Harapan Besar dari Polbangtan Menteri Pertanian Dr. Amran Sulaiman meresmikan perubahan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) (18/9). Sebuah harapan besar bagi kemajuan pertanian disematkan kepada Polbangtan.
Dari perguruan tinggi milik Kementerian Pertanian ini diharapkan dilahirkan petani maju dan pelaku usaha yang modern, kreatif, inovatif dan sejahtera.
Kementerian terkait dan pelaku usaha hadir dalam peresmian Polbangtan ini.
Mereka adalah Direktur Utama Bulog Budi Waseso, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Momon Rusmono, perwakilan Kemenristek Dikti, Kemenpan RB, Kementerian PUPR, Kemenpora, Kemendes, Kemensos dan Bappenas serta perwakilan dunia usaha dan industri.
Enam Polbangtan yang ditransformasi dari 6 STPP itu yakni : 1). Polbangtan Medan; 2). Polbangtan Bogor; 3). Polbangtan Yogyakarta Magelang (YOMA); 4). Polbangtan Malang; 5). Polbangtan Gowa; dan 6). Polbangtan Manokwari.
Mentan Amran meminta pembangunan Polbangtan ini tidak hanya sekedar dijadikan simbol, namun harus menjadi wadah yang mampu menciptakan generasi muda pertanian yang inovatif dan menjadi pelaku usaha.
Polbangtan bahkan menjadi wadah lahirnya berbagai teknologi pertanian baru yang modern dalam meningkatkan produksi, nilai tambah dan kesejahteraan petani. Sebab, tanpa teknologi, sektor pertanian tidak mungkin bisa maju dan bersaing dengan pertanian negara lain.
Bahkan Menteri Pertanian punya target besar kepada Polbangtan ini yakni agar Indonesia tidak perlu lagi impor alat dan mesin pertanian. Polbangtan diminta untuk bersinergi dengan Badan Litbang Pertanian yang memiliki SDM dan peralatan dan sumberdaya lainnya yang jauh dari memadai untuk bisa mewujudkan target-target yang diamanahkan kepada Polbangtan.
Perubahan lingkungan dan tuntutan kebutuhan akan SDM pelaksana, khususnya petani intelektual dan berdasi, memang dirasa sangat mendesak saat ini. Petani yang ada saat ini rata-rata sudah berumur di atas 50 tahun dan berpendidikan rendah. Jumlah Rumah Tangga (RT) petani juga menurun.
Regenerasi petani sudah sangat mendesak. Dari alumni Polbangtan inilah salah satunya kita mengharapkan banyak yang terjun menjadi petani atau pelaku agribisnis.
Munculnya generasi muda tani dengan latar belakang pendidikan praktis pertanian dari hulu ke hilir yang modern serta pemahaman teknologi informasi dan administrasi sangatlah dinanti sektor pertanian Indonesia. Dari merekalah masa depan pertanian kita bertumpu.
Kehadiran Polbangtan adalah menambah jumlah perguruan tinggi pertanian di Indonesia yang sudah lebih dulu terjun mencetak generasi muda pertanian Indonesia.
Pada sisi lain kita juga melihat petani yang saat ini bekerja juga perlu mendapatkan pendidikan yang tidak kalah dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi. Pendidikan non formal kepada para petani bisa dilakukan dengan penyuluhan yang memberdayakan.
Untuk ini maka pemerintah punya kewajiban menyediakan Penyuluh Pertanian (PPL) yang berkualitas dan profesional. PPL-nya adalah juga PPL yang menguasai atau bisa mengajak petani masuk agribisnis dan agroindustri dalam era teknologi informasi, yakni menuju pertanian persisi (precision farming) dan pertanian cerdas (smart agriculture).
Maka Pendidikan PPL dan pelatihan PPL juga masih sangat diperlukan. Kita berharap Polbangtan tetap memberikan ruh dan keterampilan penyuluhan buat para mahasiswanya.