir semua calon penulis yang kami hubungi menyatakan siap.

Ada beberapa alasan mengapa Obor tertarik ikut merayakan Ibu Toeti Heraty. Pertama, terbentang sejarah panjang hubungan Obor dengan Ibu Toeti Heraty Noerhadi-Roosseno. Rumah Ibu Toeti di Jalan Cemara, sekarang Galeri Museum Cemara 6, pernah menjadi kantor Obor ketika masih sebagai literary agent (1974-1983) sebelum berbentuk badan hukum sebagai Yayasan dengan nama Yayasan Obor Indonesia, dan sejak 2010 disesuaikan dengan UU yayasan berganti nama menjadi Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Kedua, sampai sebelum terbentuk yayasan, Ibu Toeti adalah salah satu dari anggota Excom selain P. K.

Ojong, dan Goenawan Mohamad. Dalam perjalanan sejarah Obor, Ibu Toeti memang pernah tidak terlibat beberapa waktu, tetapi kemudian masuk lagi tahun 2010 sebagai anggota Pembina Yayasan Pustaka Obor Indonesia sampai meninggalnya. Singkat kata, dua alasan itu bukti hubungan erat dan mesra antara Obor dan Ibu Toeti sejak kelahirannya sampai sekarang. Oleh karena itu wajar Obor ikut merayakan tanggal 27 November dengan penerbitan buku berjudul Mengenang Sang Baronese Kebudayaan Prof. Dr. Toeti Heraty. Lewat pembicaraan dengan keluarga Ibu Toeti, dicapai kesepakatan kerja sama dalam penerbitan buku ini, menggabungkan antara rencana keluarga dan Obor. Bahkan kemudian Obor disepakati menangani termasuk memanfaatkan sejumlah nama yang sudah mengirimkan tulisan untuk keperluan 88 tahun Ibu Toeti atas permintaan keluarga. Karena itu, ada beberapa tulisan yang isinya ucapan syukur ulang tahun. Nama Franz Magnis- Suseno misalnya tercantum dalam dua tulisan. Yang pertama di Bagian Kedua atas permintaan keluarga sudah masuk sebelum ada rencana kerja sama dengan Obor dan yang kedua di Bagian Pertama tentang bidang filsafat salah satu ranah intelektualitas dan kreativitas Ibu Toeti atas permintaan Obor.

Setelah membuat sekian judul alternatif, kami sepakat judul buku Mengenang Sang Baronese Kebudayaan Prof. Dr. Toeti Heraty, yang kami cerap dari rambahan bidang-bidang akademik dan publik Ibu Toeti di antaranya dari 15 artikel di Bagian Pertama, tiga Pengantar (Taufik Abdullah, Yudi Latif, Goenawan Mohamad), sambutan keluarga Ibu Toeti (Cita Citrawinda) dan 32 tulisan di Bagian Kedua.

Kami terinspirasi sapaan khusus Romo Y.B. Mangunwijaya kepada Ibu Toeti Heraty yang diingatkan Romo FX. Mudji Sutrisno SJ dalam artikel Toeti Heraty: Filosof, Penyair, Filantrop, Baronese Kebudayaan yang Cinta Indonesia. Kami kutip “…Ibu Toeti Heraty sebagai ‘Baronese’, artinya seorang ibu yang ‘ningrat kultural, ningrat hati, ningrat budi yang selalu membukakan pintu rumah Galeri Museum Cemara 6 dengan ramah”.

Festschrift ini hadir berkat kerja sama berbagai pihak. Karena itu izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Ibu Toeti Heraty yang sudah merencanakan lebih dulu festschrit menyambut usia 88 tahun Ibu Toeti dalam naskah kenangan dan untold stories; para penulis yang dalam waktu pendek dan kondisi lingkungan kurang mendukung memenuhi undangan kami berbagi kenangan dan pikiran terkait kegiatan dan kreativitas sang promovenda (yang dipestakan) — Prof. Dr. Toeti Heraty Roosseno — akademik maupun publik. Kepada St. Sularto dan Andreas Haryono sebagai editor dan tim penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia (Suparmin dan Nuzulia Abdurahman) yang memberikan kontribusi kelancaran proses pengerjaannnya.

