Tampilkan di aplikasi

Menerawang prospek bisnis broiler di tahun politik

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3788
25 Februari 2019

Tabloid Sinar Tani - Edisi 3788

Membahas bisnis broiler di acara Indonesian Poultry Club di Bogor

Sinar Tani
Usaha budidaya broiler meminjam istilah orang Betawi pasti “nggak ade matinye” pun di tahun politik kali ini. Fakta menunjukkan, daging ayam ras kini sudah merupakan kebutuhan sehari hari masyarakat banyak. Bahan makanan kaya protein hewani ini disukai segala usia dan harganya juga relatif murah.

Begitu pentingnya daging ayam, hingga pemerintah memasukkan komoditas yang satu itu menjadi bagian dari sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) yang perlu dijaga kecukupan pasokannya. Pemerintah juga terus memantau ketersediaannya mengingat daging ayam juga bisa memicu inflasi di tingkat nasional bila harganya di pasaran meningkat tajam akibat tak berimbangnya antara suplai dan demand.

Pada acara Indonesian Poultry Club (IPC) yang diselenggarakan Majalah Trobos Livestock, di Bogor, belum lama berselang, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPH Nak) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani, menyampaikan data, penyediaan daging broiler di tahun 2018 total mencapai 3.382.311 ton, meningkat 2,2 persen dibanding tahun 2017.

“Untuk tahun 2019 diproyeksikan kebutuhannya akan naik sekitar 6,2 persen dari tahun 2018 karena peningkatan konsumsi dan prediksi perbaikan ekonomi. Jadi prospek bisnis broiler masih menjanjikan di tahun 2019,” jelas Fini.
Tabloid Sinar Tani di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI