Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan percepatan realisasi Luas Tambah Tanam (LTT) padi melalui program Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale). Percepatan LTT ditempuh melalui beberapa strategi untuk menggenjot produksi padi. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan lahan yang ada yang semula ada hambatan terbatas ketersediaan airnya.
Termasuk, penggunaan tabela (tanam benih langsung) padi gogo dengan rekomendasi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) terkait teknologi dan kebutuhan benihnya di saat musim gadu dan di saat air terbatas. Kementan mendukung dan mendorong percepatan tanam melalui sarana dan prasarana pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai dengan budidaya dan pasca panen serta mendorong percepatan tanam melalui pemanfaatan optimalisasi lahan kering.
Direktur Perbenihan, M. Takdir Mulyadi sebagai penanggung jawab Upsus Provinsi Lampung saat melakukan kunjungan lapang di Kecamatan Palas dan Sragi Kabupaten Lampung Selatan mendapatkan masukan dari Kelompok tani (Poktan) tentang usulan bantuan yang mendesak dalam rangka percepatan LTT padi yaitu kebutuhan benih padi adaptif kekeringan dan tahan Wereng Batang Coklat (WBC), traktor roda 4 dan jalan usaha tani.
Untuk diketahui, Kementan terus mengupayakan ketersediaan benih unggul bersertifikat berupa bantuan benih pusat. Dalam penggunaan benih, petani dianjurkan memilih benih unggul bersertifikat untuk meningkatkan produksi. ”Sekaligus perlu dilakukan pergantian varietas unggul baru yang adaptif kekeringan serta tahan WBC yaitu varietas Inpari 42, Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 33,” tambah Takdir.
Terkait kebutuhan benih unggul bersertifikat yang diberikan melalui bantuan benih pusat, dapat mengajukan ke PPL/ KCD, kemudian diidentifikasi kebutuhannya dan diusulkan ke Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi kemudian diusulkan ke pusat.
