Konsep La Brulerie yang unik muncul dari kesukaan Chinta akan hal-hal berbau Prancis. Tak heran, sebab Chinta pernah merantau dan tinggal selama 2 tahun di Perancis. Tak hanya mempelajari bahasanya, ia juga belajar banyak mengenai kuliner dan budayanya.
Sekembalinya ke Tanah Air, Chinta memutuskan membuka usaha furnitur dengan desain bergaya antik Perancis. Baru pada 2018 Chinta mulai mengembangkan usahanya dan memasuki dunia dunia kopi, teh, serta rempah.
Berawal dari kerja sama dengan seorang teman yang petani kopi dan cengkih di Sulawesi, Chinta lantas membuka kafe yang menyediakan minuman yang memadukan rempah ke dalamnya.
Kafe kopi, teh, dan rempahnya ini Chinta satukan dengan showroom furnitur miliknya. Bagi Chinta, rempah menjadi daya tarik tambahan yang membedakan La Brulerie dengan kafe kopi dan teh pada umumnya. “Selain menjual langsung aneka remahnya dalam kemasan, di sini juga tersedia menu-menu makanan dan minuman yang diolah menggunakan rempah,” ujar Chinta.
Kendati begitu, Chinta tak ingin kafenya lalu terjebak pada label tradisional dan herbal. Baginya, rempah juga dapat dinikmati sebagai bagian dari gaya hidup warga perkotaan. Maka, berbekal ilmu barista yang dipelajarinya pada 2006 sailam, Chinta pun memadukan rempah ke dalam racikan kopi dan tehnya.
