Tampilkan di aplikasi

Dennis pluemer angkat derajat furnitur bambu

Tabloid Rumah - Edisi 347
21 Juli 2016

Tabloid Rumah - Edisi 347

Bermula sebagai ekonom, perjalanan karier Dennis Pluemer berubah di tengah jalan. Ia jatuh hati akan dunia desain dan keindahan material bambu. Bahkan, ia nekat tinggal di Indonesia, menggali keindahan bambu, hingga mendirikan merek ”Santai”. / Foto : Aditia Rianda

Rumah
Pada tahun 2007, Dennis Pluemer mengerjakan sebuah proyek global yang membawanya ke Yogyakarta. Saat itu, salah satu proyek yang ditanganinya adalah pengembangan furnitur lokal: mulai dari pengadaan barang, pemasaran, hingga mempromosikan furnitur Indonesia di Cologne, Jerman, yang merupakan daerah asalnya. ”Saya sangat terpesona pada gaya hidup dan keindahan seni Indonesia. Tapi juga kecewa, karena saat itu belum menemukan furnitur yang mencerminkan potensi dan keindahan kesenian lokal,” ucapnya.

Demi memuaskan hasratnya, Dennis pun memulai survey pada banyak pengrajin furnitur skala kecil dan menengah di daerah Jawa. Hasilnya, ia banyak menemukan furnitur modern kontemporer tanpa rasa Indonesia atau furnitur yang super Indonesia, namun kurang memenuhi selera modern. Pada titik ini, Dennis tertantang untuk membuat furnitur sendiri yang dapat mengangkat seni dan filosofi seni Indonesia. Dari Jerman ke Yogyaka rta Pada 2012, setelah menyelesaikan pendidikan di Jerman, Dennis kembali ke Indonesia dan memilih tinggal di Yogyakarta. ”Bagi saya, Yogyakarta adalah kota yang sangat kaya akan inspirasi dan bermacam variasi keterampilan tradisional di setiap sudut kota dan sekitarnya. Saya melihat banyak sekali seniman dan desainer yang lebih dekat dengan filosofi di tengah komunitas lokal,” jelas Dennis.

Ia kemudian berkenalan dengan beberapa desainer lokal dan bersamasama mengembangkan dunia furnitur yang digelutinya sekarang. Desainer-desainer ini punya visi dan semangat yang sama. ”Orang-orang mulai merekomendasikan bambu sebagai material furnitur di desadesa,” tambahnya. Mereka adalah Eko Prawoto, arsitek yang telah lama menggunakan bambu sebagai material pada desainnya; Singgih Kartono, desainer material kayu yang dikenal luas di Eropa dan negara lainnya; dan Bagus Prabowo, spesialis dalam bidang ukiran. Pelan tapi pasti, jumlah desainer ini terus bertambah.
Tabloid Rumah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI