Tampilkan di aplikasi

Buku Selat Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Media, Wacana Korupsi, dan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough

Teori dan Aplikasi Analisis Wacana Korupsi dalam Situs Indonesiana

1 Pembaca
Rp 68.000 13%
Rp 59.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 177.000 13%
Rp 51.133 /orang
Rp 153.400

5 Pembaca
Rp 295.000 20%
Rp 47.200 /orang
Rp 236.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Wacana merupakan alat yang mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit dengan kehidupan masyarakat. Pasalnya, wacana tidak hanya sebuah bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Wacana dalam konteks media, dimanfaatkan sebagai penetrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Pencapaian tujuan akan menciptakan dampak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh produsen wacana.

Di era digitalisasi dan keterbukaan informasi, telah mendorong beragam media untuk terus bermunculan, sehingga masyarakat perlu jeli dalam memilih berita agar tidak mudah terprovokasi oleh berbagai wacana yang diproduksi media. Hal ini penting agar pembaca dapat mempertahankan netralitasnya sebagai entitas konsumen utama berita. Pembaca harus mencoba menelisik lebih jauh tentang model dan alasan hadirnya sebuah berita, sehingga dapat mengetahui motif politik dan ideologis tertentu yang tersembunyi di dalam teks berita. Cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut dengan analisis wacana.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Rahmat Prayogi

Penerbit: Selat Media
ISBN: 9786230915604
Terbit: Januari 2023 , 180 Halaman










Ikhtisar

Wacana merupakan alat yang mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit dengan kehidupan masyarakat. Pasalnya, wacana tidak hanya sebuah bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Wacana dalam konteks media, dimanfaatkan sebagai penetrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Pencapaian tujuan akan menciptakan dampak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh produsen wacana.

Di era digitalisasi dan keterbukaan informasi, telah mendorong beragam media untuk terus bermunculan, sehingga masyarakat perlu jeli dalam memilih berita agar tidak mudah terprovokasi oleh berbagai wacana yang diproduksi media. Hal ini penting agar pembaca dapat mempertahankan netralitasnya sebagai entitas konsumen utama berita. Pembaca harus mencoba menelisik lebih jauh tentang model dan alasan hadirnya sebuah berita, sehingga dapat mengetahui motif politik dan ideologis tertentu yang tersembunyi di dalam teks berita. Cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut dengan analisis wacana.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Wijana dan Rohmadi (2010: 72) mengungkapkan analisis wacana kritis selalu memepertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, dan kondisi. Latar, situasi, dan kondisi akan melibatkan siapa yang merekomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak.

Salah satu teoretikus terkemuka yang fokus menyuntuki analisis wacana kritis ialah Norman Fairclough. Fairclough berusaha membangun model analisis wacana yang memiliki kontribusi terhadap analisis sosial dan budaya mengombinasikan atau menghubungkan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas.

Dalam analisis wacananya, Fairclough memusatkan perhatian pada penggunaan bahasa sebagai sebuah praktik sosial yang dikenal dengan nama analisis wacana tiga dimensi. Yang dimaksud dengan analisis wacana tiga dimensi ini ialah analisis yang melibatkan tiga tingkat analisis, yaitu (1) analisis teks atau textual (mikro), yaitu pendeskripsian (description) mengenai teks; (2) analisis wacana atau discourse practice (meso), yaitu interpretasi (interpretation) hubungan antara proses produksi wacana dan teks; (3) analisis sosio-budaya atau sociocultural practice (makro), yaitu penjelasan (explanation) hubungan antara proses wacana dengan proses sosial (Fairclough, 1992a: 73; 1995a: 59).

Menempatkan wacana secara kritis akan memudahkan pembaca dalam memahami banyak hal, termasuk di dalamnya kepentingan demi kepentingan. Tentu pertaliannya jelas, zaman terus bergerak ke arah riuh kemunculan media sebagai pemasok utama wacana. Jika sebelumnya media hanya bergerak di ranah cetak –tidak dapat dipungkiri media cetak lebih masif dikonsumsi kalangan tertentu, minimal yang berlangganan- sementara hari ini media telah merambah dunia digital, sebuah dunia yang telah berhasil terbebas dari rung dan waktu.

