Tampilkan di aplikasi

Perlawanan untuk durian Australia

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3778
11 Desember 2018

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3778

Setelah hampir 20 tahun trend pasar durian kita di”jajah” dengan durian Monthong dari Thailand dan lima tahun terakhir dihebohkan dengan durian Musangking dari Malaysia, akhir-akhir ini marak informasi di media sosial tentang bakal masuknya buah durian dari Australia. / Foto : Rilis.id/mardioto

Sinar Tani
Banyak yang optimis, walau durian negri Kanguru itu masuk pasar kita, durian Indonesia tidak akan kalah dalam hal rasa dan mutunya. Tetapi yang lain memandang masuknya durian Australia itu sebagai ancaman serius terhadap pasar durian lokal/nasional kita. Bukan karena rasanya, tetapi Durian Australia itu kabarnya akan dijual dengan harga yang lebih murah dibanding Monthong.

Kabar lainnya mengatakan, kalau durian Australia itu kulitnya tipis, dagingnya tebal, bijinya tipis dan lebih kesat dan manis. Nah, info terakhir inilah yang akan menjadi pukulan berat bagi pasar durian kita. Bagi yang gemar politik kekuasaan, kabar ini biasanya dianggap hoax. Namun bagi yang berfikir realistis, issue itu sebaiknya dianggap benar saja, sehingga walau mungkin sudah terlambat, perlu dilakukan perlawanan bisnis.

Tentu perlawanan yang elegan. Kalau melihat daya beli konsumen kita terhadap produk pangan, ada dua situasi yang menyedihkan. Pertama, bangga mengkonsumsi produk impor. Yang kedua menyerah pada harga murah, kecuali segelintir orang yang status sosialnya selangit, akan bangga dengan membeli produk impor harga tinggi. Misalnya membeli buah durian Musangking yang harganya sekitar Rp 350.000,/ kg buah berkulit.

Untuk produk lokalan saja, selama ini buah durian dikenal sebagai buah yang mahal, sehingga apabila ada pesaing masuk yang harganya lebih “miring”, pasti konsumen tergoda. Pertimbangan berikutnya adalah spesifikasi buah lain terutama daging yang tebal, sehingga akan merasa kenyang setelah makan durian. Rasa dan aroma menjadi pertimbangan terakhir konsumen kebanyakan.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI