Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

H. Arnis Saleh - Saudagar Emas Minangkabau

Pengantar: Prof. Dr. Mestika Zed - Hasril Chaniago

1 Pembaca
Rp 175.000 30%
Rp 122.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 367.500 13%
Rp 106.167 /orang
Rp 318.500

5 Pembaca
Rp 612.500 20%
Rp 98.000 /orang
Rp 490.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dalam usaha menumbuhkan lebih banyak usahawan baru kita memerlukan role model, contoh-contoh yang menginspirasi dan memberikan motivasi serta semangat kepada generasi muda untuk menjadi pengusaha. Buku kisah hidup Haji Arnis Saleh ini adalah salah satu yang bisa menginspirasi kita.

- H. Irman Gusman, Ketua DPD RI 2009-2016

Haji Arnis adalah pedagang emas yang sukses. Bukan hanya di Sumatra Barat, tetapi juga di Indonesia. Dia sukses karena memang punya bakat dan bawaan sebagai pedagang emas. Ada resep bagi orang yang berdagang emas. Biarlah kena tipu, tetapi jangan pernah menipu. Dagang boleh rugi, tapi jangan merugikan orang lain. Haji Arnis mengamalkan ajaran tersebut dengan baik, sehingga ia bukan hanya sukses tetapi disenangi banyak orang.

- Herman Tambayong, Pemilik jaringan toko emas Kenari Mas dan salah satu pemegang saham Senayan City, Jakarta

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Hasril Chaniago

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024338923
Terbit: Desember 2020 , 442 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Dalam usaha menumbuhkan lebih banyak usahawan baru kita memerlukan role model, contoh-contoh yang menginspirasi dan memberikan motivasi serta semangat kepada generasi muda untuk menjadi pengusaha. Buku kisah hidup Haji Arnis Saleh ini adalah salah satu yang bisa menginspirasi kita.

- H. Irman Gusman, Ketua DPD RI 2009-2016

Haji Arnis adalah pedagang emas yang sukses. Bukan hanya di Sumatra Barat, tetapi juga di Indonesia. Dia sukses karena memang punya bakat dan bawaan sebagai pedagang emas. Ada resep bagi orang yang berdagang emas. Biarlah kena tipu, tetapi jangan pernah menipu. Dagang boleh rugi, tapi jangan merugikan orang lain. Haji Arnis mengamalkan ajaran tersebut dengan baik, sehingga ia bukan hanya sukses tetapi disenangi banyak orang.

- Herman Tambayong, Pemilik jaringan toko emas Kenari Mas dan salah satu pemegang saham Senayan City, Jakarta

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Bku yang hadir di hadapan pembaca ini adalah sebuah kisah hidup atau emas Minangkabau yang malang melintang dalam memoar seorang saudagar mengelola usaha di bidang yang langka ini. Untung dan buntung dialaminya silih berganti, tetapi ada pula masamasa ketika ia benar-benar mendapat anugrah “hujan emas” di negerinya sendiri, Sumatra Barat, kampung halaman klasik orang Minangkabau. Namanya Haji Arnis Saleh. Lahir tahun 1949. Ia dianggap sebagai salah seorang pedagang emas paling sukses di Sumatra Barat dalam dua dekade terakhir.

Bagi kebanyakan peminat sejarah dan biografi agaknya cukup mengherankan juga mengapa tulisan tentang sejarah perdagangan emas tradisional begitu langka dalam penulisan sejarah Indonesia selama ini, sementara kajian sejarah tambang emas dan perdagangan cara online zaman sekarang relatif berlimpah ruah. Saya tak mau berspekulasi dengan jawaban pertanyaan ini.

Hipotesis sederhana saya adalah karena tidak mudah menemukan data dan dokumen yang terpercaya tentang perdagangan emas tradisional di manapun mengingat transaksi barang dagang yang bukan untuk dikonsumsi ini, umumnya berlangsung secara lisan (baca: atas dasar “kepercayaan”). Memang inilah salah satu modal utama keberlangsungan ‘bisnis’ barang langka ini. Lagi pula, karena komoditi emas merupakan barang halus, langka, unik, berharga, mahal dan berisiko tinggi, maka hanya mereka yang memiliki kalkulasi dagang yang canggih dan keberanian mengambil risiko sajalah yang mau menempuh jalan ini.