Jakarta, 5 November 2021

Penerbit

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Sekapur Sirih
Daftar Isi
Bagian Pertama
     Bab I: Toeti Heraty, Filsafat, dan Kreativitas Intelektualnya
          1. Toeti yang Saya Ingat
          2. Ibu Toeti: Antara Bau Pindakaas dan Ensiklopedi Nusantara
          3. Alienasi, Emansipasi, dan Simbol: Sebuah Refleksi atas Materi Kuliah Ibu Toeti Heraty
          4. Toeti Heraty, Intelektual yang Peduli
          5. Spiritualitas Inklusif Toeti Heraty
          6. Filosof, Penyair, Filantrop, Baronese Kebudayaan yang Cinta Indonesia
     Bab II: Toeti Heraty dan Feminisme di Ranah Akademik dan Publik
          1. Toeti Heraty: Sang Filosof Feminis
          2. Toeti Heraty dan Feminisme dari Tesis hingga Prosa Lirik
          3. Ibu Toeti, Prasasti Perjuangan Perempuan
          4. Membaca Toeti Heraty lewat de Beauvoir
          5. Toeti Heraty Menerobos Tradisi Melampaui Zamannya
     Bab III: Toeti Heraty, Sastra, dan Seni-budaya
          1. Ibu Toeti dan Cakrawala Kreativitasnya
          2. Sepatu Merah, Cinta, Seks, dan Kritik dalam Sajak-sajak 33
          3. Toeti Heraty, Sebuah Puisi untuk Negeri
          4. Toeti Heraty yang Abadi
Bagian Kedua
     1. Toeti Heraty Noerhadi-Roosseno Sosok Geliat Tumbuh yang tak Kunjung Henti
     2. Toeti Heraty dan Spirit
     3. Semoga Arwahnya Senang di Surga
     4. Diary Note 37: Death of Toeti Heraty
     5. Prof. Dr. Toeti Heraty Noerhadi Roosseno: Pemikir, Penyair, Pengusaha
     6. Menuju Masyarakat Baik Tribute untuk Prof. Toeti
     7. Toeti Heraty Ibu Peradaban
     8. Toeti Heraty Seorang Pejuang dan Pancasilais Sejati
     9. Toeti Heraty dan Tanah Airnya
     10. Toeti dalam Kenangan
     11. Bu Toeti: 88 Tahun dan Still Going Strong
     12. On Being Translated by Toeti Heraty
     13. Ibu Toeti: Sang Guru Filsafat
     14. Kagumku pada Prof. Dr. Toeti Heraty Roosseno “IBUISME”
     15. Lieve Toeti
     16. Mitra Bestari untuk Selamanya
     17. Toeti’s Betel and Lime
     18. Ibu Toeti yang Saya Kenal
     19. Lembut dan Murah Hati
     20. Surat dari Belanda
     21. From Unwritten Nusantara Diary: Knowing Ibu* Toeti Heraty When Light Meets the Life
     22. Toeti Heraty dan Budaya Islam
     23. Selain Filsafat, Musik Kecintaannya
     24. Mbak Toet yang Saya Kenal
     25. Remembering Bu Toeti, Pertemanan Singkat Tetapi tak Bisa Dilupakan
     26. Prof. Dr. Toeti Heraty yang Multitalenta
     27. Toeti Heraty Pejuang Kehidupan Lansia Tangguh
     28. Bersama Mbak Toeti Heraty Noorhadi Roosseno
     29. Toeti Heraty dalam Kenangan
     30. The Late Dr. Toeti Herati Roosseno
     31. Pertemuan Singkat Menuju Cahaya Keabadian
     32. Ibu Toeti yang Visioner
Lampiran
Dialog Filsafat dengan Ilmu-ilmu Pengetahuan* Suatu Pengantar Meta-metodologi
Tentang Editor
Sampul Belakang