Pestisida dan Pupuk Organik
Di tengah upaya gencar intensifi kasi budidaya padi yang dikembangkan Kementerian Pertanian melalui upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale), aspek lingkungan dan kesehatan konsumen tetap perlu mendapatkan perhatian. Budidaya padi sehat perlu menjadi perhatian para petani, penyuluh dan aparat pertanian.
Penggunaan pestisida kimia secara masif untuk membunuh hama penyakit agar produksi padi maksimal adalah cara mudah bagi petani untuk mengindari kegagalan panen. Namun penggunaan pestisida kimia yang terus menerus dan dalam jumlah yang tinggi dalam jangka panjang akan dapat merugikan alam, manusia, petani dan negara.
Penggunaan pestisida yang berlebihan juga bisa menjadikan keseimbangan ekologi terganggu karena terbasminya musuh alami. Pestisida kimia juga dapat menjadi residu pada produk yang dihasilkan. Meski demikian, kita juga sadar bahwa pestisida tetaplah diperlukan dalam upaya meningkatkan produksi pangan dan pendapatan petani.
Hanya saja, aspek lingkungan dan kesehatan juga tidak boleh dikurbankan. Untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas tentu harus tersedia pangan secara cukup dan bermutu. Beras yang dihasilkan petani dan dikonsumsi pendidik harus beras sehat bebas residu bahan kimia, khususnya residu pestisida yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Ada dua hal penting yang patut diperhatikan dalam penggunaan pestisida kimia. Pertama penggunaan dosisnya haruslah tepat. Kedua, bahan aktif pestisida juga dicari yang ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu pada tanaman padi yang akan diolah menjadi beras.
Dalam batas batas tertentu yakni serangan hama penyakit masih relatif aman, pengembangan teknologi pengendalian alternatif yang lebih banyak memanfaatkan bahan dan metode hayati, termasuk musuh alami, pestisida hayati dan feromon juga perlu dianjurkan.
Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi.
Untuk itu perlu digalakkan budidaya padi bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil gabah/beras. Dengan budidaya padi bebas residu memungkinkan bagi petani untuk menerapkan pertanian organik. Dalam pertanian organik, petani diharuskan menggunakan pupuk organik. Di antara dengan cara mengembalikan jerami ke tanah.
Cara ini dapat mengundang capung (sebagai musuh alami wereng). Namun demikian, budidaya organik tidak bisa dikembangkan untuk seluruh pertanaman padi. Bagaimanapun negara masih memerlukan produksi padi yang lebih tinggi agar bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional. Karena itu, penggunaan pupuk anorganik dalam budidaya padi bebas residu dapat digunakan.
Apabila kelompok tani memilih cara budidaya secara organik, sertifi kasi organik diperlukan bagi petani, karena dengan sertifi kat itu petani bisa memperoleh nilai tambah dari penjualan berasnya.
Bagi negara, budidaya padi sehat sangat lah diperlukan untuk keberlanjutan produksi pangan nasional yang berdaulat dan mampu memenuhi kebutuhan nasional dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.
Dalam kerangka itu, maka penggunaan pestisida kimia dan pupuk an-organik suatu kebutuhan agar produksi padi bisa maksimal. Hanya saja penggunaan pestisida kimia dan pupuk anorganik perlu perlu dilakukan secara sehat, sehat bagi lingkungan dan sehat bagi petani serta untuk konsumen pangannya.