Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Maestro Of Darkness Teguh Santosa 1942 - 2000

1 Pembaca
Rp 52.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 157.500 13%
Rp 45.500 /orang
Rp 136.500

5 Pembaca
Rp 262.500 20%
Rp 42.000 /orang
Rp 210.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Entah kenapa tidak ada pertanyaan maupun pernyataan tentang siapa yang menjadi Satu Besar, saya kira karena memang tidak perlu diteruskan. Bukankah, seperti kata Rendra, jika dalam ilmu silat hanya ada satu juara, sebab yang nomor dua sudah jadi mayat; dalam ilmu surat (baca: komik) tidak ada satu pun juara, karena bagaimanakah mengukurnya? Lagi pula, sejauh saya bisa memperkirakannya, nama-nama Lima Besar itu hanya diambil dari nama lima komikus yang menjadi redaktur Eres, majalah komik yang waktu itu sangat populer.

Mengingat kantor majalah itu berada di Jakarta, atas pertimbangan praktis, dengan kondisi teknologi komunikasi tahun 1970, tidak terlalu berlebihan jika pertimbangan atas domisili menjadi salah satu faktor penentu. Sedangkan Teguh Santosa tidak pernah tercatat tinggal di Jakarta. Ya, istilah Lima Besar hanyalah obrolan wrung kopi.

Namun kini say jadi berpikir tentang posisi Teguh Santosa dalam sejarah komik Indonesia, tepatnya posisi komik Teguh Santosa dalam kebudayaan Indonesia, Dalam buku ini, lebih dari satu kali, baik pengagum maupun muridnya, menyebutkan betapa gambar Teguh Santosa itu perfek alias sempurna. Ketika saya ditanya wartawan, apa yang menjadi ciri gambar Teguh Santosa, jawaban saya pun sama, "Gambar Teguh itu perfek, sempurna, ibarat kata tiada titik dan garis yang salah tempat."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Abdul Malik / Dhany Valiandra

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786026931009
Terbit: Maret 2022 , 153 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Entah kenapa tidak ada pertanyaan maupun pernyataan tentang siapa yang menjadi Satu Besar, saya kira karena memang tidak perlu diteruskan. Bukankah, seperti kata Rendra, jika dalam ilmu silat hanya ada satu juara, sebab yang nomor dua sudah jadi mayat; dalam ilmu surat (baca: komik) tidak ada satu pun juara, karena bagaimanakah mengukurnya? Lagi pula, sejauh saya bisa memperkirakannya, nama-nama Lima Besar itu hanya diambil dari nama lima komikus yang menjadi redaktur Eres, majalah komik yang waktu itu sangat populer.

Mengingat kantor majalah itu berada di Jakarta, atas pertimbangan praktis, dengan kondisi teknologi komunikasi tahun 1970, tidak terlalu berlebihan jika pertimbangan atas domisili menjadi salah satu faktor penentu. Sedangkan Teguh Santosa tidak pernah tercatat tinggal di Jakarta. Ya, istilah Lima Besar hanyalah obrolan wrung kopi.

Namun kini say jadi berpikir tentang posisi Teguh Santosa dalam sejarah komik Indonesia, tepatnya posisi komik Teguh Santosa dalam kebudayaan Indonesia, Dalam buku ini, lebih dari satu kali, baik pengagum maupun muridnya, menyebutkan betapa gambar Teguh Santosa itu perfek alias sempurna. Ketika saya ditanya wartawan, apa yang menjadi ciri gambar Teguh Santosa, jawaban saya pun sama, "Gambar Teguh itu perfek, sempurna, ibarat kata tiada titik dan garis yang salah tempat."

Pendahuluan / Prolog

Sambutan
Teguh telah lima belas tahun meninggalkan kita, namun jiwa dan sprit semangatnya tak pernah luntur. Bahkan sampai penghujung usianya, ketika penyakit menyerang tubuhnya beliau seolah tak mau peduli dan terus saja membuat komik.

Dengan kondisi tangan yang melemah jarinya bergetar terus menggerakan arsir ilustrasi " NAGA SASRA SABUK INTEN "komik strip untuk koran Suara Merdeka, Situasi ini jelas mengesankan bahwa menjadi Komikus baginya bukan perkara main - main. Membuat komik sepanjang hidup hingga akhir hayatnya telah ia buktikan dalam sebuah pergulatan eksistensi dan dedikasi yang "'NGGETIH" total jalan hidup berkesenian.

Sat kerinduan kehadirannya tak terbendung, dengan segala keterbatasan saya niatkan untuk berbuat mengangkat kembali karya karyanya guna menjadi pembuktian untuk dunia komik Indonesia masa kini bahwa Indonesia pernah memiliki Komikus terbaik. Pada akhirnya, semoga serpihan tulisan dalam buku ini akan bermanfaat atau dipakai sebagai bahan rujukan pada generasi yang ingin mendedikasikan dirinya bekerja dan berkarya untuk komik Indonesia.

Akhir kata mewakili Keluarga Teguh Santosa kami mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah bekerja ikut melahirkan terwujudnya buku ini, ungkap tulus penghargaan kami sampaikan kepada Dewan Kesenian Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, yang ikut berjuang memperpanjang usia perjalanan komik di Indonesia hingga sampai hari ini " KOMIK INDONESIA MASH ADA *.

Yogyakarta, 24 Oktober 2015
Dhany Valiandra
Putra Komikus Teguh Santosa

Penulis

Abdul Malik - Aktif sebagai penulis seni budaya. Pernah bekerja sebagai Sekretaris Redaksi Majalah Seni Budaya Kidung Dewan Kesenian Jawa Timur. Mendirikan penerbit indie Pustaka Banyumili di Mojokerto. Tulisannya dimuat di buku Komik Indonesia Masih Ada, Teguh Santosa (1942-2000), penerbit Dewan Kesenian Jawa Timur, 2015; Teguh Santosa (1942-2000), Maestro of Darkness, penerbit Media Nusa Creative, Malang (2016).

Buku Dari Ang Hien Hoo, Ratna Indraswari Ibrahim hingga Hikajat Kebonagung, adalah kumpulan kolom budaya yang ditulisnya di rubrik Sastra dan Budaya Malang Post sepanjang 2013 hingga 2014.. Kini bermukim di Desa Kebonagung Malang dan bergiat di komunitas Eklesia Prodaksen. Anggota Koalisi Seni Indonesia sejak 2015.

Daftar Isi

Cover
Teguh Santosa Sepanjang Zaman
Sambutan
Daftar Isi
Bab 1: Serpihan Kenangan Menemani Bapak Sebagai Seorang Komikus
Bab 2: Teguh Santosa dan Karya-Karyanya
Bab 3: Mengingat-Ingat Teguh Santosa
Bab 4: Seorang Guru dan Inspirator
Bab 5: Theresia Sandhora, Mat Pelor, dan Teguh Santosa
Bab 6: Membaca "gelap-terang" Teguh Santosa
Bab 7: Teguh Santosa, Sang Raja Kegelapan
Bab 8: Dokumentasi Penghargaan untuk Teguh Santosa
Profil Penulis