“Renovasi itu benar-benar bikin stres, ya.” Itu adalah kalimat yang disampaikan seorang teman yang sedang merenovasi rumahnya ke saya. Pernyataan itu ia ucapkan ketika ia berada di tengah proses renovasi dengan sejumlah masalah.
Bujet sudah membengkak jauh, pemasangan ada yang salah sehingga terpaksa dibongkar, material pengganti ternyata tidak sesuai harapan, dan sebagainya.
Ia mengakui bahwa membengkaknya bujet disebabkan keinginannya sendiri. Pada perjalanan renovasi, ia banyak mengubah apa yang sudah direncanakan di awal.
Ya, memang serumit dan semelelahkan itulah proses renovasi. Keluhan seperti itu bukan sekali-dua kali saya dengar, melainkan sangat sering. Tapi sepanjang saya pernah meliput rumah untuk dimuat di media ini, sesering itu pula saya mendengar kepuasan yang tiada tara ketika seseorang berhasil merenovasi rumahnya sehingga menjadi seperti yang diidamkan.
Mungkin renovasi yang berjalan sangat mulus, tanpa kendala sama sekali, tanpa ada yang berubah sedikitpun dari rencana, hanya ada dalam teori. Namun demikian, setidaknya kita bisa meminimalisasi kerumitannya dengan membuat perencanaan yang disesuaikan dengan bujet dan waktu yang kita miliki. Punya rumah impian adalah modal untuk melakukan renovasi, tapi jangan terlalu memaksakan diri.
Kesalahan lain yang sering dilakukan orang saat renovasi besar adalah membuat desain setrendi mungkin. Padahal dengan desain yang sangat kekinian, rumah Anda justru menjadi cepat ketinggalan jaman. Artinya, Anda harus sering merenovasi jika tidak mau rumahnya tampak jadul. Kalau Anda tipe orang yang senang mengutak-utik rumah, tidak masalah.
Tapi kalau tidak? Pikirkan masak-masak sebelum memutuskan untuk membuat desain yang sangat trendi.