Mungkin juga karena sifat paradoks dari nilai ekonomi emas itu sendiri. Emas sering dikatakan sebagai barang langka, indah, dan unik. Tetapi ada juga pengamat yang melawan pernyataan ini dengan mengatakan gold is money, because it is plentiful, not because it is scarce (emas itu identik dengan uang karena ia berlimpah –ada di mana-mana, bukan karena langka).

Agaknya benar juga, sebab emas juga merupakan salah satu komoditi yang paling banyak didistribusikan. Emas ada di mana-mana; ia ditemukan di setiap benua dan di sebagian besar pulau di dunia. Di Indonesia pada umumnya dan di Minangkabau khususnya, orang kebanyakan dan orang miskin sekalipun berdaya upaya untuk menyimpan emas karena bagi mereka emas adalah pertahanan terakhir dalam menghadapi krisis ekonomi rumah tangga. Tak syak lagi, emas memiliki nilai ekonomi sebagai pengendali nilai mata uang dan barang selama ribuan tahun, dan merupakan aset penting yang paling aman.

Emas mampu mempertahankan nilai jangka panjang, dan tidak mudah dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi berubah-ubah di masing-masing negara. Penelusuran biografi saudagar di bidang yang satu ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan sumber selama ini dan menurut saya, penulis buku ini, Hasril Chaniago, relatif berhasil menggali banyak informasi yang belum dikenal dalam kepustakaan sejarah Indonesia selama ini. Dalam sejarah Nusantara (Indonesia) orang Minangkabau dikenal sebagai suku bangsa yang relatif menonjol dengan tradisi dagang dan kesaudagaran mereka.

Para pengamat ekonomi dan ilmu sosial umumnya mengakui bahwa profesi saudagar dan tradisi kesaudagaran merupakan salah satu identitas kultural orang Minangkabau sejak lama –dan ini, sedikit banyak berkaitkulindan dengan kehidupan sosio-kultural setempat. Penelitian ilmiah tentang ini sudah cukup banyak dilakukan. Meskipun demikian, jarang sekali kita memperoleh informasi yang memadai tentang jaringan perdagangan emas, apa lagi biografi saudagar emas, seperti yang dikisahkan dalam buku ini.

Penulis

Hasril Chaniago - Hasril Chaniago adalah seorang wartawan, penulis dan editor yang aktif menulis buku-buku sejarah dan biografi para tokoh Indonesia. Lahir di Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Sumatera Barat, 20 Januari 1962, ia memulai karier sebagai dan wartawan sejak tahun 1982. Di antaranya pernah menjadi Redaktur Eksekutif Harian Singgalang (1987-1998), Redaktur Tamu Majalah Ekonomi Prospek (1990-1992), Pemimpin Redaksi Harian Mimbar Minang (1999-2004), Koresponden Majalah Milenia Muslim Malaysia untuk Indonesia (2007-2008), anggota Dewan Redaksi Harian Haluan (2010 - sekarang), dan Editorial Board Majalah Indonesian Leaders Jakarta (2015-2016).

Sebagai wartawan ia memperoleh pendidikan jurnalistik antara lain dari Universitas Andalas (non-degree course) tahun 1983, KLW Nasional PWI Pusat (Medan, 1986), dan Newsroom Management Training di The International Center for Foreign Journalists (ICFJ) - Freedom Forum, Arlington, Virginia, dengan job training sebagai visiting editor surat kabar Tallahassee Democrat, Florida, Amerika Serikat (1998). Saat ini ia memiliki kualifikasi profesional sebagai “Wartawan Utama” Dewan Pers.

