Berdasarkan perhitungan prognosa produksi dan ketersediaan, hingga akhir tahun 2018 akan ada surplus beras sebanyak 3,83 juta ton, minyak goreng 24,50 juta ton, gula pasir 344 ribu ton, bawang merah 136 ribu ton, daging ayam 335 ribu ton dan telur ayam ras sebanyak 806 ribu ton. Surplus beras tersebut akan terus terjaga sebab stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog saat ini juga dalam kondisi aman.
Total akumulasi stok Januari-Desember 2018 sebesar 2,37 juta ton dan pemanfaatan CBP hingga November mencapai 454,56 ribu ton. Sehingga stok akhir CBP di akhir November tercatat 2,15 juta ton. Untuk CBP yang dikelola daerah hingga akhir November tercatat 4,03 ribu ton (di Provinsi) dan 4,62 ribu ton (di Kabupaten/Kota).
Belum lagi cadangan beras yang ada di masyarakat (rumah tangga petani, hotel restoran dan katering/horeka, dan penggilingan). Tercatat stok beras yang ada di penggilingan pada minggu ke IV diperkirakan mencapai 1,04 juta ton yang terdistribusi di penggilingan kecil (811 ribu ton), penggilingan sedang (124 ribu ton) dan penggilingan besar (101 ribu ton).
Harga pangan di tingkat eceran pada Minggu ke - IV November 2018, bahkan sebagian mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 dan tahun 2017 pada periode yang sama, kecuali daging ayam ras dan telur ayam ras. Jika dibandingkan dengan tahun 2017, harga beras mengalami penurunan hingga 14,53 persen dari tahun 2017. Hingga Minggu ke IV November, beras medium mencapai harga Rp 11.501 per kilogramnya.
Komoditi lain yang mengalami penurunan harganya adalah cabai merah (6,89 persen menjadi Rp 32.680 per kilogram), bawang merah (4,69 persen menjadi Rp 26.152 per kilogram), minyak goreng (5,42 persen menjadi Rp 11.802 per kilogram), gula pasir (4,41 persen menjadi Rp 13.373 per kilogram) hingga daging sapi (0,34 persen menjadi Rp 114.893 per kilogram). Sedangkan daging ayam dan telur ayam ras mengalami kenaikan sekitar 5 persen.
Harga-harga pangan tersebut diperoleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dari hasil pantauan harga eceran di 10 kota , yakni: Medan, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Samarinda, dan Makassar. Untuk harga eceran beras diperoleh dari 82 kota. Harga eceran beras di 82 kota menggunakan harga riil dari satu kualitas terpilih yang memiliki bobot terbesar.
Dengan situasi pasokan pangan seperti itu, maka pada akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019, bisa diperkirakan harga pangan akan stabil. Meski demikian, pemerintah perlu menyiapkan operasi pasar untuk komoditas-komoditas yang harganya mulai atau cenderung naik. Hal lain yang perlu dilakukan adalah melakukan pengamanan pasokan dan stabilisasi harga di daerah-daerah.
Terutama di daerah yang banyak masyarakatnya merayakan Natal seperti Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku. Kerjasama dengan Satgas Pangan di daerah, Dinas Perdagangan daerah, Bulog Divisi Regional, hingga pemasok pangan di daerah sangatlah diperlukan untuk stabilisasi harga pangan di daerah dan mengamankan pasokan di daerah-daerah.
Stok pangan ada dan mencukupi. Pemerintah sepertinya lebih siap untuk mengamankan harga pangan menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Bila itu bisa diwujudkan maka kondisi ketersediaan dan harga pangan pokok strategis akan tetap aman dan stabil.