Jangan menilai buku dari kovernya. Jangan menilai kualitas orang dari tampilannya. Kita sering mendengar pepatah ini, yang menyarankan orang untuk tidak terjebak dalam tampilan luar yang belum tentu menggambarkan bagian dalam yang sesungguhnya. Kover buruk dengan isi berbobot lebih baik dibandingkan kover indah, isinya dangkal.
Dalam dunia seputar rumah, pepatah ini juga berlaku. Kita tidak bisa menilai bagian dalam hunian dari tampak luarnya. Saya pernah bermalam di sebuah apartemen yang tampak usang sejak melewati pintu masuk, lobi, lift, sampai lorongnya, namun sangat chic dan nyaman di bagian dalamnya.
Tapi bukan berarti bagian luar tak penting. Tentu akan lebih menyenangkan bila orang mengapresiasi keindahan rumah kita dari luar, lalu menjumpai apa yang diharapkan ketika masuk ke dalam. Sedangkan bagi kita sebagai penghuni, tak ada yang lebih bernilai dibandingkan menikmati keindahan dari luar dan merasakan kenyamanan tiada tara saat menjalani hari demi hari di dalamnya.
Ini menjadikan tampak depan rumah (fasad) juga perlu selalu dibenahi sesering kita membenahi interior. Jangan biarkan dinding luar terbengkalai sampai lumut menjalar dari satu sudut ke sudut lain kecuali lumut menjadi bagian dari desainnya. Tampak depan yang baik akan menonjolkan nilai seni tanpa mengorbankan fungsi. Juga tidak bersolek sendiri lepas dari bagian dalam demi mengejar pencitraan.