Daftar Isi

Sampul
Ucapan Terima Kasih
Daftar Isi
Kata Sambutan
Pengantar
Bagian Satu: Asal-usul dan Riwayat Keluarga
     Seorang Ayah, 4 Ibu dan 17 Bersaudara
     Anak Nagari Paninjauan
     Tidak Pandai Menginjak Tanah
     Masa Kecil di Padang Panjang
     Pindah ke Jakarta
Bagian Dua: Datuk Batuah dan Haji Kamili: Relasi
     Dek Ibo Ayam Manateh Itiak
     Gagal di Bukittinggi Disuruh ke Singapura
     Datuk Batuah Membangun Pasar Padang Panjang
     Perkerabatan dengan Keluarga Haji Kamili
     Relasi dengan Orang Guguak Tinggi
Bagian Tiga: Ayahku Datuk Tumamat
     Lulus Ujian, Nama Melambung
     Anak Dipangku Kemenakan Dibimbing
     Wafat di Mekah Meninggalkan 4 Kilo Emas
Bagian Empat: Belajar Berdagang Emas,
     Jadi Pesuruh Ayah
     Saling Percaya dan Pantangan Pedagang Emas
     Menentukan Takaran dan Nilai Emas
     Pengalaman Masa Gestapu
     Dua Tahun Tidur di Kereta Api
Bagian Kelima: Merintis Usaha Sendiri
     Seperti Penunjuk Jalan Saja
     Mencari Induk Semang
     Dagang Keliling Jawa – Sumat
     “Kenapa Dukunya Berat Sekali?”
     Buka Toko Mas dan Rugi
Bagian Enam: Pahit-Manis Pedagang Keliling
     Kerja Istimewa, Induk Semang Baru
     Kembali Dagang Keliling
     Kongsi Lima
     Nyawa Berlebih, Pesawat Merpati Jatuh
     Perintah Menikah
     Peristiwa Malari, Kembali ke Titik Nol
Bagian Tujuh: Untung dan Buntung
     Merangkak Lagi dari Bawah
     Anak Kapal dan Jaringan Orang Dalam
     Ali Said Datang, 100 Kilo Emas Terbang ke Australia
     Batal Naik Pesawat Woyla yang Dibajak Teroris
     Sandiwara Perampokan 25 Kilo Emas
Bagian Delapan: Pengalaman ke Eropa Sampai
     Dua Induk Semang yang Baik
     Nyaris “Dirampok” Orang Bank
     Pertama ke Hong Kong dan Kisah Kim Fuk
     Pengalaman Berkunjung ke Eropa dan Cina
Bagian Sembilan:  Berdagang Eceran hingga
     Melebarkan Sayap ke Kota Padang
     Dapat Toko dari Haji Gusman Gaus
     Buka Toko di Jakarta
     Berdagang ke Singapura
     Mendirikan PT Lubuk Mata Kucing
Bagian Sepuluh: Hujan Emas di Masa Krismon
     Krisis Moneter 1998
     Berkah bagi Pedagang Emas
     Benar-benar Seperti Hujan Emas
     Berkah dari “Hujan Emas”
     Mengembangkan Toko Mas Murni
     Restoran Sari Minang di Jakarta
Bagian Sebelas: "Pengikiran" (Serba-Serbi Emas Perhiasan)
     Pandai Emas Kita Lebih Pandai
     Kisah “Papi Gulam” dan Pandai Emas Januzir
     Para Pemain Emas Lokal
     Emas dan Budaya Masyarakat
     Makin ke Timur Emas Kian Baik
     Dengan Emas Naik Haji Makin Murah
Bagian Dua Belas:  Musibah dan Hikmah
     Operasi Otak Gara-gara Suka Makan
     Rasa Syukur dan Hikmah
     Kasih Ibu Sepanjang Jalan
     Pengorbanan Amai
     Warisan Amai untuk Masjid Nagari
Bagian Tiga Bela: Keluarga
     Berjodoh dan Bertemu Jodoh
     Sering Dicandai Ibu
     Bebas Memilih Jalan Hidup
     Modal Besar Untung Kecil
     Hendri Tersasar ke Politik
     Walikota Padang Panjang
Penutup: Bisnis dan Silaturahmi
     Pedagang Emas Selalu Mencari Kawan
     Orang-orang Tak Terlupakan
     Kampung yang Selalu di Hati
Testimoni
     Herman Tambayong
     H. Guspardi Gaus Dt. Batuah
     H. Shofwan Karim
     Ir. H. Chairul Abri
     Marjari (Marajaih)
Lampiran
     Seberapa Banyak Emas di Dunia
     Mata Uang Dunua, Alat Tukar yang Adil
     Emas Sebagai Cadangan Devisa
     Emas Sebagai Perhiasan dan Investasi
Tentang Penulis