Pendeknya, siapapun dapat mengakses. Lebih jauh dari itu, media baru yang perlu dikroscek kredibilitasnya semakin menjamur. Barangkali, analisis wacana-wacana dari media secara kritis yang dilakukan penulis dalam buku ini dapat menjadi referensi bagi pembaca dalam memperlakukan sebuah wacana. Apabila tidak dapat menjadi acuan, minmal dapat menjadi pembanding atau menjadi pintu bagi pembaca berkenalan dengan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Salam.

Penulis

Rahmat Prayogi - BIODATA PENULIS
Rahmat Prayogi lahir di Kotabumi, Lampung Utara. Ia menyelesaikan studi sarjananya pada program studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Kotabumi yang saat ini telah menjadi Universitas Muhammadiyah Kotabumi. Penulis melanjutkan studi magister pada program studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung. Sejak September 2014, penulis mengajar mata kuliah Menyimak, Teori Belajar Bahasa, Menulis Akademik, Media Pembelajaran Batrasia, Pengembangan Media Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran Batrasia, dan Analisis Wacana. Tulisannya telah dipublikasikan di berbagai media, baik jurnal nasional, internasional, maupun media lainnya. Buku hasil konversi tesisnya berjudul MEDIA, WACANA KORUPSI, DAN ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH (Teori dan Aplikasi Analisis Wacana Korupsi dalam Situs Indonesiana) ini merupakan karya pertamanya.

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian I: Relevansi Pentingnya Memahami Wacana
     A. Urgenitas Menempatkan Wacana
     B. Media dan Wacana
Bagian II: Wacana dan Analisis Wacana
     A. Wacana
     B. Analisis Wacana
     C. Analisis Wacana Kritis (AWK)
     D. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough
Bagian III: Ruang Lingkup Norman Fairclough
     A. Dimensi Teks Norman Fairclough
          1. Tema
          2. Modalitas
          3. Latar
          4. Detil
          5. Maksud
          6. Praanggapan
          7. Nominalisasi
          8. Bentuk Kalimat
          9. Kohesi dan Koherensi
          10. Koherensi Kondisional
          11. Koherensi Pembeda
          12. Repetisi
          13. Sinonim
          14. Antonim
     B. Dimensi Praktik Wacana Norman Fairclough
     C. Dimensi Praktik Sosiokultural Norman Fairclough
Bagian IV: Studi Kasus Wacana Berita Bertajuk Korupsi Dalam Situs Indonesiana dan Implikasinya Pada Pembelajaran Analisis Wacana di Perguruan Tinggi
     A. Gambaran Umum
          1. Tema
          2. Modalitas
          3. Latar
          4. Detil
          5. Maksud
          6. Praanggapan
          7. Nominalisasi
          8. Bentuk Kalimat
          9. Koherensi
          10. Koherensi Kondisional
          11. Koherensi Pembeda
          12. Repetisi
          13. Sinonim
          14. Antonim
     B. Dimensi Praktik Wacana Norman Fairclough
          1. Praktik Wacana pada Wacana (1)
          2. Praktik Wacana pada Wacana (2)
          3. Praktik Wacana pada Wacana (3)
          4. Praktik Wacana pada Wacana (4)
          5. Praktik Wacana pada Wacana (5)
     C. Dimensi Sosiokultural Norman Fairclough
          1. Level Situasional
          2. Level Institusional
          3. Level Sosial
     Daftar Rujukan
     Biodata Penulis

Kutipan

Kohesi dan Koherensi 22
Kohesi dan Koherensi Wacana sebagai sebuah struktur merupakann satuan  gramatikal yang terbentuk dari dua lapisan, yaitu lapisan  Media, Wacana Korupsi, dan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough | 23 bentuk dan isi. Kepaduan makna (kohesi) dan  kekompakan bentuk (koherensi) merupakan dua unsur  yang ikut menentukan keutuhan wacana. Kohesi  merupakan aspek formal bahasa dalam organisasi  sintaksis, serta wadah berbagai kalimat yang disusun  secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan.

Kohesi mengacu pada hubungan antarkalimat dalam  wacana, baik dalam tataran gramatikal maupun leksikal  (Gutwinsky dalam Sudaryat, 2008: 151).

Adapun koherensi merupakan kepaduan makna  yang tersusun melalui jalinan kata dan antarkata, kalimat  dan antarkalimat, serta paragraf antarparagraf. Koherensi  menjadi salah satu elemen yang dianalisis dalam teks  karena berkaitan dengan bagaimana suatu teks  dihubungkan atau dipisahkan. Koherensi merupakan  unsur isi dalam wacana, sebagai organisasi semantik,