Kedai Filosofi Kopi yang terletak di bilangan Melawai, Jakarta Selatan pasti tak asing di telinga para penikmat film. Pasalnya, kedai kopi ini semula hanyalah kisah fiksi dalam buku karangan Dewi Lestari yang kemudian difilmkan oleh Angga Dwimas Sasongko. Namun kedai ini dijadikan nyata pada April 2015 oleh sang sutradara, Handoko Hendroyono, bersama 2 pemain utama Filosofi Kopi, Chico Jericho dan Rio Dewanto. Meski sudah banyak dikenal publik, menurut staf marketing Filosofi Kopi, Clarissa Eunike, tak mudah menjalankan bisnis ini.
Terutama soal anggapan sinis mengenai kualitas kopi yang tak sebanding dengan popularitas filmnya. ”Filosofi Kopi tetap berusaha membuat standar yang sama dengan kedai kopi lainnya. Kualitasnya betul-betul diperhatikan, seperti biji kopi, susu, hingga baristanya,” ungkap Clarissa. Demi memanjakan lidah pelanggan, ada 3 jenis kopi andalan yang disajikan. Yakni, kopi tiwus dari Jawa Barat, pefecto dari Timur, dan lestari dari Kintamani, Bali.
Bahkan, kopi tiwus dibuat dalam kemasan sachet yang bisa langsung diseduh pelanggan di rumahn. “Harganya terjangkau, Rp 16 ribu untuk 3 bungkus atau Rp 50 ribu untuk 10 bungkus,” tuturnya seraya mengatakan jam buka Filosofi Kopi pukul 11.00- 23.00 WIB. Filosofi Kopi pun menyediakan jenis kopi tertentu, yang didatangkan dari salah satu house blend setiap bulannya.
Varian kopinya bisa berubahubah sesuai stok, seperti kopi Papua, Sunda, Sumatera, hingga Flores. Sebagai pegembangan bisnis, Filosofi Kopi kini telah memiliki cabang ke-2 yang berlokasi di Yogyakarta. “Nah, yang di Yogyakarta sudah menjadi tujuan wisata, buka pukul 16.00-23.00 WIB,” ucapnya seraya menjelaskan lokasi ini telah dibuka pada Juli 2017 lalu
