Di dalam pedoman umum gizi seimbang, tidak ada batasan berapa kali sebaiknya kita makan dalam sehari. Yang dianjurkan adalah pemilihan jenis makanannya. Secara tersirat, hal ini menunjukkan bahwa soal frekuensi makan terserah kepada kita. Namun dalam praktiknya, jadwal makan 3 hari sekali merupakan acuan umum diet yang dipakai para dokter dan ahli gizi.
Tubuh manusia memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Ada orang yang terbiasa makan sehari 2 kali dan mereka tetap sehat. Ada yang biasa sarapan pukul 09.00 pagi dan tetap sehat, walaupun para ahli gizi menyarankan kita makan pagi sebelum pukul 09.00. Yang penting, kebiasaan makan kita memang sesuai dengan karakteristik tubuh kita serta pola hidup lainnya.
Sebagian besar dari kita mengikuti kebiasaan makan 3x sehari. Para ahli gizi sepakat, pola ini adalah frekuensi makan yang paling dianjurkan. Makan pagi sekitar pukul 06.00, makan siang sekitar pukul 12.00, dan makan malam sekitar pukul 18.00. Ada jarak sekitar 6 jam antarmakan. Waktu 6 jam ini sesuai dengan waktu pengosongan lambung yang juga sekitar 6 jam. Artinya, tak ada masalah dengan jadwal makan ini.
Ada pendapat yang mengatakan, makan lebih dari 3 kali sehari bisa lebih memacu metabolisme tubuh dan membuat tubuh lebih langsing. Sebetulnya, persoalan penurunan berat badan lebih terkait dengan total kalori daripada jam makan. Walaupun ini bukan pola makan lazim, kita tetap boleh saja mempraktikkannya asalkan tubuh kita memang bisa beradaptasi.
Misalnya, jika kita sejak bertahun-tahun terbiasa makan 2 kali sehari, katakanlah karena kebiasaan kerja, dan ternyata tubuh kita tetap sehat, itu artinya tubuh kita memang bisa beradaptasi dengan baik. Jika orang seperti ini dipaksa makan seperti kebanyakan orang, mungkin saja perutnya justru bermasalah.
Majalah Sedap di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.