Bentuknya yang tampak mirip terung, membuat kita mengenalnya dengan nama populer terung belanda. Sementara orang Barat mengenalnya dengan nama tamarillo atau tree tomato (tomat pohon) karena karakternya mirip tomat. Tomat, terung, dan terung belanda memang masih berkerabat satu sama lain. Namun soal kandungan nutrisinya, terung belanda lebih dekat dengan tomat daripada terung.
Seperti halnya tomat, terung belanda merupakan sumber provitamin A dalam bentuk betakaroten, juga vitamin C. Buah ini memiliki banyak varietas, dengan warna yang beragam. Ada yang berwarna kuning, oranye, abu-abu, dan merah keunguan. Terung belanda yang berwarna merah keunguan, banyak mengandung pigmen antosianin yang merupakan antioksidan.
Kandungan gizi penting lainnya yang terkandung di dalam terung belanda adalah vitamin B6, vitamin E, mineral, besi, magnesium, serta kalium dalam jumlah kecil. Secara tradisional, buah ini biasa dijadikan sebagai obat tekanan darah tinggi dan penurun kolesterol. Rasanya yang masam dan tak begitu manis, menandakan buah ini tidak mengandung banyak gula sehingga rendah kalori.
Akan tetapi, banyak orang mengonsumsi terung belanda dalam bentuk jus dan diberi tambahan gula agar tak terlalu masam. Sehingga kandungan total kalorinya menjadi cukup banyak tiap porsinya. Namun bila kita ingin memperoleh manfaat maksimal terung belanda sebagai obat tradisional, sebaiknya memang dikonsumsi tanpa tambahan gula. Rasanya memang jadi kurang nikmat, tetapi itulah bentuk konsumsi buah yang paling menyehatkan. Kalaupun ingin menikmatinya sebagai jus, seperti jus markisa, cukup tambahkan gula sedikit saja.
