Industri selam, bahkan di tahun 2016, masih mencerminkan ketidaksetaraan gender. Tidak diragukan lagi bahwa menyelam masih merupakan kegiatan yang didominasi kaum pria. Namun, hal ini perlahan mulai berubah, dan edisi ini adalah tentang merayakan beberapa pionir wanita di dunia bawah air.
Mulai dari perempuan muda pemberani seperti Madison Stewart yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan hiu (halaman 26), hingga ke veteran konservasi laut seperti Dr Sylvia Earle (halaman 25), lautan penuh dengan para wanita yang menginspirasi.
Sebagian besar dari para wanita ini dikenal melalui kecakapan fotografi mereka, dan pada bagian #uwphotography dalam edisi ini (halaman 12) kami memberi penghormatan kepada beberapa wanita yang secara konsisten berada di garis depan fotografi bawah air di era ini. Namun perjalanan masih panjang. Dalam editorialnya yang menggugah, sang “Ratu Manta”, Dr Andrea Marshall, membahas alasan mengapa wanita masih sering tersembunyi dalam sains.
Mustahil untuk menampilkan semua “saudari lautan” di dunia yang menakjubkan secara lengkap dan layak; dari artikel ini kita mengenal Catherine “Dimpy” Jacobs Seorang ahli biologi kelautan dari Indonesia mengeksplorasi dunia bawah air Norwegia sebagai bagian dari kompetisi fotografi bawah air yang unik ( halaman 64 ) di Indonesia kita tahu telah ada komunitas perempuan penyelam ( Indonesian Women in Diving )
Yang telah diresmikan di kementerian Pariwisata tahun lalu yang anggotanya terdiri dari lintas generasi, namun kepedulian perempuan para pencinta alam bawah laut generasi muda juga tidak dapat semua kami liput seperti pesan-pesan konservasi oleh Niomi dari Manta Watch (halaman 68) tentu banyak sekali para perempuan yang berhak dan wajib kami tampilkan namun seringkali kebanyakan dari kalian ada di luar sana melakukan apa yang kalian cintai, di bawah ombak, jauh dari pusat perhatian. Edisi ini didedikasikan untuk kalian semua.