Tampilkan di aplikasi

Buku Ruang Karya hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Altruism

1 Pembaca
Rp 40.000 13%
Rp 35.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 105.000 13%
Rp 30.333 /orang
Rp 91.000

5 Pembaca
Rp 175.000 20%
Rp 28.000 /orang
Rp 140.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Terlahir sebagai perempuan itu takdir. Tidak bisa memilih, dan tidak seharusnya mengganti. Setelah dijaga baik-baik oleh orang tua, tidak menjanjikan kehidupan jadi mudah. Fase manusia kecil menuju besar akan banyak mengejutkan jantung, kadang sprint atau terkatung-katung. Menjadi baik versi diri, bukan berarti kaya puja dan puji. Akan banyak teka-teki dan sesekali sakit hati. eh eh sesekali?

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dety Naurah
Editor: Dety Naurah

Penerbit: Ruang Karya
ISBN: 9786239479749
Terbit: Maret 2024 , 48 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Terlahir sebagai perempuan itu takdir. Tidak bisa memilih, dan tidak seharusnya mengganti. Setelah dijaga baik-baik oleh orang tua, tidak menjanjikan kehidupan jadi mudah. Fase manusia kecil menuju besar akan banyak mengejutkan jantung, kadang sprint atau terkatung-katung. Menjadi baik versi diri, bukan berarti kaya puja dan puji. Akan banyak teka-teki dan sesekali sakit hati. eh eh sesekali?

Ulasan Editorial

Ketika suatu masa memasuki alaf ketiga kalender dunia pada seorang wanita tahun tujuh puluhan duduk manis seorang cantik di ribaan indungnya Tubuh mungil dengan jari jemari sehalus permadani turki tatapan polos tawa lebar bertengger gigi susunya Kunang-kunang jatuh berbinar binar bola matanya bak theobroma perawakan manis sakarin kulitnya putih kemerah-merahan Cantik, saat tawamu terdengar begitu sopan di telinga menggoyangkan audiosonik hingga disambut gelitik tawa manusia dewasa Ada milyaran harapan ada jutaan penjagaan ada ratusan kantuk tertahan ada emosi yang diredam Hanya untukmu, “gadis cantik calon dokter”

Pendahuluan / Prolog

Bagian 1
Ketika suatu masa memasuki alaf ketiga kalender dunia pada seorang wanita tahun tujuh puluhan duduk manis seorang cantik di ribaan indungnya Tubuh mungil dengan jari jemari sehalus permadani turki tatapan polos tawa lebar bertengger gigi susunya Kunang-kunang jatuh berbinar binar bola matanya bak theobroma perawakan manis sakarin kulitnya putih kemerah-merahan Cantik, saat tawamu terdengar begitu sopan di telinga menggoyangkan audiosonik hingga disambut gelitik tawa manusia dewasa Ada milyaran harapan ada jutaan penjagaan ada ratusan kantuk tertahan ada emosi yang diredam Hanya untukmu, “gadis cantik calon dokter”

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Bab I: Bertumbuh
Bab II: Berproses
Bab III: Bertahan?
Bab IV: Berhasil?
Sampul Belakang

Kutipan

Bagian 1
Didorong tidak tersungkur, ditarik tidak telentang pendirian yang sulit ditegakkan saat pola pikir belum matang angin di padang rumput tentu berbeda dengan di taman kota sepoi dan hilirannya dipengaruhi ekosistem yang ada menjalani segala pernak-pernik hidup juga sama akan dibelai lembut angin, dihancurkan badai, diterpa segala arusnya Manajemen berpikir dan mengelola hati sangat memengaruhi jauh didasar hati manusia tentu ingin memberikan yang terbaik sindikat mafia sekalipun ingin memuaskan komplotannya ketulusan yang telah menjadi bawaan alamiah manusia Tetapi bertahan untuk adil pada diri seperti mencari semut dalam jerami susah menjatahi porsi ‘baik’ untuk dibagi dengan orang lain, tanpa menyakiti kebebasan diri hidup layaknya masakan, perlu dimarinasi agar kaya rasa eits . . tapi jangan berlebihan juga nanti mual menikmati tiap porsinya Kira-kira baiknya bertahan dengan pilihan yang lama diidamkan atau bertahan dengan jalan kebenaran penerus takdir baik Tuhan?

Misi besar yang telah mereka bawa aku tidak menyangka pola pikirnya sudah begitu dewasa menceritakan topik yang seru, terlibat satu forum diskusi berprestasi dengan lomba disana sini perawakan natural, biasa-biasa saja tapi begitu dikagumi pertemanan luas, meski sedikit pemalu Bincangan dari mulut ke mulut yang ternyata sama bunyinya perempuan yang menggendong hal ‘terpuji’ lebih banyak dibanding keji sesuatu yang tidak pernah mampir di otakku merawat keahlian seperti itu