Memasuki Prohibition Asia, Sedap Lover seolah diajak memasuki sarang mafioso papan atas yang glamor, layaknya di film-film Hollywood. Nuansa warna yang didominasi hitam dan gold, semakin menguatkan kesan tersebut. Ketika melangkah lebih jauh ke dalam ruangan resto, kita akan langsung menangkap kesan retro yang hadir dari kombinasi warna hitam dan putih pada lantai. Nuansa simpel nan elegan kian kental terasa pada penataan meja makan resto.
Alas taplak dan serbet putih lengkap dengan pisau, garpu, gelas kaca yang tertata rapi di atas meja, mengesankan suasana modern namun mampu menghadirkan nuansa mafioso ala Amerika era 1920-an. Terlihat dari ornamen lampu-lampu petromaks, kursi bersarung kulit cokelat muda, hingga perpaduan sofa hijau tua di salah satu sudut ruangnya.
Termasuk penggunaan elemen berbahan tembaga yang tampak pada gelas saji serta peralatan untuk meracik ragam menu minuman. Suasana kelam sekaligus glamor ini semakin kentara dengan dipasangnya deretan foto para tokoh mafia Amerika yang terpajang di beberapa sisi dinding resto. Head Chef Prohibition Asia, Kenny Riyanto, mengatakan, lokasi ini disebut area chop house yang berkapasitas 75 orang.
Selain area chop house, rupanya resto yang telah dibuka sejak 2,5 tahun lalu ini, memiliki area tersembunyi yang tak kasat mata. Untuk memasuki area bernama speak easy yang terkesan misterius ini, pengunjung harus melalui pintu belakang berwarna hitam. Selain terdapat sebuah toilet pria di dalamnya, ada pula sebuah alat pemindai jari yang terselip pada sebuah kotak hitam yang ditaruh pada sisi bagian atas dinding. Di sini, para tamu akan dibukakan pintu dengan bantuan pindaian salah satu sidik jari pelayan resto.
