Ikhtisar
Dalam buku ini ada 16 cerita yang mewakili cerita-cerita yang tidak mampu terangkum dalam bentuk kata. Cerita ini membawaku menyusuri lorong makna yang begitu terang adanya.
Meskipun menjadi tempat matahari terbenam, arah barat akan selalu kujadikan tempat untuk memulai cerita mencintai Indonesia yang tanpa syarat. Di sana kutemui guru, pemuda, ibu piara, anak-anak, nelayan, orang tua murid yang selalu mengajarkan banyak hal tanpa menggurui. Kami saling tatap dengan ego sendiri, saling mengasihi dengan hati, mengikhlaskan apa yang tidak bisa diubah, dan mengucap syukur pada apa yang telah terlalu.
Keputusanku ke timur Indonesia bukan tanpa sebab. Jika sebagian orang memimpikan untuk belajar di luar negeri, lain halnya denganku. Indonesia timur adalah cita-citaku sebagai tempat belajar. Bagiku, menuju Indonesia timur merupakan menjemput kehormatan. Ini adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Saya berangkat ke timur menemui kepala kampung, mama piara, keluarga Bapak Markus, Bapak Guru Alex, Bapak Guru Yoseph, Ibu Guru Sugi, bunda dan ayah Bilqis, ibu-ibuviii anggota Majelis Taklim Masjid An-Nur, mama cantik dan keluarganya, serta hal yang paling penting, saya menemui diriku sendiri di tempat matahari beranjak.
Pendahuluan / Prolog
Jeda Terbaik di Dunia
Dalam buku ini ada 16 cerita yang mewakili cerita-cerita yang tidak mampu terangkum dalam bentuk kata. Cerita ini membawaku menyusuri lorong makna yang begitu terang adanya.
Meskipun menjadi tempat matahari terbenam, arah barat akan selalu kujadikan tempat untuk memulai cerita mencintai Indonesia yang tanpa syarat. Di sana kutemui guru, pemuda, ibu piara, anak-anak, nelayan, orang tua murid yang selalu mengajarkan banyak hal tanpa menggurui. Kami saling tatap dengan ego sendiri, saling mengasihi dengan hati, mengikhlaskan apa yang tidak bisa diubah, dan mengucap syukur pada apa yang telah terlalu.
Keputusanku ke timur Indonesia bukan tanpa sebab. Jika sebagian orang memimpikan untuk belajar di luar negeri, lain halnya denganku. Indonesia timur adalah cita-citaku sebagai tempat belajar. Bagiku, menuju Indonesia timur merupakan menjemput kehormatan. Ini adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Saya berangkat ke timur menemui kepala kampung, mama piara, keluarga Bapak Markus, Bapak Guru Alex, Bapak Guru Yoseph, Ibu Guru Sugi, bunda dan ayah Bilqis, ibu-ibuviii anggota Majelis Taklim Masjid An-Nur, mama cantik dan keluarganya, serta hal yang paling penting, saya menemui diriku sendiri di tempat matahari beranjak.
Daftar Isi
Cover Depan
Sekadar Pengantar
Daftar Isi
Menjahit Makna Menuju Barat
Sekata Sepakat di Barat
Hidup Menghadapi Hidup
Bundo Kita Kartini
Senyuman dari Balik Jendela
Yang Berubah Seiring Berjalannya Waktu
Darul Quran Cinta Kedua Kami
Barat dan Timur adalah Arah
Keluarga Bapak Markus Kalakmabin
Anak-Anak, Ibu Guru Jadi Ikut ke Kebun