Jangan Biarkan Panas “Menginap” Pernah merasa pengap ketika berada di dalam rumah? Padahal jendela sudah dibuka, kipas angin sudah dihidupkan. Kalau sudah tidak tahan, biasanya kita masuk kamar, lalu menghidupkan AC. Tapi ini bukanlah solusi yang baik. Pertama, seharian berada di ruang tertutup ber-AC tentu tidak baik untuk kesehatan. Kedua, berada di kamar selama berjam-jam membuat komunikasi antar-anggota keluarga jadi kurang intens. Karena setiap orang “mendekam” di kamarnya masing-masing—entah sambil bermain gadget atau menonton televisi. Yang paling baik adalah bagaimana membuat rumah menjadi tidak panas lagi.
Kalau kita perhatikan, rumah-rumah lama—terutama yang dibangun zaman Belanda dulu— terasa lebih nyaman, tidak peduli bangunannya besar atau kecil. Ruang dalamnya terasa sejuk, bahkan kadang-kadang kita dapat merasakan aliran udara. Mengapa demikian? Karena sebenarnya, untuk mendirikan bangunan ada kaidah-kaidah yang harus dipenuhi, seperti ketinggian plafon, jumlah bukaan, posisi bukaan, perbandingan antara bangunan dengan area terbuka, dan sebagainya. Keterbatasan lahan di daerah perkotaan membuat kita terpaksa mengabaikan itu semua. Itulah yang membuat bangunan tidak lagi sanggup bernafas dengan lancar Tetapi, bagaimana bila kaidah-kaidah ideal itu memang sulit untuk diterapkan di masa kini? Setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan. Bila memang sudah tidak memungkinkan untuk membuat jendela di sisi kiri dan kanan bangunan karena berhimpitan dengan rumah tetangga, ada solusi inner court (taman dalam).
Bila rumah yang kita beli dari pengembang memiliki plafon yang agak rendah, kita bisa memberikan material tambahan di bagian atap. Memang masalah panas bukan masalah sederhana. Karena itu solusinya juga perlu dilakukan dari berbagai sudut.Bagaimana caranya, Anda dapat membacanya di Laporan Utama edisi ini Semoga kesejukan akan menyelimuti rumah Anda.