Ikhtisar
Interaksi pertama seorang anak untuk mengenal dunia di sekelilingnya dimulai dalam lingkup keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak yang memiliki dampak jangka panjang bagi kehidupan seseorang. Bagaimanapun, anak-anak adalah jawaban masa depan kita. Oleh karena itu, orangtua harus berperan aktif dalam mengarahkan dan membekali mereka dengan semangat kepemimpinan. Dengan kepemimpinan, anak-anak diharapkan mampu mandiri untuk memecahkan masalahnya secara positif. Jika semangat kepemimpinan dapat terpatri dalam diri anak-anak, maka mereka akan menjadi individu-individu yang bertanggung jawab yang dapat menghadapi krisis di masa depan.
Krisis merupakan bagian dari kehidupan setiap orang yang dapat melemahkan ataupun menguatkan eksistensi seseorang. Melalui krisis, kita belajar untuk lebih responsif terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri sendiri, masyarakat, ataupun negara, sehingga kita dapat mengubah sesuatu yang bersifat mengancam menjadi tantangan yang progresif. Lalu, bagaimana membentuk sosok pemimpin masa depan yang berkualitas dalam menghadapi krisis? Buku ini merupakan bentuk tindakan penulis dalam merespons krisis sebagai peluang untuk berbuat sesuatu yang dimulai dari keluarga. Penulis mengajak yaitu mendorong setiap keluarga untuk mempersiapkan anak-anak mereka menjadi calon pemimpin yang mampu merespons perubahan lingkungan secara cepat dan tepat dan menjadi pemimpin di masa depan. Sebuah upaya yang patut dihargai di tengah dahaga masyarakat akan hadirnya pemimpin-pemimpin berkualitas yang mampu menjawab tantangan saat ini.
Pendahuluan / Prolog
Fostering Your Child to Be a Great Leader in Crisis: Menjawab Tantangan Krisis, Menciptakan Pemimpin dari Lingkungan Keluarga, Mendidik Anak Mengenal Perubahan
Krisis adalah setiap peristiwa yang sedang terjadi (atau diperkirakan) mengarah pada situasi tidak stabil danberbahaya yang memengaruhi individu, kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat. Krisis bagi Sebagian besar orang ibarat gurita raksasa yang siap mencengkeram kapan saja. Tentakel besarnya begitu panjang sehingga mampu menjangkau siapa saja. Tidak ada lagi tempat persembunyian yang aman meskipun itu di balik bongkahan karang yang dalam.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Apakah pasrah saja berdiam diri menunggu hingga semua berlalu dengan sendirinya? Krisis tentu saja tidak sama dengan fenomena turunnya hujan, di mana kita dapat mencari tempat berteduh menunggu hingga reda dan selanjutnya dapat melanjutkan perjalanan.
Sebaliknya, krisis harus dihadapi dengan tindakan! Namun, tindakan apa? Bukankah kekisruhan yang datang menyusul terjangan krisis tidak memberi kesempatan kepada kita untuk dapat membuka kamus dan peta? Banyak hal yang berubah, beberapa di antaranya belum memiliki hukum sehingga semua pihak memiliki kesempatan untuk membuat standar masing-masing. Dengan demikian, Anda dan saya serta siapa pun sesungguhnya harus memandang krisis sebagai peluang untuk bertindak. Melakukan sesuatu untuk bangsa ini agar kita semua, terutama generasi kita dapat hidup lebih baik.
Masalahnya, bertindak adalah sebuah kata kerja. Dibutuhkan orang-orang yang mau dan mampu melakukannya. Mereka adalah para pemimpin (leader) yang bekerja dengan visi dan bukan sekadar bertindak tanpa tahu arah dan tujuan. Seorang pemimpin hadir karena panggilan nurani untuk menjawab tantangan sejarahnya. Ia bukan bagian dari masalah, melainkan hadir untuk memberi solusi bagi umat manusia.
Penulis
N. N. Sawitri - Lahir di Bali pada tanggal 26 Desember 1961. Menyelesaikan pendidikan Master of Business Administration (MBA) di Western Sydney University, Australia dan jenjang doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung. Sebagian besar waktunya diisi dengan menjadi pembicara seminar/training dan pengajar di beberapa perguruan tinggi. Selain itu, Penulis juga dikenal sebagai praktisi dengan beberapa posisi, seperti Direktur Program Pascasarjana STEKPI Jakarta (2008–2013), Ketua Asosiasi Pengembangan Pendidikan dan Profesi Indonesia (2003–sekarang), Ketua Asosiasi Mitra Binaan ANTAM (2007–2012), Head of Domestic and International Relation for Asosiasi Perlindungan dan Pengembangan TKI (2006–2007), Direktur Smart Langjana Consultant (2005–sekarang), Manajer Keuangan pada Centre for Business and Industrial Studies-Universitas Nasional (2004-2009).
Daftar Isi
Sampul depan
Tentang Penulis
Kata Sambutan Gubernur Maluku
Kata Sambutan Taufik Bahaudin
Prakata
Daftar Isi
Bagian 1: Memahami Krisis
Menggugat Cara Pandang terhadap Krisis
Benarkah Krisis Adalah Sinyal Kehancuran?
Apakah Krisis Itu?
Apa yang Harus Dilakukan?
Melihat dengan Visi
Bagaimana Anda Memandang Krisis?
Menemukan Krisis Sesungguhnya
Bukan Krisis Ekonomi, tetapi Krisis Kepemimpinan
Krisis Kepemimpinan
Beberapa Fakta
Dibutuhkan Kepemimpinan Visioner
Menciptakan Pemimpin
Bagian 2: Merespons Krisis
Menciptakan Pemimpindari Lingkungan Keluarga
Bertindaklah!
Bagaimana Memulainya
Pengaruh Lingkungan Sekolah
Mendidik Anak Prasekolah
Anak-anak KitaMasa Depan Kita
Anak sebagai Jawaban Masa Depan
Membangun Kepemimpinan Anak
Ciptakan Keamanan dan Kenyamanan dalam Keluarga
Memahami Prinsip Pengembangan Kepemimpinan Anak
MengajarkanKepemimpinan sejak Dini
Setiap Anak Memiliki Keunikan
Memulai Mengembangkan Bakat Kepemimpinan
Bagian 3: Meraih masa depan
Mengenali Potensi danKarakter Anak
Karakter Anak
Sembilan Tipe Kepribadian Anak
Jadilah PelatihBukan Diktator
Keyakinan Orangtua
Pola Asuh Diktator
Pola Asuh Demokratis: Jadilah Pelatih
Generasi Baru, Kepemimpinan Baru
Generasi Baru, Tantangan Baru
Mereka Berselancar Menuju Masa Depan
Ancaman yang Dihadapi
Kepemimpinan Baru
Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Sampul belakang